Jenis Kista yang Perlu Diwaspadai, Bisa Berpengaruh pada Kesuburan

Yuk, kenali jenis-jenis kista yang memengaruhi sistem reproduksi perempuan!

18 Mei 2023

Jenis Kista Perlu Diwaspadai, Bisa Berpengaruh Kesuburan
Canva/kanchanachitkhamma

Penyakit kista merupakan salah satu penyakit yang seringkali membuat perempuan khawatir. Penyakit ini biasanya memengaruhi rahim, sehingga banyak perempuan harus rela menunda kehamilan karena kista.

Kista merupakan kantong berisi cairan, gas, atau berbahan semi padat yang bisa berpotensi menjadi penyakit membahayakan bagi kesehatan tubuh. Walaupun berpotensi membahayakan tubuh, namun sayangnya penyakit ini masih sering dianggap remeh oleh orang-orang. Apakah kamu termasuk salah satunya?

Nah, kali ini Popmama.com akan membahas mengenai jenis kista yang memengaruhi kehamilan yang perlu diwaspadai. Yuk, langsung saja kita simak sama-sama!

1. Kista dermoid ovarium

1. Kista dermoid ovarium
Instagram.com/drcarolinetirtajasaspogk

Kista ovarium jenis dermoid merupakan salah satu jenis kista yang paling umum ditemukan pada perempuan dengan usia 20-40 tahun. Sebagian besar kista dermoid bersifat jinak. Namun ada juga beberapa kasus kista dermoid yang menjadi kanker (disebut dengan teratoma imatur).

Dikutip dari akun Instagram Dr Caroline Tirtajasa SpOG(K), seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dan Ahli Bedah Laparoskopi, kista dermoid dapat berisi cairan kuning kental, rambut, atau bahkan gigi.

Pada umumnya, penderita kista dermoid tidak merasakan gejala. Jika ada, maka gejala yang muncul tergantung pada ukurannya. 

Gejala kista dermoid dapat berupa nyeri di bagian perut bawah sisi kanan atau kiri, rasa penuh pada perut, hingga perut terasa kembung.

Untuk mengobati kista dermoid, dokter akan melakukan tindakan pembedahan. Namun, karena jenis kista ini banyak terjadi pada perempuan usia subur, jenis pembedahan sangat bergantung pada ukuran kista.

Untuk kista yang masih berukuran kecil, biasanya dokter akan melakukan pengangkatan kista saja (kistektomi). Sementara itu, untuk kista berukuran besar, dokter akan melakukan pengangkatan ovarium (ooforektomi).

2. Kista endometrioma ovarium

2. Kista endometrioma ovarium
Instagram.com/drcarolinetirtajasaspogk

Endometriosis yang terdapat pada ovarium merupakan suatu kondisi di mana sel-sel yang biasanya tumbuh di dalam sebagai lapisan rahim tumbuh di luar rahim.

Penyakit yang juga disebut dengan “kista coklat” ini berisi darah menstruasi yang berwarna merah atau cokelat yang disebut dengan endometrioma. Sekitar 1 dari 10 perempuan usia reproduksi mengalami kondisi ini, khususnya kelompok usia 30-40 tahun.

Penderita endometrioma ovarium biasanya mengalami gejala yang mengganggu, seperti sakit di bagian panggul dan sakit saat menstruasi. Selain itu, penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko kanker ovarium dan menyebabkan penderitanya lebih sulit untuk hamil. Hal ini karena peradangan yang merusak sel sperma dan sel telur secara langsung atau menghambat pergerakan dan pembuahan di tuba falopi.

"Penyakit ini cepat sekali kambuhnya dan menghabiskan cadangan sel telur. Karena itu setelah operasi, harus segera promil yang serius." tulis Dr Caroline Tirtajasa SpOG(K) pada caption unggahan Instagramnya.

Pengobatan endometriosis tergantung pada beratnya penyakit dan gejala yang mencakup obat-obatan, pembedahan atau kombinasi keduanya.

3. Kista folikel

3. Kista folikel
Instagram.com/drcarolinetirtajasaspogk

Pada siklus menstruasi normal, ovarium akan melepaskan sel telur di dalam kantung kecil yang disebut folikel. Saat telur matang, folikel pecah untuk melepaskan telur. 

Namun, pada penderita penyakit ini, folikel tidak pecah untuk melepaskan sel telur. Hal ini menyebabkan folikel terus tumbuh dan berubah menjadi kista. 

Kebanyakan kista folikel tidak menimbulkan gejala dan dapat hilang dalam satu sampai tiga bulan.

Editors' Pick

4. Kista korpus luteum

4. Kista korpus luteum
completewomencare.com

Setelah pelepasan sel telur dan pembuahan berikutnya, folikel akan menyusut dan membentuk  massa sel yang disebut korpus luteum. Korpus luteum ini berfungsi membuat hormon untuk mempersiapkan telur berikutnya pada siklus menstruasi berikutnya.

Kista korpus luteum terbentuk saat kantung folikel tidak menyusut dan terisi dengan cairan yang menumpuk di dalamnya. 

Pada umumnya, kista korpus luteum dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu beberapa minggu atau membutuhkan waktu hingga tiga siklus menstruasi untuk hilang sepenuhnya.

5. Kistadenoma (cystadenoma)

5. Kistadenoma (cystadenoma)
Medicalnewstoday.com

Jenis kista selanjutnya yang perlu diwaspadai adalah kistadenoma atau cystadenoma. Jenis kista ini terbentuk di bagian luar ovarium dengan ukuran mencapai 5-20 cm.

Kistadenoma terdiri dari dua jenis, yaitu kistadenoma serosa dan kistadenoma musinosa. Kistadenoma musinosa lebih jarang ditemukan, lebih bersekat-sekat, lebih besar, dan lebih sedikit yang terjadi di kedua ovarium dibandingkan dengan kistadenoma serosa.

Selain itu, jenis kistadenoma serosa biasanya berisi cairan bening dan cair, sedangkan kistadenoma musinosa berisi cairan lengket. 

Komplikasi Kista Ovarium

Komplikasi Kista Ovarium
Freepik/diana.grytsku

Selain jenis-jenis kista di atas, kamu juga harus waspada terhadap komplikasi penyakit kista ovarium. Berikut adalah beberapa komplikasi kista ovarium yang harus segera mendapat penanganan dari dokter:

1. Kista ovarium terpuntir atau torsi ovarium

1. Kista ovarium terpuntir atau torsi ovarium
Instagram.com/drcarolinetirtajasaspogk

Torsi ovarium merupakan kondisi saat kista yang memiliki ukuran terlalu besar sehingga dapat terpuntir atau bergeser dari posisi semula. Kondisi ini dapat memicu rasa sakit yang luar biasa di area perut bagian bawah.

Dr Caroline Tirtajasa SpOG(K) mengungkapkan bahwa pasien yang mengalami torsi ovarium harus segera dioperasi untuk menyelamatkan sisa ovarium yang sehat.

2. Kista pecah

2. Kista pecah
Instagram.com/drcarolinetirtajasaspogk

Pada beberapa kasus, kista ovarium dapat pecah dan mengakibatkan perdarahan internal. Tentunya kondisi ini dapat menimbulkan nyeri yang hebat pada penderitanya.

Maka dari itu, kista pecah membutuhkan perawatan medis dengan segera. Meski jarang terjadi, kasus ini juga berpotensi mengakibatkan kematian.

Pada dasarnya, belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab kista pecah. Namun, kista akan lebih cenderung mudah pecah jika penderitanya sering melakukan aktivitas berat atau aktif dalam aktivitas seksual.

Nah, itulah informasi mengenai jenis kista yang memengaruhi kehamilan yang perlu diwaspadai. Meskipun sebagian besar penyakit ini bersifat jinak dan dapat menghilang dengan sendirinya, namun kamu tetap harus waspada, ya!

Apabila kamu merasakan beberapa gejala yang telah disebutkan di atas, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Baca juga:

The Latest