Guna memperoleh diagnosa yang akurat terkait masalah kesuburan pria, dokter biasanya akan menyarankan pria untuk melakukan sejumlah tes. Diantaranya pemeriksaan fisik, pemeriksaan kualitas sperma dan evaluasi hormon.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengamati apakah ada kelainan pada organ vital pria, seperti bentuk penis, ukuran testis, epididimis, prostat hingga kelenjar yang ada disekitar alat kelamin.
Sementara pada pemeriksaan sperma, dokter akan menganalisa hasil tes sperma berupa bentuk, kekentalan, gerakan, volume semen hingga jumlah serta strukturnya untuk mengetahui apakah sperma tersebut berkualitas atau tidak. Jika Anda berniat untuk melakukan tes ini, sebaiknya hindari aktivitas seksual yang menyebabkan ejakulasi sekitar 2 hingga 3 hari sebelum pemeriksaan, agar hasil tesnya lebih akurat.
Pemeriksaan terakhir yang sebaiknya dilakukan adalah evaluasi hormon. Tes ini biasanya dilakukan melalui pemeriksaan darah untuk mengukur kadar testosterone dan juga follicle stimulating hormone (FSH) dalam tubuh. Hormon ini memiliki peran yang penting dalam pembentukan sperma serta mendukung pematangan sel sperma. Hormon-hormon inilah yang mempengaruhi kualitas sperma pria.
Selain melakukan sejumlah pemeriksaan, ada baiknya pria mengubah gaya hidup dengan menerapkan pola hidup sehat. Misalnya dengan menjauhi rokok dan alkohol, menghindari stress serta mengkonsumsi makanan yang bergizi.