Tidak ada hubungannya antara posisi seks tertentu dalam menentukan jenis kelamin bayi. Adapun berbagai variasi posisi seks dapat dilakukan dengan tujuan agar pasangan tidak bosan atau bisa juga bertujuan untuk memperbesar peluang kehamilan.
Posisi hubungan intim tertentu dipercaya bisa meningkatkan peluang kehamilan, sebab ada beberapa posisi khusus yang dapat membuat sperma lebih dekat ke rahim. Meskipun lagi-lagi, hal ini pun masih diperlukan penelitian lebih lanjutnya.
Dilansir dari parents, Jeffrey Steinberg, MD, direktur program pemilihan jenis kelamin di Fertility Institutes di Los Angeles menegaskan bahwa tidak ada posisi seks yang bisa memengaruhi jenis kelamin bayi.
Tidak sedikit yang percaya, bahwa melakukan hubungan dengan posisi misionaris saat pria berada di atas diyakini bisa meningkatkan peluang memiliki anak perempuan. Sementara untuk mendapatkan bayi laki-laki, banyak yang percaya bahwa hubungan intim harus dilakukan dengan posisi berdiri.
Selain persoalan posisi, Dr. Landrum Shettles, MD, pertama kali menerbitkan laporan pada tahun 1960-an tentang ciri khas sperma dengan X-bearing (bayi perempuan) dan Y-bearing (bayi laki-laki), menyarankan agar pasangan yang menginginkan anak laki-laki untuk berhubungan seks sedekat mungkin dengan masa ovulasi.
Karena, saat itulah cairan vagina dan serviks perempuan cenderung paling basa, yakni suatu kondisi yang membuat pembuahan paling menguntungkan bagi sperma kromosom Y yang sehat untuk segera menembus sel telur.
Namun, laporan ini kemudian dibantah sebuah penelitian yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine yang melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara waktu hubungan seksual dan jenis kelamin bayi. Hal ini bisa berarti, bahwa tidak ada hal yang benar-benar menjamin untuk mendapatkan jenis kelamin bayi tertentu.
Jika benar-benar bertekad untuk memiliki anak perempuan atau anak laki-laki, ada dua prosedur medis berteknologi tinggi yang melibatkan penyortiran sperma atau embrio yang lebih menjanjikan. Tapi, para ahli masih memperdebatkan hal tersebut, karena hal ini tidak sesuai dengan kode etik yang berlaku.