Ibu Hamil juga Bisa Terkena Hipogonadisme, Apa Itu Ya?

Yuk kenali lebih jauh tentang hipogonadisme, Ma

16 Juni 2020

Ibu Hamil juga Bisa Terkena Hipogonadisme, Apa Itu Ya
Freepik/Ijeab

Pada perempuan maupun laki-laki, ada suatu kondisi yang bisa mengganggu keseimbangan hormon seksual. Kondisi ini kemudian bisa berlanjut pada beberapa masalah terkait karakteristik seksual seseorang.

Seseorang yang mengalami hipogonadisme memiliki produksi hormon seksual yang berada di bawah jumlah normal. Pada laki-laki, kelenjar seksual tersebut yakni testis, sementara pada perempuan yakni ovarium.

Laki-laki dengan hipogonadisme biasanya memiliki masalah dengan produksi sperma dan perkembangan testis. Sementara pada perempuan, kurangnya hormon seksual berkaitan dengan masalah pertumbuhan payudara dan siklus haid.

Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkap tentang hipogonadisme dari berbagai sumber untuk Mama:

1. Apa itu hipogonadisme?

1. Apa itu hipogonadisme
Freepik/Yanalya

Hipogonadisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar seksual menghasilkan sedikit hormon seksual atau bahkan tidak ada sama sekali . Kelenjar seksual yang kadang juga disebut sebagai gonad, yaitu testis pada laki-laki dan ovarium bagi perempuan. Sementara hormon seksual manfaatnya sangat penting, demikian dilansir Healthline.

Pada dasarnya, hormon seksual membantu mengendalikan karakteristik seks sekunder, seperti perkembangan payudara pada perempuan, perkembangan testis pada laki-laki, dan pertumbuhan rambut kemaluan. Hormon seksual juga berperan dalam siklus haid dan produksi sperma.

Hipogonadisme dapat juga dikenal sebagai defisiensi gonad. Sebagian besar kasus hipogonadisme dapat diatasi dengan baik bila diberikan perawatan medis yang tepat.

Ada dua jenis hipogonadisme yaitu primer dan sekunder. Pada hipogonadisme primer, seseorang tidak memiliki cukup hormon seksual dalam tubuh karena masalah pada kelenjar seksual.

Jadi, sebenarnya kelenjar seksual masih mampu menerima perintah dari otak terkait hormon seksual, tetapi mereka tidak dapat memproduksinya.

Sementara itu, hipogonadisme sekunder disebabkan oleh masalah pada otak. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis yang mengontrol kelenjar tidak dapat berfungsi dengan baik.

Editors' Pick

2. Penyebab hipogonadisme

2. Penyebab hipogonadisme
Pixabay/mojzagrebinf

Ada beberapa penyebab hipogonadisme yang perlu diwaspadai. Penyebabnya berbeda-beda, bergantung pada jenis hipogonadisme yang dialami.

Seseorang dengan hipogonadisme primer biasanya akan mengalami kondisi ini akibat penyakit autoimun seperti hipoparatiroidisme, kelainan genetik, infeksi, penyakit hati dan ginjal, paparan radiasi, dan operasi pada organ seksual.

Sementara itu, hipogonadisme sekunder mungkin disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan hipofisis, penyakit radang, kegemukan, kekurangan gizi, paparan radiasi, dan adanya tumor di atau dekat kelenjar pituitari.

3. Gejala hipogonadisme

3. Gejala hipogonadisme
Freepik/Jcomp

Khusus bagi perempuan, gejala hipogonadisme ditunjukkan dalam kondisi yang berbeda dengan laki-laki. Biasanya gejala yang paling terlihat yakni masalah pada siklus haid.

Pertumbuhan payudara juga akan berjalan lambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Selain itu, ada juga penurunan gairah seksual yang terjadi.         

Suasana hati pun bisa mengalami perubahan yang tiba-tiba alias moody. Kondisi ini khususnya terjadinya pada ibu hamil. Jika kasusnya sudah semakin parah, ibu hamil juga bisa mengeluarkan cairan putih dari payudara.

Apabila Mama curiga mengalami gejala-gejala seperti ini, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter, ya.

4. Pemeriksaan dan diagnosis hipogonadisme

4. Pemeriksaan diagnosis hipogonadisme
Pixabay/kropekk_pl

Saat memeriksa apakah ibu hamil mengalami hipogonadisme, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes. Salah satunya yaitu memeriksa kadar hormon seksual.

Mama akan memerlukan tes darah untuk mengetahui kadar hormon perangsang folikel alias follicle-stimulating hormone (FSH) dan hormon luteinisasi. Kelenjar pituitari adalah bagian tubuh yang berfungsi untuk membuat hormon-hormon reproduksi ini.

Pada perempuan, kadar estrogen secara khusus juga akan dites. Tes-tes ini biasanya diambil di pagi hari, yaitu ketika kadar hormon sedang dalam kondisi tertinggi.

Pemeriksaan kadar zat besi juga bisa dilakukan sebab hal ini pun turut memengaruhi kadar hormon seksual.

Dokter mungkin juga akan mengukur kadar prolaktin. Prolaktin adalah hormon yang mendorong perkembangan payudara dan produksi ASI pada perempuan.

Selain melalui tes darah, penegakkan diagnosis hipogonadisme juga bisa melalui tes pencitraan atau ultrasonografi (USG). Nantinya USG akan dilakukan untuk memeriksa apakah ada tumor di kelenjar pituitari mama.

5. Perawatan dan pengobatan hipogonadisme

5. Perawatan pengobatan hipogonadisme
Freepik

Khusus bagi perempuan, perawatan dan pengobatan hipogonadisme biasanya akan melibatkan proses peningkatan jumlah hormon seksual perempuan.

Lini pengobatan pertama biasanya berupa terapi hormon estrogen. Terapi ini bisa diterapkan melalui konsumsi obat-obatan tertentu.

Perawatan lain juga bisa dilakukan, namun berdasarkan pada gejala yang ditunjukkan. Apabila Mama mengalami penurunan gairah seks, Mama mungkin akan diberikan testosteron dosis rendah.

Namun apabila Mama mengalami gangguan siklus haid atau sulit hamil, Mama mungkin akan menerima suntikan hormon atau obat dengan FSH untuk memicu terjadinya ovulasi.

Khusus bagi ibu hamil, pengobatan atau perawatan tertentu akan disesuaikan dengan usia kehamilan, kondisi kesehatan tubuh mama, serta kondisi kesehatan janin. Berdasarkan hasil pemeriksaan nantinya dokter juga akan mengetahui seberapa parah kondisi hipogonadisme yang Mama alami, serta apakah pengobatan perlu dilakukan segera atau tidak.

Itulah informasi mengenai hipogonadisme pada ibu hamil. Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga:

The Latest