Saat hamil, Mama kerap mengalami masalah perut, entah itu sembelit atau kembung. Berikut beberapa penyebab umum sakit atau nyeri perut saat hamil:
Perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh, kurangnya asupan serat, cairan, zat besi ataupun olahraga saat hamil dapat menyebabkan terjadinya sembelit.
Nah, sembelit saat hamil memang umum terjadi, namun Mama harus mengatasinya dengan baik karena tak hanya menyebabkan sulit buang air besar, tapi juga bisa menyebabkan Mama menderita sakit perut, atau nyeri perut yang tajam.
Selain kondisi tersebut, kontraksi palsu juga bisa menyebabkan sakit perut Ma. Kontraksi yang dikenal dengan sebutan kontraksi palsu menyebabkan otot-otot rahim mengencang dan otot perut menegann sehingga menyebabkan rasa sakit pada perut.
Nah, kontraksi palsu umumnya terjadi dalam durasi yang singkat, sekitar 30 detik, tidak lebih dari dua kali per jam dan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari.
Sakit perut saat hamil bisa disebabkan karena adanya penumpukan gas di dalam perut, Ma. Penumpukan gas pada perut atau perut bergas ini umumnya disebabkan karena tingginya kadar hormon progesteron dalam tubuh, yang menyebabkan otot-otot saluran cerna beristirahat. Nah, semakin banyak hormon yang dilepaskan oleh tubuh, maka kinerja saluran cerna akan melambat sehingga makanan akan dicerna lebih lama dan menyebabkan perut menjadi bergas.
Selain karena peingkatan kadar hormon progesteron, perut bergas juga bisa disebabkan karena rahim yang semakin membesar, Ma. Rahim yang membesar dapat menekan organ-organ tubuh sehingga memperlambat proses pencernaan makanan yang pada akhirnya menyebabkan penumpukan gas di perut terjadi.
Sakit perut saat hamil berikutnya bisa disebabkan karena round ligament pain atau nyeri ligamen bundar, Ma. Kondisi ini dapat terjadi karena saat rahim membesar dan meregang, ligamen yang menopang rahim juga ikut meregang.
Efek dari peranganan ini menyebabkan munculnya rasa sakit di bagian perut, panggul dan juga selangkangan. Round ligament pain ini juga dapat Mama rasakan saat sedang mengubah posisi duduk ataupun tidur, bersin, ataupun batuk. Kondisi ini biasanya terjadi pada akhir trimester kedua