Melahirkan di Atas Usia 35 Tahun, Bayi Berisiko Alami Masalah Jantung
Perhatikan bagi Mama yang hamil di usia tua!
15 Juni 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengingat kini semakin banyak perempuan yang fokus pada karier mereka dan berkembangnya kemajuan ilmu kesehatan reproduksi, jumlah bayi yang dilahirkan oleh perempuan di atas usia 35 tahun pun semakin meningkat.
Melahirkan di usia yang lebih tua memang diketahui memiliki risiko tertentu ya, Ma. Risikonya bermacam-macam, bisa berdampak pada kesehatan Mama sendiri maupun kondisi bayi.
Dikutip dari laman Daily Mail, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan setelah usia 35 tahun lebih berisiko memiliki anak dengan masalah jantung.
Benarkah demikian? Berikut ini Popmama.com rangkumkan.
Editors' Pick
Temuan Tentang Risiko Melahirkan di Usia Tua
Melahirkan bayi di usia yang lebih tua memang telah lama diketahui banyak membawa risiko. Perempuan yang hamil di atas 35 tahun cenderung lebih berisiko memiliki anak dengan gangguan pertumbuhan dan kelainan kromosom, seperti Down Syndrome. Mereka juga lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi atau diabetes saat hamil, persalinan prematur, hingga keguguran.
Baru-baru ini, penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Alberta menemukan adanya risiko gangguan pembuluh darah dan masalah jantung yang bisa terjadi saat dewasa pada anak-anak yang dilahirkan ibu di usia lebih tua.
Selain itu, anak-anak dari hasil program IVF atau pembekuan telur juga diketahui memiliki risiko yang sama dalam masalah kardiovaskular, karena usia telur dan plasenta sangat berperan dalam perkembangan sistem pembuluh darah janin.
Menurut direktur eksekutif dari Women and Children's Health Research Institute yang juga ketua penulis studi, Dr. Sandra Davidge mengharapkan penelitian ini bisa meningkatkan pemahaman semua perempuan tentang dampak melahirkan di usia lebih tua pada kesehatan anak di masa depan.
Namun, temuan ini seharusnya tidak membuat para perempuan yang berusia lebih tua untuk enggan memiliki anak, ya. Tetapi, justru digunakan untuk membantu mereka mempersiapkan kehamilan dengan lebih baik.
Mengapa Kehamilan di Usia Tua Berisiko?
Setiap perempuan dilahirkan dengan sejumlah sel telur, yang salah satunya akan dilepaskan setiap bulan selama ovulasi. Seiring dengan bertambahnya usia, baik dari segi jumlah dan kualitas telur-telur ini akan mulai menurun. Proses ini akan berakselerasi lebih cepat setelah usia 35 tahun.
Ditambah lagi, perempuan tersebut juga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kondisi kesehatan kronis dan degenerasi umum dari tubuh saat mereka bertambah tua. Itulah sebabnya kehamilan di usia ini dianggap lebih berisiko.
Lebih lanjut Dr. Sandra Davidge menjelaskan, kehamilan adalah peristiwa yang menarik, terutama dampaknya pada sistem kardiovaskular. Volume darah dalam tubuh perempuan akan terus meningkat selama kehamilannya.
Jantungnya akan menjadi lebih besar dan memompa lebih keras untuk mendistribusikan darah yang dibutuhkan ke seluruh tubuh dan janin yang sedang berkembang di perutnya.
Baca juga: