Melansir Health Cleveland Clinic, ada beberapa kondisi kesehatan pada ibu hamil dapat membuat aktivitas hubungan intim menjadi tidak aman dan sebaiknya dihindari. Dalam kondisi tersebut, berhubungan intim dapat meningkatkan risiko komplikasi baik bagi ibu maupun janin. Adapun kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Biasanya, serviks berfungsi sebagai penghalang yang memisahkan vagina dari rahim. Namun, jika terjadi perubahan seperti dilatasi atau pembukaan dini, risiko persalinan prematur dapat meningkat jika Mama tetap berhubungan seksual.
- Riwayat persalinan prematur atau keguguran
Jika Mama memiliki riwayat persalinan prematur atau keguguran, dokter mungkin akan menyarankan untuk menghindari hubungan seksual. Air mani mengandung prostaglandin, dan saat orgasme, otak melepaskan oksitosin, dua hormon yang dapat merangsang kontraksi rahim.
Jika merasa ada cairan yang keluar dari vagina, segera hubungi dokter. Ini bisa menjadi tanda bahwa dinding yang mengelilingi kantung tempat bayi tumbuh telah pecah. Dalam kondisi ini, hubungan seksual dapat meningkatkan risiko infeksi.
Plasenta previa adalah kondisi plasenta menutupi serviks, berhubungan seksual vaginal dapat menyebabkan gangguan pada plasenta dan berpotensi menimbulkan perdarahan.
- Pendarahan vagina yang belum terdiagnosis
Jika Mama mengalami pendarahan dari vagina tanpa penyebab yang jelas, sebaiknya hindari berhubungan seksual sampai penyedia layanan kesehatan mengetahui penyebabnya.
Nah, demikianlah informasi mengenai berapa kali dalam 1 minggu sebaiknya berhubungan intim saat hamil. Ingat, hal yang terpenting adalah fokus pada kualitas seks, bukan kuantitas. Seks yang jarang tapi berkualitas lebih baik untuk menjaga keintiman dibandingkan sering tapi kurang berkualitas.
Semoga bermanfaat, ya.