Vagina Terasa Panas dan Perih saat Hamil, Pertanda Apa?

Vagina terasa panas saat hamil bisa karena infeksi. Kenali gejalanya agar tidak membahayakan janin!

27 Agustus 2023

Vagina Terasa Panas Perih saat Hamil, Pertanda Apa
Freepik/Doucefleur

Ketika perempuan hamil, terjadi berbagai perubahan pada tubuh yang kadang sulit dipahami. Tidak hanya perut dan payudara yang membesar, ibu hamil juga akan mengalami perubahan pada vaginanya.

Ada perubahan yang normal terjadi meski tetap harus mendapatkan perawatan yang tepat. Misalnya, seperti keputihan yang meningkat, infeksi vagina, hingga pembengkakan.

Penyebab dari perubahan ini yakni aliran darah yang meningkat signifikan. Kadang output-nya bisa rasa tidak nyaman saat beraktivitas. Salah satu gangguan yang mungkin Mama rasakan adalah vagina terasa panas dan perih saat hamil. Apakah ini normal?

Jangan khawatir dulu karena Popmama.com sudah rangkum fakta vagina terasa panas dan perih saat hamil, pertanda apa?

1. Aliran darah yang meningkat menyebabkan perubahan pada vagina

1. Aliran darah meningkat menyebabkan perubahan vagina
Freepik/Freepik

Dikutip dari Healthline, selama kehamilan aliran darah akan meningkatkan secara signifikan. Pada beberapa kondisi, ibu hamil mungkin akan menyadari jika vaginanya tampak bengkak dan terasa penuh.

Pembengkakan dan peningkatan darah ini  dapat meningkatkan libido, sehingga akan lebih mudah terangsang, lho. Dalam beberapa kasus, pembengkakan vagina disebabkan oleh infeksi.

Umumnya, ada beberapa kondisi yang menyebabkan panggul dan vagina terasa sakit saat hamil. Biasanya, hal ini disebabkan karena adanya tekanan sehingga menjadi tidak nyaman.

2. Penyebab vagina terasa sakit di trimester kedua

2. Penyebab vagina terasa sakit trimester kedua
Freepik/Freepik

Di trimester kedua dan ketiga kehamilan, tekanan serta rasa sakit pada vagina lebih sering terasa karena janin semakin besar.

Hal itu makin parah dengan kombinasi panggul yang melemah dan pertambahan berat badan dapat menekan panggul sehingga menyebabkan tekanan pada vagina.

Dasar panggul yang terbuat dari otot dapat menahan organ panggul seperti rahim, vagina, uretra, dan kandung kemih. Ketika dasar panggul melemah, tekanan ini bisa membuat area sekitar pinggul juga vagina terasa sakit yang luar biasa saat hamil.

Terlebih lagi, selain merasakan vagina nyeri saat hamil, ibu hamil juga merasakan nyeri pada tulang vagina yang mengakibatkan kaki menjadi gemetar.

3. Waspada dengan keputihan, bisa sebabkan vagina panas

3. Waspada keputihan, bisa sebabkan vagina panas
Freepik

Keputihan bisa terjadi selama kehamilan bisa mengindikasikan terjadi infeksi pada vagina. Pada vagina yang sehat, keputihan akan mengeluarkan lendir bening atau putih dan tidak berbau.

Hal itu wajar karena perubahan hormon selama kehamilan. Namun terkadang keputihan yang berlebihan menandakan adanya infeksi, seperti vaginosis bakterial (BV), infeksi jamur, Strep Grup B (GBS), dan trikomoniasis.

Jika sudah terjadi infeksi vagina maka ibu hamil bisa mengalami rasa tidak nyaman. Hingga timbul rasa terbakar atau panas pada vaginanya.

Editors' Pick

4. Rasa panas pada vagina karena bacterial vaginosis (BV)

4. Rasa panas vagina karena bacterial vaginosis (BV)
Freepik/wayhomestudio

Bacterial vaginosis (BV) terjadi ketika ada terlalu banyak jenis bakteri di vagina. Bakteri ini nantinya akan memengaruhi keseimbangan pH normal area kewanitaan. Dikutip dari National Institutes of Health, sekitar 1 dari 5 ibu hamil mengalami hal tersebut.

Infeksi yang menyebabkan gatal-gatal pada vagina karena berlebihan bakteri yang dipengaruhi pergeseran hormon. Gejala yang dapat dirasakan seperti keluarnya lendir tipis berwarna putih keabu-abuan, nyeri saat buang air kecil, dan gatal di sekitar vagina.

Gejala BV yang bisa dikenali adalah rasa terbakar di vagina. Keluhan ini juga bisa muncul ketika buang air kecil. Selain rasa terbakar, terdapat beberapa gejala lain yang bisa menjadi tanda vaginosis bakteri, seperti nyeri, gatal, dan bau amis.

Jika gejalanya cukup parah dan tidak diobati, gejala BV dikhawatirkan bisa menetap di vagina dan menyebabkan bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah. Pengobatannya bisa menggunakan antibiotik saat sudah masuk ke trimester kedua.

5. Infeksi Jamur

5. Infeksi Jamur
Pexels/chuanyu2015

Infeksi vagina yang disebabkan oleh jamur dapat menyebabkan sensasi terbakar. Kondisi ini disebut pula sebagai kandidiasis.

Gejala vagina terasa gatal dan terbakar akibat infeksi jamur seperti nyeri dan gatal, vagina dan labia bengkak, muncul kotoran kuning keputihan yang kental, tidak nyaman saat berhubungan seks, hingga rasa terbakar saat buang air kecil.

Penyebab infeksi jamur ini dikutip dari Parents, selama kehamilan terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang membantu jamur-jamur ini berkembang lebih cepat dan banyak.

Penyebab lainnya infeksi jamur termasuk akibat konsumsi antibiotik atau melakukan hubungan seksual dengan penetrasi di vagina. Kedua hal ini bisa mengganggu pH alami vagina.

6. Trikomoniasis

6. Trikomoniasis
Pexels/Cliff Booth

Vagina terasa panas dan perih pada ibu hamil berikutnya bisa karena trikomoniasis. Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual akibat parasit trichomonas vaginalis.

Penularannya terjadi dari satu orang ke orang lain selama berhubungan seksual. Gejala trikomoniasis dapat meliputi sensasi terbakar, gatal, kemerahan, dan nyeri saat buang air kecil.

Tenang saja, ya, Ma karena trikomoniasis ini bisa disembuhkan kok.

7. Strep Grup B (GBS)

7. Strep Grup B (GBS)
Pexels/cliffbooth

Dikutip dari Mayo Clinic, dokter kandungan Myra Wick, MD, mengungkapkan sekitar 20-25 persen orang memiliki bakteri GBS yang hidup di saluran usus, rektum, atau vagina.

Jumlah orang sehat yang memiliki GBS cukup banyak, tetapi belum diketahui pasti mengapa beberapa orang bisa mengalami infeksi serius sementara yang lain tidak.

Gejala GBS bisa menyebabkan infeksi saluran kemih, termasuk rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil, warna urine keruh, dan sering BAK.

8. Tips menangani vagina terasa panas dan perih saat hamil

8. Tips menangani vagina terasa panas perih saat hamil
Unsplash/Timothy Meinberg

Tentunya rasa tidak nyaman di vagina seperti sensasi terbakar dan nyeri itu sangat mengganggu. Untuk penanganan awal maka bisa melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Perbanyak minum air putih.
  • Tidak menahan buang air kecil.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Hindari penggunaan sabun pencuci kewanitaan.
  • Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun agar mudah menyerap keringat dan tidak ketat.
  • Mengganti pakaian dalam secara berkala bila basah, lembab, atau berkeringat.
  • Mengonsumsi yoghurt dengan takaran normal, karena kandungan Lactobacillus bisa menyehatkan pencernaan dan mencegah infeksi vagina.

Bila keluhan yang dirasakan tidak membaik dalam 3-5 hari, ada baiknya segera menjumpai dokter spesialis kandungan terdekat untuk bisa dilakukan pemeriksaan dan evaluasi medis yang lebih lengkap.

Itulah tadi fakta vagina terasa panas dan perih saat hamil. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest