Tradisi 4 Bulanan Adat Jawa: Seluk Beluk, Prosesi, dan Filosofinya

Tradisi 4 bulanan banyak ditemui di Jawa Tengah, dan dilakukan saat usia kehamilan 4 bulan.

14 Juni 2021

Tradisi 4 Bulanan Adat Jawa Seluk Beluk, Prosesi, Filosofinya
Pexels/Leah Kelley

Suku Jawa dikenal memiliki berbagai tradisi yang unik namun penuh filosofi. Hampir setiap momen kehidupan selalu disambut dengan berbagai macam ritual untuk mendoakan keselamatan dan keberkahan. Salah satu yang sangat umum adalah tradisi empat bulanan.

Tradisi ini banyak ditemui di Jawa Tengah, dan dilakukan saat usia kehamilan mencapai empat bulan. Tujuannya tak lain adalah mendoakan agar janin senantiasa diberikan berkah sejak di dalam perut hingga nanti lahir dan menjalani kehidupan.

Sebenarnya bukan hanya Jawa saja yang punya tradisi empat bulanan. Ada beberapa daerah lain yang juga mengadakan tradisi empat bulanan, dengan prosesi yang berbeda-beda. Dalam ulasan ini, Popmama.com akan memberikan informasi seputar tradisi empat bulanan adat Jawa. Berikut penjelasan singkatnya!

Seluk Beluk Tradisi 4 Bulanan Adat Jawa

Seluk Beluk Tradisi 4 Bulanan Adat Jawa
Instagram/dekorasi.sidoarjo

Sebagaimana disebutkan di atas, acara ini dilakukan untuk mendoakan keselamatan sang Bayi. Waktu empat bulan dipilih karena masyarakat Jawa percaya bahwa waktu ini adalah momen ketika Sang Pencipta meniupkan ruh dan menugaskan malaikat untuk mulai mencatat empat perkara, yaitu rezeki, maut, amal, dan jalan hidup sang Bayi.

Karenanya, momen tersebut dimanfaatkan untuk memanjatkan doa agar roh yang dimasukkan memiliki sifat baik dan malaikat diharapkan mencatatkan hal yang positif untuk calon Jabang Bayi. Selain itu, pada usia kehamilan empat bulan bayi juga dipercaya sudah memiliki anggota tubuh yang lengkap sehingga menjadi hal yang wajib disyukuri.

Tentang Prosesi 4 Bulanan

Tentang Prosesi 4 Bulanan
Pexels/Leah Kelley

Tradisi empat bulanan harus dilaksanakan sesuai dengan hitungan waktu yang tepat menurut kepercayaan Jawa. Biasanya lokasi penyelenggaraan yang dipilih adalah rumah orangtua calon Bayi, atau tempat yang dihuni oleh suami/istri yang sedang menantikan calon Bayi.

Acara empat bulanan umumnya tidak serumit tradisi tujuh bulanan. Acara ini hanya berupa kenduri yang menekankan pada doa bersama. Selain itu, penyelenggara juga harus menyediakan besek berisi makanan tertentu, yang nantinya akan dibagikan kepada tamu undangan saat pulang.

Hidangan saat Acara 4 Bulanan

Hidangan saat Acara 4 Bulanan
Instagram/Riewie Catering

Tradisi empat bulanan juga tak lepas dari berbagai hidangan wajib yang harus disediakan. Masing-masing memiliki filosofi sendiri, yang nantinya menjadi symbol kebaikan untuk jabang bayi. Apa saja menu yang ada dalam acara empat bulanan?

  • Nasi megono. Sajian ini umumnya ditempatkan di dalam besek, yang terdiri dari nasi putih, nangka muda (gori), dan urap cecek (nangka muda yang dicacah dan diberi bumbu parutan kelapa). Hidangan ini adalah wujud syukur atas semua kebaikan yang diterima.
  • Bubur abang putih. Hidangan ini juga dikenal dengan istilah bubur merah putih atau bubur sengkolo. Keberadaannya adalah lambang dari tolak bala agar kehidupan calon Bayi jauh dari kesialan.
  • Kupat sumpel. Walau isinya sama-sama beras, perbedaan kupat biasa dan sumpel adalah bentuknya yang berupa limas segitiga. Makanan ini melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, serta manusia dengan manusia.
  • Wajik. Makanan dari beras ketan, gula Jawa, dan santan ini memang nikmat. Dalam hal ini, filosofinya dalah agar kedua mempelai terus bersama hingga akhir hayat.
  • Arem-arem. Makanan ini mirip lemper yang dibungkus daun pisang, namun dengan bahan beras. Teksturnya lengket dan biasanya berisi daging ayam suwir atau cincang.
  • Klepon. Jajanan pasar ini juga menjadi hidangan umum yang biasanya disediakan dalam acara empat bulanan.
  • Kue mendut. Kue tradisional ini memiliki rasa manis, dengan tekstur kenyal dan lengket. Biasanya kue mendut dibungkus dengan daun pisang.
  • Cenil. Kue cenil juga jadi sajian umum dalam acara tradisi empat bulanan. Warnanya yang beragam tentunya membangkitkan selera untuk menyantap.

Itulah informasi terkait tradisi 4 bulanan adat Jawa. Dengan tata cara yang detail dan segala printilannya, acara ini memang menjadi bagian menarik dari budaya Indonesia.

Baca juga:

The Latest