Suami Menjilat Vagina Istri saat Hamil, Aman atau Membahayakan Janin?

Sebelum melakukannya, cari tahu dulu apakah aktivitas ini aman atau tidak, ya, Ma

17 April 2024

Suami Menjilat Vagina Istri saat Hamil, Aman atau Membahayakan Janin
Freepik/rawpixel.com

Berhubungan intim bermanfaat bagi ibu hamil dan papa. Ada beragam cara untuk melakukan hubungan intim. Mulai dari melakukan berbagai posisi intim hingga menjilat vagina.

Meski diperbolehkan dokter untuk berhubungan intim, Mama perlu mengetahui faktor keamanannya bagi kehamilan dan janin. Contohnya, suami menjilat vagina istri saat hamil, aman atau membahayakan janin?

Bila Mama dan papa melakukan aktivitas ini saat hamil, simak dulu rangkuman informasinya pada ulasan Popmama.com berikut ini.

Suami Menjilat Vagina Istri saat Hamil, Aman atau Membahayakan Janin?

Suami Menjilat Vagina Istri saat Hamil, Aman atau Membahayakan Janin
Freepik

Seks oral - menjilat, mengisap, dan penetrasi lidah - semuanya aman untuk dilakukan saat hamil.

Namun hindari meniup ke dalam vagina selama kehamilan saat menjilat vagina atau melakukan seks oral. Meniup ke dalam vagina dapat menyebabkan emboli udara. Ketika gelembung udara memasuki pembuluh darah atau arteri dan menyumbatnya, yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau gagal napas.

Meskipun jarang terjadi, emboli udara dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

Editors' Pick

Apa yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Seks Oral saat Hamil?

Apa Harus Diperhatikan saat Melakukan Seks Oral saat Hamil
Freepik/Jcomp

Seks oral, seperti menjilat vagina istri, juga aman selama kehamilan. Seiring perkembangan kehamilan, bereksperimenlah untuk menemukan mana yang terbaik dan aman untuk Mama dan janin. Biarkan kreativitas mengambil alih, selama Mama tetap memikirkan kesenangan dan kenyamanan bersama.

Meningkatnya volume darah selama kehamilan dapat membuat kapiler lebih sensitif. Artinya pembuluh darah bisa pecah meski hanya gesekan ringan. Kekhawatiran utama lainnya mengenai seks oral selama kehamilan adalah tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti HIV, gonore atau klamidia.

Nah, ini perlu didiskusikan dengan dokter, Ma. Tanyakan kepada dokter aktivitas hubungan intim seperti apa yang aman untuk Mama.

Manfaat Hubungan Intim saat Hamil

Manfaat Hubungan Intim saat Hamil
Freepik/prostooleh

Berhubungan intim selama kehamilan bisa memberikan beberapa manfaat, seperti:

  • Berhubungan intim jadi pengalaman yang aman dan mempererat ikatan dengan suami. Kehamilan adalah roller coaster emosional bagi Mama dan suami.
  • Berhubungan intim baik untuk kesehatan fisik. Satu kali hubungan intim selama 30 menit dapat membakar sekitar 50 kalori dan juga menurunkan tekanan darah.
  • Berhubungan intim dapat meringankan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Karena orgasme menandakan pelepasan oksitosin, hormon yang dapat meningkatkan toleransi rasa sakit, orgasme dapat membantu mengatasi sakit punggung dan nyeri terkait kehamilan lainnya.
  • Berhubungan intim bisa meningkatkan kualitas tidur. Berhubungan intim saat hamil tidak hanya membantu Mama rileks, tetapi juga melepaskan hormon perasaan senang yang disebutkan di atas.
  • Berhubungan intim memengaruhi suasana hati baik. Meskipun Mama sangat bersemangat dengan kehamilan, hormon-hormon buruk tersebut masih dapat menyebabkan kecemasan dan kesedihan. Pelepasan oksitosin yang terjadi saat orgasme tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi rasa sakit fisik - tetapi juga dapat membantu meningkatkan perasaan cinta dan kegembiraan, sehingga mendekatkan Mama dengan suami.
  • Berhubungan intim mungkin bisa membantu persalinan. Mengalami orgasme memacu rahim berkontraksi. Kecuali jika Mama mendekati akhir kehamilan dan tubuh siap untuk memulai proses melahirkan, kontraksi ini tidak cukup kuat untuk membuat Mama melahirkan.

Kapan Ibu Hamil Tidak Boleh Berhubungan Intim?

Kapan Ibu Hamil Tidak Boleh Berhubungan Intim
Freepik/senivpetro

Tergantung pada situasinya, dokter mungkin membatasi hubungan intim selama kehamilan. Ini bisa terjadi untuk jangka waktu tertentu atau sembilan bulan penuh jika itu merupakan kehamilan berisiko tinggi.

Beberapa alasan umum mengapa Mama mungkin disarankan untuk tidak melakukan hubungan intim atau terus melakukan pembatasan meliputi:

  • riwayat (atau gejala) persalinan prematur atau kelahiran prematur,
  • diagnosis inkompetensi serviks atau plasenta previa,
  • perdarahan, keputihan, atau kram vagina yang tidak diketahui penyebabnya,
  • kebocoran cairan ketuban,
  • kehamilan kembar.

Selain itu, jangan berhubungan intim jika Mama sedang mengalami kontraksi atau air ketuban pecah.

Pastikan untuk bertanya kepada dokter apa yang aman untuk dilakukan dan kapan. Dengan cara ini Mama dan suami dapat melakukan aktivitas yang menyenangkan tanpa stres.

Sekarang Mama sudah mengetahui penjeleasan tentang suami menjilat vagina istri saat hamil. Semoga informasi ini bisa membantu Mama dan suami melakukan hubungan intim yang aman.

Baca juga:

The Latest