Apa Itu Makrosomia? Ini Penyebab Risiko Melahirkan Bayi Besar

Melahirkan bayi besar membutuhkan perjuangan yang ekstra, ini dia penyebabnya

20 Maret 2022

Apa Itu Makrosomia Ini Penyebab Risiko Melahirkan Bayi Besar
rd.com

Sudah pernah mendengar kelahiran dengan bayi besar atau istilah makrosomia belum nih, Ma?

Makrosomia adalah berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000 gram. Melihat insiden bayi lahir dengan makrosomia mempunyai resiko cukup tinggi yang mungkin terjadi pada ibu maupun janin, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi persalinan dengan makrosomia.

Berdasarkan penelitian WHO tahun 2007, di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun. Salah satunya terjadi karena terdapat komplikasi selama masa kehamilan. 

Terdapat resiko komplikasi dari bayi berat lahir berlebih atau makrosomia, baik dialami oleh ibu atau bayi itu sendiri. Resiko komplikasi ibu saat melahirkan antara lain perdarahan, infeksi, sectio sesarea dan preeklampsia.  

Untuk Mama yang penasaran dengan makrosomia, berikut rangkuman lengkap dari Popmama.com

Semoga penjelasan ini berguna ya, Ma!

Penyebab terjadinya kondisi makrosomia

Penyebab terjadi kondisi makrosomia
Unplash/Omar Lopez

Kondisi kehamilan ini bisa terjadi karena ibu hamil mengalami obesitas sebelum (diabetes pra-gestasional) dan selama kehamilan (diabetes gestasional). Ini akan membuat pasokan gula dalam darah terlalu berlebihan, sehingga berakibat tubuh janin akan memproduksi lebih banyak insulin dan membuat ukuran badannya membesar.

Selain itu, penyebab dari bayi dengan berat badan besar biasanya disebabkan oleh:

  • Faktor genetik. Riwayat keluarga antara ibu dan ayah yang lahir dengan berat badan di atas bayi normal memungkinkan anaknya mengalami hal serupa.
  • Pola makan yang salah. Makan terlalu banyak selama masa kehamilan akan membuat kondisi bayi lebih besar dari bayi normal. Ada baiknya untuk lebih memperhatikan pola makan yang lebih sehat.
  • Melewati jadwal HPL (Hari Perkiraan Lahir). Menurut Dr Christopher Chong, pakar kandungan ini menjelaskan bahwa masa kehamilan yang lebih lama dibandingkan pada kondisi umumnya akan membuat bayi lahir lebih besar.

Editors' Pick

Persalinan dengan kondisi makrosomia secara normal

Persalinan kondisi makrosomia secara normal
Unsplash/John Looy

Walaupun kehamilan dengan kondisi makrosomia memiliki ukuran bayi yang besar dibutuhkan kesiapan untuk menjalani persalinan secara normal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti:

  • Mengetahui ukuran bayi. Sebelum memilih melakukan persalinan secara normal, dokter akan mencoba melihat letak dan ukuran bayi terlebih dahulu sebelum melakukan persalinan.
  • Membutuhkan kekuatan lebih untuk melakukan kontraksi. Mengingat bayi yang akan lahirkan berukuran cukup besar, maka dibutuhkan ekstra kekuatan. Namun, ini juga akan  dibantu dengan obat sebagai perangsang kontraksi.
  • Melihat jalur lahir. Dalam persalinan normal, area tulang pelvis harus dilihat terlebih dahulu. Dokter akan melihat kondisi panggul apakah bisa melahirkan bayi dengan ukuran yang besar. Apabila pelvis pernah mengalami cedera atau luka, maka biasanya persalinan akan lebih diajurkan untuk melangsungkan kelahiran secara caesar.

Persalinan dengan kondisi makrosomia secara caesar

Persalinan kondisi makrosomia secara caesar
Unplash/Saul Ruiz

Jika ini menjadi pengalaman pertama untuk melahirkan dan merasa tidak yakin untuk melahirkan secara normal, dokter akan lebih menyarankan untuk melahirkan caesar. Apalagi kehamilan dalam kondisi makrosomia, sehingga berat bayi cukup besar.

Meskipun begitu, ini menjadi pilihan yang masing-masing. Proses persalinan secara caesar hanya akan menjadi solusi agar ibu dan bayi lahir selamat.

Berbeda dengan kelahiran bayi besar atau kondisi makrosomia ini jika melahirkan secara normal.

Cara mencegah terjadinya makrosomia

Cara mencegah terjadi makrosomia
Unsplash/Kelly Sikkema

Seperti penyakit lain, makrosomia sebenarnya bisa dicegah. Beberapa rekomendasi ini diharapkan bisa dilakukan pencegahan, seperti:

  • Berusaha menjaga berat badan. Makan dalam jumlah sedikit, namun sering. Sebisa mungkin perhatikan jadwal makan, sarapan dengan porsi secukupnya dan lebih mengurangi makan malam.
  • Tetap beraktivitas dan bergerak. Ibu hamil yang kurang bergerak akan mengalami penumpukan kalori, sehingga akan tersimpan menjadi bentuk lemak. Sebisa mungkin untuk melakukan olahraga teratur untuk meningkatkan metabolisme tubuh dan membakar kalori berlebih.
  • Mengurangi makanan yang tidak bergizi dengan porsi besar termasuk camilan junk food. Usahakan untuk mengonsumsi camilan bergizi seperti kacang-kacangan, sayuran hingga buah.
  • Selalu periksakan kehamilan secara teratur untuk memantau berat badan selama kehamilan.

Itulah beberapa rangkuman mengenai makrosomia. Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya, Ma. 

Baca juga: 

The Latest