Keinginan untuk berlibur pasti dimiliki setiap orang, termasuk ibu hamil. Namun, saat ingin traveling dalam kondisi hamil sebaiknya mulai berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum keberangkatan.
Saat trimester kedua kehamilan, Radhini tidak merasa takut saat ingin melakukan babymoon ke Jepang. Justru baginya, babymoon bisa menjadi waktu yang menyenangkan karena dapat menghabiskan waktu bertiga.
"Prinsipku selama dokter memperbolehkan, aku akan berangkat. Aku juga mendengarkan beberapa saran dari dokter seperti harus minum ekstra vitamin dan obat untuk berjaga-jaga. Aku kalau mulai kecapean atau agak nyeri sedikit, selain istirahat ya minum obat penguat janin dari dokterku. Selain itu, disarankan juga untuk meminum air putih karena diusahakan jangan sampai kurang. Lalu diingatkan agar tidak terlalu lelah saat traveling, just have fun and be happy," ucap Radhini.
Selain mendengarkan saran dari dokter, Radhini pun tetap mendengarkan sinyal-sinyal dari tubuhnya sendiri selama traveling saat hamil.
"Emang harus dengar kata badan dan kata bayi maunya apa. Makanya babymoon kemarin nggak ada rencana perjalanan apa-apa sama sekali. Benar-benar ngikutin alurnya aja mau kemana mau ngapain," tambahnya.
Selama pergi ke Jepang untuk babymoon, Radhini tidak ingin egois untuk terus jalan-jalan tanpa memikirkan kehamilannya. Kompromi sama diri sendiri itu perut, menurutnya jika ada tujuan yang belum terpenuh karena sudah lelah sebaiknya dibawa santai saja.
Radhini selalu berpegang teguh bahwa yang terpenting dalam babymoon yaitu harus santai dan bahagia, sehingga tidak perlu memaksakan diri bila kondisi tidak memungkinkan. Cara seperti ini tentu ampuh sebagai salah satu siasat agar kesehatan bayi dan sang Mama selama liburan masih tetap terjaga.
Ada yang memiliki pengalaman babymoon serupa seperti Radhini?
Baca juga: Hamil 6 Bulan, Sandra Dewi Babymoon ke Melbourne Bareng Suami dan Anak