TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Contoh Sikap Mengamalkan Pancasila, Sila ke-1 Hingga ke-5

Pengamalan Pancasila bisa ditemui dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Pixabay/ibnuamaru-3048398

Tidak hanya menghafal Pancasila, dari sila pertama sampai kelima, kamu juga harus bisa mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Sebab, Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara saja, tetapi juga pilar ideologi bangsa Indonesia yang menjadi Pancasila.

Apa itu Pancasila?

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, “panca” yang berarti “lima” dan “sila” yang berarti “prinsip” atau “dasar”.

Dengan begitu, Pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar negara Indonesia yang menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia.

Artinya, semua masyarakat Indonesia akan mengacu pada pada Pancasila, termasuk nilai, norma, dan akidah sebagai dasar dalam bermasyarakat.

Nah, kali ini Popmama.com akan memberikan contoh sikap mengamalkan Pancasila, dari sila pertama hingga sila kelima, dalam kehidupan sehari-hari. Disimak, ya!

1. Bunyi Pancasila

Unsplash/mufidpwt

Pancasila terdiri lima yang masing-masing sila memiliki makna dan lambangnya sendiri. Berikut ini bunyi Pancasila beserta lambangnya.

  1. Ketuhanan yang Maha Esa (dilambangkan dengan lambang bintang)
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (dilambangkan dengan rantai)
  3. Persatuan Indonesia (dilambangkan dengan pohon beringin)
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (dilambangkan dengan kepala banteng)
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (dilambangkan dengan padi dan kapas)

2. Contoh sikap mengamalkan sila pertama

Freepik/rawpixel-com

Sila pertama yang berbunyi, “Ketuhanan yang Maha Esa” menandakan adanya jaminan kebebasan dalam beragama. Dengan kata lain, kita tidak boleh mengatur atau mencampuri urusan kepercayaan karena hal tersebut merupakan hak masing-masing.

  1. Saling menghormati, baik sesama teman, tetangga, maupun saudara yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda.
  2. Tidak memaksakan atau mencampuri suatu agama kepada orang lain.
  3. Bekerja sama dan saling tolong menolong dalam hal menyiapkan penyelenggaraan kegiatan keagamaan saat merayakan hari besar keagamaan.
  4. Bersikap ramah, sopan, dan santun terhadap siapa pun yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda.
  5. Gotong royong dalam bidang sosial, ekonomi, dan keamanan tanpa pandang agama.
  6. Menoleransi agama dengan tidak mengganggu apabila agama lain sedang mengadakan acara atau ibadah.

3. Contoh sikap mengamalkan sila kedua

Freepik/jcomp

Sila kedua berbunyi, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Tandanya, kita harus mengakui bahwa kedudukan semua orang adalah sama.

  1. Tidak membeda-bedakan manusia, baik suku, agama, warna kulit, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain.
  2. Menghormati orang yang lebih tua.
  3. Berbicara dengan teman, tetangga, atau orang lain dengan ramah, sopan, dan santun.
  4. Tidak melecehkan dan mendiskriminasi seseorang dengan alasan apa pun.
  5. Membela kebenaran dan keadilan tanpa pandang bulu.
  6. Ikut menjenguk teman, tetangga, atau saudara yang sakit tanpa membedakan kaya atau miskin.

4. Contoh sikap mengamalkan sila ketiga

Freepik/rawpixel-com

Bunyi sila ketiga, yaitu “Persatuan Indonesia”. Artinya, sebagai masyarakat Indonesia kita harus menjadi satu, baik yang kaya, miskin, pejabat, maupun orang biasa. Tujuannya adalah demi menghindari adanya perpecahan dan segala bentuk konflik masyarakat.

  1. Mencintai tanah air dan bangsa.
  2. Membeli produk-produk dalam negeri.
  3. Mengharumkan nama bangsa Indonesia melalui berbagai bidang akademik dan non akademik.
  4. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
  5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan, sehingga dapat tumbuh rasa saling tolong menolong ketika ada seseorang yang merasa kesusahan.
  6. Ikut serta dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan ketenteraman di lingkungan sekitar.
  7. Bergaul tanpa melihat latar belakang suku, ras, dan adat istiadat.

5. Contoh sikap mengamalkan sila keempat

Pinterest/tribunusjatim

Bunyi sila keempat ialah “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”. Sila tersebut bermakna bahwa bangsa Indonesia memiliki prinsip demokrasi dan kedualatan rakyat dalam menyelesaikan setiap masalah.

  1. Mengutamakan musyawarah, diskusi, dan bertukar pendapat demi tercapainya mufakat dalam setiap permasalahan.
  2. Menghargai setiap manusia yang tengah berbicara atau menyampaikan masukan dalam bermusyawarah.
  3. Melaksanakan setiap hasil keputusan musyawarah dengan penuh rasa tanggung jawab dan tanpa keterpaksaan.
  4. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara daripada kepentingkan pribadi.
  5. Ikut serta dalam pemilihan umum.
  6. Tidak memaksakan keinginan sendiri atau orang lain saat musyawarah.

6. Contoh sikap mengamalkan sila kelima

Freepik/gpointstudio

Sila kelima atau sila terakhir ini berbunyi, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sila kelima tersebut berhubungan dengan sikap adil dan menghormati hak asasi manusia.

Artinya, seluruh masyarakat Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam semua aspek, termasuk suku, budaya, agama, ras, hukum, politik, dan lainnya.

  1. Selalu berbuat adil kepada siapa pun tanpa pilih kasih.
  2. Menghargai setiap hasil karya orang lain.
  3. Tidak membeda-bedakan seseorang karena status dan kondisi sosial dan ekonominya.
  4. Membantu orang-orang yang sedang mengalami musibah tanpa pilih-pilih.
  5. Tidak merusak kepentingan umum.
  6. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong di lingkungan sekitar, misalnya kerja bakti.
  7. Menghormati hak asasi manusia.
  8. Menjaga kerukunan dan persatuan dengan sesama masyarakat Indonesia.

Itulah contoh sikap mengamalkan Pancasila, dari sila pertama hingga sila kelima. Kamu bisa menemukannya di lingkungan sekitar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang taat pada Pancasila ya!

Baca juga:

The Latest