TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Harus Peka, 5 Tanda Anak Menjadi Korban Bullying di Sekolah

Merasa enggan atau menghindari untuk pergi ke sekolah

Freepik/Wavebreamedia

Tindakan Bullying, bisa terjadi pada anak dimana saja dan kapan saja, termasuk pada saat anak bersekolah. Ketika anak mengalaminya, banyak anak yang tak mengatakannya pada siapapun, termasuk pada Mama atau Papa.

Sehingga akhirnya anak-anak sering merasa takut bahkan depresi dalam jangka waktu yang panjang, karena membiarkan diri sendiri dalam keadaan menderita akibat perilaku bully yang semakin menjadi-jadi.

Untuk itu Mama harus bisa peka untuk mengenali tanda-tanda ketika anak menjadi korban bully.

Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang 5 tanda bahwa anak mengalami bullying, di bawah ini:

1. Enggan atau menghindar untuk pergi ke sekolah

Freepik/freephoto

Sekolah merupakan tempat yang paling rentan terhadap tindakan bully, oleh sebab itu jika anak merasa enggan dan cenderung menghindar untuk pergi ke sekolah, Mama patut curiga ada sesuatu yang salah dengan anak.

Umumnya, alasan yang digunakan oleh anak untuk tidak sekolah adalah berpura-pura sakit atau sengaja sulit dibangunkan saat tidur.

Saat itu terjadi, Mama dapat memantaunya dengan cara bertanya pada anak atau pada gurunya tentang keaktifan anak selama disekolah.

Mungkin saat ini anak sedang menjalani sekolah online, tapi kondisi ini kadang tidak membebaskan anak dari tindak bully.

Misalkan, saat sekolah online diminta untuk kirim foto dari rumah sambil memperlihatkan tugasnya. Lalu foto dikirimkan di grup chat kelas.

Lalu ada anak lain yang ikut menyimpan fotonya, kemudian mengolok hasil tugas melalui unggahan di media sosial. 

Ini juga termasuk dalam sikap bully lho, Ma.

2. Sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut, dan ada luka di tubuh

Freepik/premphurish

Menurut Verywell Family, anak yang mengalami bullying biasanya akan sering merasa sakit kepala, sakit perut, atau penyakit fisik lainnya. Sakit kepala dan sakit perut bisa terjadi ketika anak mengalami tekanan atau rasa cemas, yang bisa saja terjadi karena tindakan bullying.

Tanda-tanda yang lebih jelas dari perilaku perundungan adalah dengan adanya luka seperti memar dan goresan pada tubuh.

Anak juga bisa saja menunjukkan perubahan dalam kebiasaan makan, seperti melewatkan jam makan atau justru makan berlebihan. Keadaan lainnya adalah anak pulang dari sekolah dalam keadaan lapar akibat tindakan bullying di sekolah seperti bekalnya diambil paksa atau melewatkan jam istirahat karena takut.

3. Kehilangan atau perubahan dalam hal pertemanan

Freepik/Ksandrphoto Ilustrasi

Kehilangan rasa ingin berteman atau perubahan dalam hal pertemanan juga bisa menjadi tanda-tanda anak mengalami bullying. Terutama bagi anak-anak yang sudah beranjak remaja.

Anak-anak yang mengalami bullying menunjukkan keengganan untuk bergaul dengan anak-anak lain karena tak nyaman untuk bertemu, hal ini bisa jadi tanda bahwa anak sempat mengalami bullying dalam kelompok pertemannya.

4. Sulit tidur di malam hari karena gugup dan cemas

Freepik/Ulkas

Menurut Reader’s Digest, perilaku tidak menyenangkan dari lingkungan yang kerap diterima anak, bisa membuatnya merasa gugup atau cemas tentang apa yang mungkin terjadi pada hari berikutnya, bisa di sekolah atau di tempat lain.

Jika Mama seiring melihat anak tampak lelah atau tidak bersemangat di pagi hari, Mama dapat bertanya padanya apakah mengalami kesulitan tidur di malam harinya. Jika iya, Mama bisa mulai bertanya apa yang membuat anak kesulitan tidur.

5. Kehilangan minat belajar dan penurunan nilai akademik

Freepik/Odua

Anak yang dibully juga cenderung sulit untuk fokus pada tugas sekolah, yang pada akhirnya mereka mungkin kehilangan minat belajar dan mengalami penurunan nilai akademiknya.

Jika Mama memperhatikan tanda yang satu itu, jangan langsung memarahinya.

Tanyakan pada anak apakah ada permasalahan di sekolah atau tidak, lalu Mama mulai dapat mencari tahu alasannya. Sebab bisa jadi tindakan bullying yang menjadi akar permasalahannya.

Jika Mama menemukan tanda-tanda di atas pada anak, coba tanyakan padanya apakah ia mendapatkan perlakuan yang tak menyenangkan dari orang lain.

Kemudian diskusikan pada guru untuk mengetahui apa yang terjadi pada anak selama di sekolah atau di lingkungan pergaulannya.

Baca juga:

The Latest