TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Cara Mengajarkan Anak Mengelola Emosi agar Tidak Mudah Tantrum

Ternyata sejak balitapun anak dapat diajarkan untuk mengelola emosi. Bagaimana caranya, ya?

Freepik/karlyukav

Anak-anak seringkali dianggap mudah menangis atau tantrum ketika tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun, sebenarnya anak dapat diajarkan untuk mulai mengelola emosi agar tidak mudah tantrum lo, Ma.

Anak umumnya akan melakukan tantrum bila tidak dapat menangani emosinya sendiri. Dengan begitu, Mama dan Papa perlu mulai membantu anak belajar cara mengenali emosi hingga cara mengatasinya.

Bagaimana caranya, ya? Di bawah ini Popmama.com sudah merangkum cara mengajarkan anak mengelola emosi yang dapat Mama lakukan di rumah. Yuk disimak, Ma!

1. Bantu anak mengenal emosinya

Freepik/Drobotdean

Akan sulit bagi anak untuk mengatur emosi jika ia belum memahami apa yang dirasakan. Dengan begitu, hal paling pertama yang perlu Mama ajarkan adalah memperkenalkan jenis-jenis emosi pada anak.

Mama dapat mulai mengajarkan anak tentang emosi dari memberi tahu apa yang mungkin anak rasakan. Misal, ketika anak mau sekolah besok dan semalam sebelumnya kesulitan untuk tidur, Mama dapat bertanya apa anak Mama merasa senang dan tidak sabar bertemu teman-teman di sekolah.

Jika anak sedang tidak merasakan emosi tertentu, Mama dapat mulai mengajarkan sebutan berbagai emosi positif seperti bahagia dan terharu dan emosi negatif seperti marah, sedih, atau bahkan kecewa melalui buku cerita atau video.

2. Ajari anak mengendalikan emosi dengan cara sederhana

Pexels/Artem Podrez

Setelah mengenali emosi, hal lainnya yang perlu Mama ajarkan adalah cara untuk mengendalikan emosi secara sederhana.

Ketika orangtua melihat anak mulai menunjukkan emosi negatif, Mama dan Papa dapat membantu anak mengenali emosinya sekaligus membantu anak menangani emosinya.

Misal anak merasa marah dan sudah dapat mengenali emosi marah, anak dapat dibantu untuk menarik napas sampai hitungan tiga dan menghembusnya perlahan.

Namun orangtua juga perlu sabar karena perlu konsistensi sampai anak benar-benar paham dan dapat melakukannya sendiri. Dengan kata lain, Mama dan Papa juga perlu memiliki kematangan emosional yang cukup.

3. Membantu anak mencari tahu penyebab emosinya

Freepik/user15160105

Setelah emosinya mulai mereda, Mama dapat membantu anak mengetahui alasan dari emosinya yang tadi mendadak melunjak dengan mengajaknya berbicara.

Jika anak marah karena mainannya direbut anak lain, Mama dapat bertanya pada anak seperti “kamu kesal ya mainanmu diambil?”

Setelah mengetahui penyebabnya, Mama dapat mulai membantu anak menyelesaikan masalahkan sendiri. Misal jika mainan anak diambil, Mama dapat menyarankan anak untuk meminta mainannya dikembalikan.

Jika anak terbiasa mengatasi masalah dengan cara ini, anak akan cenderung lebih mampu mengendalikan emosinya sendiri serta tidak mudah stres atau tantrum.

4. Memberikan anak waktu untuk menenangkan diri

Freepik/user15694850

Jika anak sudah mulai dapat mengenali emosi dan mencari jalan keluar dari masalah yang dialami, mungkin akan ada masanya anak merasa perlu diberikan waktu sendiri untuk menyelesaikan emosi dalam dirinya.

Hal ini dapat Mama beritahu pada anak dengan memastikan apa anak membutuhkan waktu untuk memahami perasaannya seorang diri atau perlu Mama bantu. Dengan begitu, anak memiliki pilihan untuk menyelesaikan sendiri masalahnya atau perlu dibantu orangtua.

Umumnya hal ini lebih sering terjadi pada anak remaja. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan anak yang lebih muda juga membutuhkan waktu sendiri jika diberikan pilihan. Dengan begitu anak dapat mengelola dan menyadari emosinya sendiri perlahan-lahan.

5. Memberi apresiasi pada usaha anak

Freepik/jcomp

Terakhir, jangan lupa untuk mengapresiasi dan memuji anak yang sudah berusaha belajar mengelola emosinya. Meskipun mungkin yang dia pelajari ialah bersabar ketika marah dan menenangkan diri ketika menangis.

Pujian dan apresiasi dari orangtua menandakan kalau Mama bangga dengan usaha yang dilakukan anak. Dengan begitu, anak akan merasa dihargai karena berusaha mengendalikan emosinya sendiri meski mungkin belum secara penuh.

Itulah 5 cara mengajarkan anak mengelola emosi. Pelan-pelan dan sabar, orangtua harus paham kalau mengajarkan anak tentang hal ini butuh proses dan tidak dapat dipaksa langsung bisa.

Baca Juga:

The Latest