TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bebaskan Anak dari Ancaman Gula Berlebih, Begini Bahayanya!

Nggak hanya diabetes saja Ma!

Photo by Canva

Disetiap genggam maupun gigit makanan atau camilan bahkan minuman anak pastilah tak lepas dari manis.

Diabetes atau kencing manis dapat dikatakan sebagai salah satu penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung, berjumlah sekitar 10 juta orang.

Bahkan dilansir dari p2ptm.kemenkes.go.id, 10 tahun mendatang dapat meningkat dua sampai tiga kali lipat, kata Dr Susie Setyowati, konsultan endroktrin, metabolik, diabetes di Jakarta.

Untuk menguranginya orangtua perlu kurangi penggunaan gula atau bahkan kita batasi anak kita untuk terbiasa dengan rasa manis melalui asupan gula tambahan.

Mungkin saat ini terlihat tak bahaya ya Ma, tapi ketahuilah kalau lonjakan gula pada usia dini dapat memiliki efek yang bertahan lama pada anak-anakmu.

Tanpa berlama-lama Popmana.com sudah merangkumnya untukmu jadi simak ya informasi khas kami berikut ini.

1. Sebabkan tidak hanya masalah diabetes saja dikemudian hari

Pexels/Trần Long

Dilansir dari health.claveland.org, mungkin yang diketahui kebanyakan orang tentang konsumsi gula tambahan yang berlebihan pada anak-anak hanyalah penyakit kencing manis atau diabetes.

Padahal lebih dari itu Ma, lonjakan gula yang terjadi di usia dini bisa timbulkan masalah kesehatan jangka panjang dikemudian hari.

“Banyak penelitian jangka panjang mengaitkan gula dengan risiko masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk diabetes dan obesitas,” kata ahli diet anak Jennifer Hyland, RD.

Itu sebabnya American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak di bawah usia 2 tahun tidak mengonsumsi gula tambahan sama sekali.

Sedangkan, anak-anak berusia 2 tahun ke atas tidak boleh mengonsumsi lebih dari 25 gram (atau 6 sendok teh) gula tambahan setiap hari.

2. Seberapa buruk gula untuk anak?

Photo by Canva

Sekarang ini anak-anak dibombardir dengan makanan bergula, itulah yang terjadi pada anak kita sehari-hari.

Hyland mengatakan gula tambahan yang terus menerus dikonsumsi membuat masalah setelahnya. 

“Jumlah gula tambahan yang dikonsumsi anak-anak secara konsisten menyebabkan lonjakan gula darah yang besar dari waktu ke waktu,” jelas Hyland.

3. Dapat memengaruhi suasana hati anak-anak

Pixabay/nonperson

Perlu Mama ketahui juga bahwa anak-anak dapat berubah-ubah mood-nya karena pemberian gula tambahan yang berlebihan lho Ma  bahkan ini juga mampu meningkatkan hiperaktif anak. 
 
“Ini memengaruhi perilaku anak-anak karena gula darah mereka seperti roller coaster, naik turun sepanjang hari,” kata Hyland.

4. Kenali jenis gula berdasarkan sumbernya

Photo by Canva

Mama perlu ingat nih, bahwa tidak semua gula diciptakan sama. Kamu tak perlu takut sebenarnya setelah membaca informasi ini. Kamu tetap bisa memberikan rasa manis pada ankamu. 

“Jangan takut dengan buah, biji-bijian, kacang-kacangan atau produk susu meskipun mengandung gula. Itu adalah gula alami. Gula alami diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Hanya gula yang tambahan yang menjadi masalah," kata Hyland. 

Nah, bicara tentang mengurangi gula tambahan untuk anak-anak, dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional, Nestlé MILO baru saja meluncurkan MILO LessSugar pada Kamis (11/11/2021).

Dok. Nestle MILO

MILO Less Sugar diklaim oleh produsen yang membuatnya adalah minuman cokelat bergizi pertama di Indonesia dengan 0 gram Sukrosa atau tanpa penambahan gula pasir. 

"Hadirnya MILO Less Sugar dengan 0 gram sukrosa tanpa penambahan gula pasir ini merupakan hasil upaya inovasi Nestlé Indonesia, dengan ini kami berharap MILO Less Sugar dapat menghadirkan pilihan untuk membantu orang tua dalam mengatur konsumsi gula harian anak," jelas Business Executive Officer Beverages Business Unit PT Nestlé Indonesia, Mirna Tri Handayani. 

Demikian informasi mengenai bahaya konsumsi gula berlebih pada anak-anak. Batasi asupannya agar kesehatan anak bisa lebih terkendali. Jangan lupa untuk memberikan anak-anak asupan sayur dan buah untuk mendapatkan gizi yang seimbang ya, Ma.

Baca juga:

The Latest