TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kewalahan Anak Belajar di Rumah? Jangan Menyerah Dulu, Ini Tipsnya!

Mari kita susun semuanya dari awal dengan niat baik Ma! Niscaya hidup

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Wabah virus Corona membuat banyak anak terpaksa ikut dikarantina di rumah bersama orangtua mereka, karena sekolah dan pusat penitipan anak ditutup di seluruh negeri. 

Anak menjadi kurang secara sosial, dimana biasanya penuh dengan acara-acara bersama teman-teman seperti pesta ulang tahun, olahraga, dan kencan, tiba-tiba harus berhenti. 

Sama halnya dengan sekolah pun harus dilakukan dari rumah. Selama karantina bagi banyak siswa, pembelajaran jarak jauh berlangsung dengan sebuah cara khusus. 

Beberapa menerapkan e-learning, terutama perguruan tinggi. Kini sisa semesternya telah pindah ke instruksi belajar via online.

Hal ini mungkin bisa lebih sulit untuk diterapkan bagi anak-anak usia sekolah dasar, yang mungkin tidak memiliki perangkat di rumah untuk digunakan bagi pendidikan online.

Beberapa daerah telah menyediakan perangkat untuk dibawa pulang oleh anak-anak. Perangkat ini berupa sekotak pekerjaan sekolah fisik dalam bentuk lembar kerja, buku, dan kegiatan.

Untuk balita dan anak-anak usia prasekolah, Mama mungkin harus mencoba menghibur dan memperkaya hari-hari mereka secara mandiri. 

Nah, anak Mama masuk usia yang mana nih? Kami rasa apapun itu cukup merepotkan tersebab hal yang biasanya menjadi tanggung jawab sekolah, harus dilakukan di rumah. 

Belum lagi bila Mama juga adalah perempuan karier yang harus workfromhome. Tapi jangan putus asa, Ma.

Baik Mama membantu anak mengerjakan tugas sekolah secara daring ataupun membuat semuanya dari awal, Mama tetap akan membuat anak-anak sibuk dan tentunya otak mereka tetap tajam. 

Berikut tipsnya telah Popmama.com rangkum melalui pemikir homeschooler yang membuat anak homeschooling tetap kreatif. Simak ya Ma. 

1. Susun dan kembangkan jadwal harian anak

Pexels/Kaboompic.com

Setelah periode penyesuaian awal, hidup akan terasa lebih normal jika Mama tetap pada sebuah kerutinan.

Gunakan beberapa hari pertama untuk relaks dan melakukan brainstorming beberapa ide menuju jadwal yang berhasil. Jangan takut untuk menyesuaikan jadwal sesuai kebutuhan.

Ada banyak contoh jadwal yang diedarkan secara online. Salah satunya Mama bisa mengikuti saran dari The Khan Academy, yang telah menerbitkan rancangan jadwal untuk berbagai usia. Berikut sampelnya:

  • 7 pagi sampai 7:30 pagi - Bangun, makan sarapan
  • 8 pagi sampai 8:30 pagi - Bersiaplah untuk hari itu (mengenakan pakaian, merapikan tempat tidur)
  • 8:30 pagi hingga 9:30 pagi - Membaca
  • 9:30 pagi sampai 10 pagi - Jangkau teman dan keluarga melalui telepon atau obrolan video, camilan (jika perlu)
  • 10:00 - 11:00 - Kegiatan belajar sekolah
  • 11:00 - Tengah hari. Bermain kreatif
  • Siang sampai jam 12:30 siang - Makan siang
  • 12:30 hingga 1 siang - Keluar (di halaman atau sekitaran rumah)
  • 1 siang hingga 2 siang - Kegiatan belajar di sekolah
  • 2 siang hingga 2:30 siang - Bermain kreatif dengan camilan (jika perlu)
  • 2:30 siang hingga 3 sore - Membaca
  • (Untuk anak kecil: 1 siang hingga 3 sore - Tidur siang / waktu tenang)
  • 3 sore hingga 4 sore - Keluar • 4 sore hingga 4:30 sore - Waktu elektronik / TV 
  • 4:30 sore hingga 5 sore - Peregangan / olahraga
  • 5 sore sebelum tidur - Makan malam, waktu keluarga, mandi, membaca, tidur

Pastikan untuk menyertakan jalan-jalan di luar rumah setidaknya sekali sehari dan banyak waktu di luar untuk mendapatkan udara segar.

Mama juga tinggal setidaknya enam meter dari orang lain (tetangga), lalu perlu adanya waktu koneksi sosial yang ditentukan setiap hari, dapat melalui obrolan video dengan teman ataupun tetangga dekat sekitar rumah seusianya.

Mama tidak perlu menjadwalkan jam sekolah sebanyak yang biasa dimiliki anak-anak di sekolah pada biasanya, karena homeschooling memungkinkan pekerjaan diselesaikan dengan cara yang lebih efisien waktu.

Untuk menyelesaikan tugas sekolah, jadwalkan waktu pengayaan yang kurang terstruktur seperti seni, musik, dan kegiatan menyenangkan lainnya.

Pertahankan aturan rumah tangga yang ada jangan dirubah atau diperketat. Ini akan memberi anak-anak Mama perasaan normal dan membantu meyakinkan mereka bahwa beberapa hal tetap sama.

Tempelkan jadwal yang telah Mama buat di suatu tempat yang semua orang akan melihatnya, atau tulis di papan tulis.

Dalam hal menyusun jadwal mintalah bantuan anak-anak Mama dalam menyusunnya.

Kebersamaan ini akan membantu mengurangi kecemasan mereka ketika anak-anak terlibat didalamnya juga.

2. Temukan alternatif online untuk aktivitas yang dilakukan secara langsung

Pexels/Todd Trapani

Anak-anak Mama mungkin mengikuti kelas akting atau mengikuti kursus musik setiap minggu.

Beberapa instruktur menyiapkan kelas online, streaming pada waktu tertentu, sehingga siswa mereka dapat terus belajar.

Bahkan jika kelas anak-anak kamu tidak online, tanyakan pada guru atau instrukturnya apakah anak Mama dapat menemukan kelas online yang berbeda untuk mereka ikuti.

Banyak dari alternatif ini disediakan, karena para guru sendiri dikarantina dan tidak dapat mengajarkan kelas secara langsung.

3. Berpikirlah realistis

Pexels/Gustavo Fring

Jangan menetapkan harapan terlalu tinggi, seperti halnya memaksakan lamanya belajar di sekolah yang harus disamakan ketika belajar di rumah. 

Mama tidak mungkin melakukan ini, karena bisa membuat diri sendiri terlalu lelah untuk merealisasikannya.

Sadarilah bahwa ada banyak tekanan yang dihadapi dunia saat ini. Hal itulah yang membatasi seberapa banyak waktu fokus yang dapat diberikan anak-anak Mama untuk belajar di masa pandemi. 

Melakukan yang bisa dilakukan adalah lebih dari cukup baik. Berfokus pada kualitas waktu bersama anak, tetap tenang dan membumi adalah hal terpenting yang dapat Mama lakukan untuk melewati masa ini.

4. Habiskan waktu di luar rumah bagaimana caranya?

Pexels/Daria Obymaha

Mendapatkan udara segar dan berolahraga setiap hari sangat penting untuk menjaga anak-anak Mama tetap sehat secara mental.

Berjalan-jalan hanya di lingkungan sekitar rumah bisa menjadi cara sederhana dan aman untuk mewujudkan hal ini.

Tak perlu keluar jauh di saat seperti ini. Luangkan waktu sore hari sebelum mandi. Jadikan waktu tersebut untuk eksplor lingkungan sekitar rumah. 

Saat Mama berjalan, bicarakan dengan anak-anak tentang apa pun yang menarik perhatian mereka. Jika usia mereka masih balita, Mama dapat menceritakan apa yang mereka lihat saat jalan-jalan. 

Misalnya, percakapan seperti “lihatlah itu ulat! Dia berwarna kuning dan hitam. Apa yang dia lakukan? Dia merangkak."

5. Mari kembali ke buku

Pexels.com/Lina Kivaka

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menemukan kembali yang namanya buku! 

American Academy of Pediatrics mengatakan bahwa membaca bersama memperkuat ikatan Mama dengan anak. 

Hal ini juga membantu perkembangan mereka. Mama tidak hanya dapat memasukkan bacaan ke dalam jadwal malam sebelum tidur saja, tetapi kamu juga dapat melakukannya sepanjang hari untuk membaca bersama.

Sebagian besar perpustakaan menawarkan opsi online untuk mengunduh e-book.

Periksalah perpustakaan tempat mama tinggal untuk mengetahui cara mengakses e-book di daerah terdekat 

Bila tidak ada Mama juga bisa menanyakannya pada perpustakaan-perpustakaan di kota besar yang dekat dengan wilayah tempat tinggal. 

Jadi sudah jelas ya Ma, mengenai serunya mengasah otak anak Mama agar tetap setajam silet di hari karantina seperti ini. 

Semuanya masih menjadi mungkin kok Ma, sekalipun itu di rumah, selama kita masih mau memulainya dengan niat yang baik. Sodont give up Ma! 

Baca juga:

The Latest