TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Alasan Orang Menjadi Obesitas selama Pandemi Covid-19

Efek WFH dan SFH, Ma

Freepik/subinpumsom

Pandemi membuat semua orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.

Ternyata, ini berimbas pada peningkatan orang yang obesitas. Popmama.com akan menjabarkan alasannya. 

Dr Dhian Dipo, MA, Direktur Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dalam acara  Media Workshop "Cerdas Baca Label Kemasan, Hindari Risiko Obesitas" yang diadakan oleh Nutrifood, Kemenkes RI, dan BPOM mengatakan terjadi peningkatan potensi jumlah orang obesitas selama pandemi Covid-19. 

Hal ini disebabkan banyaknya waktu yang dihabiskan di rumah. 

Untuk lebih jelasnya, yuk ketahui alasannya bersama!

1. Lebih jarang keluar rumah

Freepik/user15145147

Menurut Global Nutrition Report 2018, sudah terdapat 21,8% obesitas pada dewasa di usia lebih dari 18 tahun. 

Sedangkan selama new normal, sebanyak 38,75% orang lebih jarang keluar rumah dibanding sebelum new normal. 

Menurut AHA Journals, sebesar 42,63% responden para pekerja yang menjalankan pekerjaannya di rumah atau WFH selama pandemi. 

Hal ini membuat penurunan aktivitas fisik. Jika yang tadinya ada waktu berjalan kaki saat berangkat dan pulang kantor atau sekolah, kini tidak ada lagi. Mereka lebih banyak duduk diam di depan gadget untuk kerja atau belajar. 

2. Obesitas pada anak pun terjadi karena di rumah saja

Freepik/kwanchaichaiudom

Berdasarkan survei dari BPS tahun 2020, ada 8% anak yang berada di batas overweight. Pandemi pun sedikit banyak berpengaruh pada hal ini. 

Di mana, biasanya anak-anak ada waktu bermain selama di sekolah atau setelah pulang sekolah. Karena pandemi, hal ini tidak lagi dilakukan dan digantikan dengan kegiatan minim bergerak di rumah saja. 

3. lebih banyak nyemil di rumah

Freepik/User18526052

Saat menghabiskan waktu di rumah, kebanyakan orang cenderung lebih sering mengonsumsi camilan. Baik itu camilan yang dibuat sendiri atau camilan kemasan.

Mengonsumi makanan kemasan membuat potensi asupan gula, garam, dan lemak jadi berlebih. Sehingga, asupan gizi harian pun tidak seimbang dan berpengaruh pada berat badan. 

"Nyemil makanan kemasan bisa meningkatkan asupan GGL harian yang berlebihan," tutur dr Dhian.

4. Malas masak, sering beli makanan siap santap

Freepik/pvproductions

"Awal pandemi mungkin masih sering memasak, makin kesini makin banyak makanan siap saji, tinggal pesan, enak pula, jadilah sering pesan makanan jadi," ujar Prof Dr dr Mardi Santoso, DTM&H, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE, ketua PERSADIA wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok.

Hal ini lebih lanjut dijelaskan oleh Prof Mardi, bisa memengaruhi asupan gizi harian. Semakin tinggi asupan GGL setiap hari, semakin tidak seimbang gizi yang diterima tubuh. 

Jika dibiarkan terus-menerus, bisa mengganggu kesehatan. Salah satunya adalah berat badan yang naik dan berpengaruh pada kesehatan tubuh. 

5. Efek jika risiko obesitas meningkat

Freepik/kjpargeter

Kamu yang merasa tubuh berubah selama pandemi, bukan hanya karena takut terlihat gemuk saja. Karena hal ini juga berpengaruh pada ketahanan tubuh dalam menangkal penyakit, termasuk virus corona. 

"Kalau obesitas, biasanya banyak keluhan kesehatan. Saat terkena infeksi virus, maka banyak yang diserang. Akan lebih berbahaya dibanding yang tubuhnya fit," kata Prof Mardi. 

Maka dari itu, meski terasa berat untuk menjaga berat badan dan asupan gizi yang seimbang selama pandemi, namun pastikan untuk melakukannya dengan maksimal. 

Semakin sehat gaya hidupmu, semakin tinggi imun tubuh untuk menangkal virus dan penyakit lainnya. Tetap sehat, ya!

Baca juga:

The Latest