TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kecanduan Game Online, Dua Anak di Bawah Umur Curi Uang Kotak Amal

Aksi pencurian tersebut bukanlah yang kali pertama

Popmama.com/Hilyatul Auliya Habib

Zaman sekarang, anak sudah sangat jarang melakukan aktivitas di luar rumah. Mainan mereka bukan lagi sepakbola ataupun lompat tali. Melainkan, game online-lah yang telah menjadi sumber hiburan anak.

Sebenarnya, tidak ada yang salah membiarkan anak bermain game online. Hanya saja, ada sejumlah permainan yang butuh pengawasan dan apabila orangtua lalai, anak bisa saja melakukan tindak kriminal.

Pada Minggu (20/6/2021), dua orang anak dari Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, tertangkap kamera pengawas mencoba untuk mencuri kotak amal. Aksi tersebut berhasil diamankan oleh petugas polisi setempat. Berdasarkan penjelasan pelaku, uang tersebut sudah digunakan untuk bermain game.

Untuk berita selengkapnya, mari simak informasi yang telah dirangkum Popmama.com mengenai aksi pencurian kotak amal oleh dua anak di bawah umur.

1. Hasil curian sebanyak 300 ribu, uangnya sudah dipakai untuk bermain game

Freepik Ilustrasi

Dua orang anak di bawah umur, masing-masing berumur 14 tahun, nekat mencuri kotak amal yang ada di Masjid Arrahman, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Berdasarkan keterangan Kapolres Karimun AKBP Muhammad Adenan, kedua pelaku, berinisial HS dan IP, telah menghabiskan uang hasil curian sebesar Rp305.000 untuk bermain game online.

“Uang hasil curian kedua anak itu habis digunakan untuk main game online,” kata Adenan.

2. Aksi pencurian tersebut bukan kali pertamanya

Freepik/User18526052 Ilustrasi

Nyatanya, aksi yang mereka lancarkan pada hari Minggu (20/6/2021) bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, HS dan IP juga sudah pernah mencuri kotak amal pada Jumat (18/6/2021) lalu.

Namun, di saat mereka mencuri untuk kedua kalinya, yakni pada Minggu (20/6/2021), kamera CCTV telah merekam perbuatan tersebut. Lantas, keduanya pun langsung diamankan oleh petugas Satreskrim Polres Karimun.

3. Sudah diserahkan ke pihak yang berwenang

Freepik/Wirestock Ilustrasi

Karena kedua pelaku masih tergolong di bawah umur, Adenan menjelaskan bahwa proses penanganannya akan berbeda, yakni diselesaikan lewat prosedur diversi (proses penyelesaian perkara khusus yang dilakukan oleh anak belum berumur).

Di samping itu, ia juga menambahkan kalau HS dan IP juga sudah dibawa ke Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Karimun untuk penanganan lebih lanjut.

Dampak Buruk Kecanduan Game pada Anak

Freepik/User18526052

Dilihat dari kasus di atas, bisa Mama lihat bahwa game online punya dampak yang buruk bagi anak. Bukan hanya mendorong untuk berbuat perilaku kriminal, tapi ada efek lainnya yang perlu diperhatikan oleh orangtua, di antaranya:

1. Bisa Merusak Mata

Terlalu lama menatap layar komputer/handphone tidak baik bagi mata. Nantinya, anak akan mengalami mata lelah, mata merah, miopi (rabun jauh), hingga kerusakan saraf mata.

2. Nyeri Sendi

Saat asyik bermain game, anak sering tidak sadar duduk membungkuk atau menundukkan kepala terlalu lama. Selain bisa mengubah postur tubuhnya, hal ini juga bisa menimbulkan nyeri sendi dan kaku otot.

3. Memicu Obesitas

Anak yang kecanduan bermain game kerjaannya hanyalah duduk seharian. Mereka menjadi malas bergerak.

Akibatnya, kemampuan motorik anak menurun dan bisa memicu kegemukan hingga obesitas.

4. Sulit Berkonsentrasi

Siapa yang menyangka kalau paparan radiasi dari gadget mampu melemahkan konsentrasi anak.

Di samping itu, saat bermain game, struktur dendrit dari sel-sel otaknya mengalami perubahan sehingga dirinya mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.

5. Masalah dalam Komunikasi dan Bersosialisasi

Pastinya, jika anak mama sudah kecanduan bermain game online, ia hanya bertahan di dalam rumah, asyik dengan gawainya. Dalam hal ini, ia menjadi kurang berinteraksi dengan orang lain.

Alhasil, si Anak akan kesulitan dalam berkomunikasi (seperti cara memberikan respon yang benar) dan juga bersosialisasi (seperti menjadi canggung dan sulit bergaul).

6. Anak Menjadi Bersikap Agresif

Game biasanya menuntut anak untuk berhasil menyelesaikan sebuah misi. Ketika anak gagal atau kalah, amarahnya pun tersulut. Jika dilakukan terus-menerus, anak mama nantinya tidak mampu mengontrol emsoinya.

Belum lagi apabila dirinya terpapar oleh game yang penuh dengan adegan kekerasan, besar kemungkinan bagi anak untuk menirunya.

Tips agar Anak Tidak Kecanduan Bermain Game

Freepik

Melihat dampak buruk yang ditimbulkan, sudah menjadi kewajiban bagi Mama untuk mencegah anak dari kecanduan bermain game online. AKBP Adenan pun juga mewanti-wanti seluruh orangtua untuk lebih mengawasi anaknya agar kasus pencurian oleh HS dan IP tidak terulang lagi.

Berikut beberapa hal yang bisa Mama lakukan sebagai kiat mengatasi kecanduan game pada anak:

  • Batasi waktu bermain anak. Misalnya, anak hanya boleh bermain game selama 1 jam. Atau, beri dirinya tambahan  waktu bermain selama akhir minggu.
  • Ajarkan anak supaya meminta izin terlebih dahulu sebelum bermain game. Ini mampu mengajarinya agar tidak seenaknya berbuat sesuatu.
  • Jangan lupa untuk mendamping anak ya, Ma. Kita tidak tahu apakah game yang dipilih ternyata masih mengandung unsur kekerasan dan pornografi.
  • Mama juga bisa menetapkan hukuman jika anak melanggar perjanjian yang telah disepakati. Tidak perlu sampai memukul atau mencubit, berikan saja ‘hukuman baik’, seperti mengurangi durasi bermain.
  • Alternatif lain adalah dengan mengajak anak untuk melakukan aktivitas yang lebih bermanfaat, mulai dari menggambar, olahraga bareng, masak bersama, sampai berkebun.

Itulah informasi tentang kasus pencurian kota amal yang dilakukan oleh anak di bawah umur di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Selalu awasi segala aktivitas yang dilakukan oleh anak. Jangan sampai anak mama berperilaku buruk hingga menjadi perilaku kriminal hanya karena kecanduan bermain game online.

Baca Juga:

The Latest