TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Suku Baduy Masih Nol Kasus Covid-19, Apa Ya Rahasianya?

Taat pada peraturan adalah kunci keberhasilan pencegahan Covid-19

dok. Dispar Prov Banten

Suku Baduy yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, sampai dengan saat ini masih nol kasus Covid-19. Padahal menurut data yang ada, wilayah ini masuk dalam zona merah penyebaran kasus Covid-19.

Menurut Dokter Maytri, Kepala Puskesmas Cisimeut, pihak Dinas Kesehatan setempat mengetahui informasi tersebut setelah melakukan tes antigen kepada beberapa warga Baduy.

Dari hasil tes diketahui bahwa, belum ada warga suku Baduy yang positif Covid-19. Para petugas medis pun sangat mengapresiasi upaya warga dalam mengendalikan wabah Covid-19. Sehingga tidak ditemukannya kasus positif di wilayah mereka.

Selama ini suku Baduy dianggap jauh tertinggal dari warga kota besar. Ini karena mereka tinggal di daerah pedalaman dan jauh dari kata modern. Tapi pada kenyataannya, mereka berhasil mencegah penularan Covid-19 di wilayahnya.

Lalu, apa yang membuat warga suku Baduy masih nol kasus Covid-19 sampai saat ini ?

Berikut Popmama.com sajikan informasinya.

1. Warga suku Baduy mengantisipasi wabah Covid-19 dengan cepat

dok. Kemenparekraf

Ketua adat suku Baduy yang biasa disebut Pu’un, langsung mengambil langkah cepat saat kasus Covid-19 terkonfirmasi pertama kali di Indonesia. Mereka langsung menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya.

Selain memberlakukan karantina wilayah, mereka juga memperketat penjagaan di daerah perbatasan. Ini dilakukan sebagai upaya mencegah tingginya mobilitas keluar masuknya orang, baik pengunjung maupun warga suku Baduy itu sendiri.

Tak lupa, para pimpinan adat  juga memberikan sosialisasi secara intensif kepada warga Baduy terkait Covid-19. Mereka diberikan penjelasan tentang bahaya Covid-19 dan diminta untuk menjaga kesehatan diri masing-masing.

Meskipun pada prosesnya, banyak warga yang lupa atau bahkan tidak percaya, sehingga harus diberikan sosialisasi ulang.

2. Warga suku Baduy taat peraturan dan memegang teguh kepercayaan adat

Instagram.com/jejak_baduy

Seperti yang kita ketahui, suku Baduy masih memegang tradisi adat turun temurun dari para leluhur.

Berbagai upacara adat dilakukan oleh warga suku Baduy, termasuk “Selamatan Kampung”. Biasanya mereka berdoa dan berusaha memagari kawasan permukiman dengan mantra-mantra. Masing-masing dari mereka juga akan minum ramuan tradisional yang terbuat dari cikur dan jahe merah.

Warga suku Baduy percaya, dengan melaksanakan upacara adat tersebut dapat mencegah datangnya malapetaka atau bencana termasuk Covid-19.

Dalam kesehariannya, masyarakat Baduy memiliki pedoman adat yang disebut Pikukuh Baduy. Semua aktivitas yang dilakukan warga suku Baduy, diatur didalamnya dan harus ditaati. Mereka dilarang untuk mengubah ataupun melanggar aturan tersebut.

3. Warga suku Baduy patuh pada protokol kesehatan

dok. Dindikbud Prov Banten

Ketua adat suku Baduy mengatakan bahwa, ia mewajibkan semua warganya untuk menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan 3M. Mereka diminta untuk menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Untuk memudahkan warga dalam menjalankan protokol kesehatan, ketua adat bekerja sama dengan puskesmas setempat membagikan ribuan masker untuk digunakan sehari-hari.

Selain itu, puskesmas setempat juga mendirikan wastafel di depan pintu masuk kawasan permukiman Baduy. Wastafel ini diperuntukkan agar warga dan pengunjung yang datang, bisa mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum memasukin kawasan permukiman Baduy.

Meskipun pola hidup warga suku Baduy jauh dari kata modern, namun dalam urusan protokol kesehatan mereka sangat taat pada aturan. Dengan tingkat kepatuhan yang tinggi inilah, penyebaran Covid-19 di kawasan permukiman Baduy dapat dicegah.

4. Warga suku Baduy selalu melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memasuki kawasan permukiman

dok. Kemenparekraf

Wujud lain dari keseriusan masyarakat Baduy dalam menangani pandemi Covid-19 yaitu, melakukan pemeriksaan kesehatan di setiap pintu masuk kawasan permukiman.

Baik pengunjung maupun warga Baduy, saat hendak memasuki wilayah permukiman, diwajibkan untuk memeriksakan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan ini dapat mereka lakukan di puskesmas setempat.

Bagi warga Baduy yang merantau, mereka diminta untuk langsung pulang dan berdiam diri di rumah. Sedangkan untuk warga Baduy yang sudah ada di wilayah permukiman, tidak diperkenankan berpergian keluar daerah. Ini dilakukan guna mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.

Beberapa daerah yang dilarang untuk dikunjungi adalah Jakarta, Tangerang dan Bogor. Sebab, ketiga daerah tersebut merupakan zona merah penyebaran kasus Covid-19.

Nah, itu tadi beberapa rahasia warga suku Baduy dalam mengendalikan pandemi Covid-19.

Dengan disiplin yang tinggi dan taat akan peraturan, mereka dapat mencegah penularan Covid-19 di wilayahnya.

Baca juga:

The Latest