TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Sikap Kartini yang Harus Mama Terapkan pada Keluarga

Perempuan Indonesia harus bangga memiliki R.A Kartini sebagai panutan

Wikimedia.commons.org

Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini setiap tahunnya. 

Di balik perayaan yang menggaungkan emansipasi dan kesetaraan, Mama harus tahu juga bahwa Kartini memiliki sikap mental yang bisa dipelajari dan baik diterapkan di keluarga Mama.

Popmama.com sudah merangkum beberapa sikap dari sosok Kartini yang bisa Mama pelajari teladannya. 

1. Berani meski hidupnya dibatasi

imdb.com/Kartini Dian Sastrowardoyo di film Kartini.

Kartini dikenal sebagai sosok pemberani. Meski kehidupannya dibatasi, Kartini berani melakukan perubahan. Pada masanya, Kartini tidak boleh sekolah, namun cita-citanya yang kuat malah membuatnya mendirikan sekolah.

Sikap Mama:

Jadilah Mama yang berani membela perubahan dan totalitas untuk keluarga. Menjadi Mama masa kini banyak tantangannya, kan?

Misalnya, Mama harus melawan banyak orang mengomentari cara Mama mengasuh anak.

Jangan gentar! Jika Mama punya dukungan dan keyakinan yang teruji bahwa yang Mama lakukan benar, lanjutkan saja. Bahkan, sebarkan cara benar itu untuk Mama lain.

2. Tetap optimis meski dikelilingi banyak masalah

imdb.com/Kartini Dian Sastrowardoyo di film Kartini.

Meski menghadapi banyak masalah, Kartini tetap optimis. Karena optimismenya itulah, Kartini bisa bertahan hidup di dalam keterbatasan geraknya. Ia membuka diri dan pikiran seluas-luasnya untuk menghadapi situasi yang harus dijalaninya.

Sikap Mama:

Tetap optimis adalah sikap positif yang harus Mama miliki. Hidup berumah tangga kadang penuh masalah tapi Mama memang harus punya keyakinan bahwa semua tantangan bisa selesai.

Salah satu kunci menyelesaikan masalah adalah dengan berpikir positif. Pikiran yang baik mendorong keputusan yang jernih. 

3. Kreatif meskipun tidak boleh sekolah tinggi

imdb.com/Kartini Dian Sastrowardoyo di film Kartini.

Kartini mengajarkan kreativitas. Kala ia tidak boleh sekolah, ia membaca beragam buku dan melakukan korespondensi dengan teman-temannya di Belanda.

Lewat buku dan surat, Kartini bisa tetap mendapatkan informasi dan pengetahuan. Ibarat tak ada rotan, akar pun jadi.

Sikap Mama:

Menjadi Mama, perlu banyak sekali kreativitas. Jika anak nggak mau makan, maka Mama harus kreatif membuat makanan atau melakukan aktivitas supaya anak mau makan. Masalah apalagi yang mesti diselesaikan dengan cara kreatif?

Wah, banyak kan ya, Ma?

4. Menghormati keluarga

Wikimedia.commons.org R.A Kartini dan keluarganya.

Kartini sangat menghormati ayahnya. Meski ia tahu bahwa Sang Ayah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hati Kartini, ia tetap menghormatinya. Sama seperti Kartini menghormati ibu kandung dan ibu tirinya. Keluarga adalah yang pertama dan utama untuknya.

Sikap Mama:

Secara naluriah, Mama juga pasti akan menghormati keluarga. Repotnya jika sudah menikah, mungkin akan ada pertentangan antara Mama dengan orangtua atau mertua.

Disini dituntut kedewasaan Mama untuk tetap menjunjung tinggi nilai keluarga. Menyelaraskan nilai keluarga kecil Mama dan keluarga besar perlu keteguhan hati. Mama pasti bisa!

5. Sederhana meskipun dari keluarga bangsawan

imdb.com/Kartini

Kartini dilahirkan di keluarga bangsawan, terpandang, dan mampu. Namun, ia tetap hidup sederhana dan tidak sombong.

Ia menempatkan diri sejajar dengan rakyat biasa. Tidak menyombongkan diri dan mau berbagi dengan orang yang statusnya lebih rendah dari dirinya. Sikap yang sungguh mulia.

Sikap Mama:

Kesombongan adalah jebakan untuk para Mama. Anak mama sudah bisa menyanyi, padahal anak lain seusianya belum? Mama boleh bangga tetapi jangan sombong.

Bagilah tips kepada Mama lain bagaimana merangsang anak jadi pandai bicara dan bagaimana cara Mama mengajarkan musik sejak dini.

Kelebihan yang dibagikan ilmunya kepada orang lain seperti air hujan yang menyejukan. Popmama.com yakin, sikap ini bisa membantu banyak Mama di luar sana. Berbagi itu, indah lho, Ma!

Baca juga:

The Latest