Tips dari Dokter Soal Panduan Isolasi Mandiri untuk Bayi

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, jangan asal memberi obat lho!

16 Juli 2021

Tips dari Dokter Soal Panduan Isolasi Mandiri Bayi
Pexels/rodnae-prod

Isolasi mandiri dilakukan sebagai langkah dan upaya agar virus Covid-19 tidak semakin menyebar. Saat ini karena terbatasnya kapasitas rumah sakit, tidak semua pasien Covid-19 bisa dirujuk.

Ada beberapa kriteria pasien Covid-19 yang bisa melakukan perawatan penyembuhan di rumah dengan isolasi mandiri. Salah satunya yakni isolasi mandiri untuk bayi yang lahir dari ibu positif Covid-19 atau bayi itu sendiri yang positif terinfeksi virus corona.

Dokterk Spesialis Anak RSUP Persahabatan, dr. Jully Neily Kasie, Sp.A menyebut ada beberapa alasan mengapa bayi tertular Covid-19. Ia menyebut kalau penularan dari ibu ke bayi melalui pernapasan/droplet dan air liur.

"Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi virus, karena sistem imunnya belum sepmurna. Sehingga ketika kontak dengan virus Covid-19 bayi itu akan mudah terinfeksi," jelas dr. Jully dalam webinar Panduan Isolasi Mandiri pada Ibu Hamil, Bayi dan Anak dengan Covid 19, Rabu (14/7/2021). 

Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya mengenai panduan isolasi mandiri untuk bayi.

1. Rawat gabung untuk bayi yang lahir dari ibu positif Covid-19, bolehkah?

1. Rawat gabung bayi lahir dari ibu positif Covid-19, bolehkah
Freepik/freepic.diller

Salah satu kekhawatiran dari ibu melahirkan yang positif Covid-19 adalah menularkan virusnya kepada si Kecil. 

Namun, bayi baru lahir masih bisa mendapatkan ASI pertama dari ibu suspek Covid-19 dengan berbagai syarat mulai dari kondisi bayi yang stabil, ibu tanpa gejala/gejala ringan dan dilakukan dengan prokes pencegahan Covid-19.

Keputusan IMD (inisiasi menyusui dini) bagi bayi yang lahir dari ibu positif Covid-19 juga harus persetujuan bersama.

"Apabila bayi tersebut sehat dan ibu masih dinyatakan suspek Covid-19 maka bisa melakukan IMD dengan protokol kesehatan yang tepat. Namun, jika bayi tersebut lahir dari ibu positif Covid-19 maka sebaiknya ruangan peratawan khusus atau tidak digabung," jelas dr. Jully.

Editors' Pick

2. Rawat gabung diperbolehkan dengan beberapa syarat ketat

2. Rawat gabung diperbolehkan beberapa syarat ketat
Pexels/Wayne Evans

Namun, dokter Jully mengatakan ada beberapa syarat memperbolehkan antara ibu yang suspek Covid-19 dan bayi untuk dirawat gabung. Pertama, ruangan rawat inap per orangan/ sendiri.

Memenuhi prokes ketat yakni:

  • Jarak ibu dan bayi minimal 2 meter.
  • Bayi di dalam boks.
  • Terpisah oleh tirai.
  • Ibu melahirkan rutin dan disiplin cuci tangan.
  • Perilaku hidup bersih dan sehat.
  • Ibu memakai masker bedah/medis.
  • Ruangan punya sirkulasi udara yang baik.
  • Lingkungan sekitar rutin dibersihkan dan desinfektan.

Ruangan gabung tidak dianjurkan jika ibunya sakit berat apalagi sampai masuk ICU dan ruangan perawatannya digabung dengan pasien lain.

3. Syarat isolasi mandiri bagi bayi yang positif Covid-19

3. Syarat isolasi mandiri bagi bayi positif Covid-19
Pexels/cdc-library

dr. Jully mengatakan bagi beberapa bayi yang memiliki hasil swab positif, tidak menunjukkan gejala sama sekali. Ada beberapa rumah sakit yang bisa menerima bayi positif Covid-19 hingga sembuh.

Namun, karena terkendala kapasitas rumah sakit kasus bayi positif Covd-19 juga bisa dilakukan perawatan di rumah dengan syarat:

  • Bila klinis baik/tanpa gejala.
  • Mengawasi tanda dan gejala bayi sakit selama 14 hari di antaranya demam tinggi, sesak napas, tidak mau ASI/menyusu, memuntahkan susu, kejang, dan kuning untuk segera menghubungi fasilitas kesehatan/rumah sakit terdekat.

Untuk orang yang bertanggung jawab merawat bayi di rumah yakni orang yang tidak terinfeksi Covid-19, sebaiknya usianya di bawah 60 tahun dan tidak memiliki komorbiditas Covid-19.

4. Pilihan asupan nutrisi untuk bayi yang lahir dari ibu suspek/positif Covid-19

4. Pilihan asupan nutrisi bayi lahir dari ibu suspek/positif Covid-19
Freepik/valeria_aksakova

Ada beberapa pilihan nutrisi yang bisa diberikan bagi bayi yang lahir dari ibu suspek/positif Covid-19. Dr. Jully menjelaskan ada 3 pilihan yang bisa diambil.

Pertama, ibu dengan gejala klinis berat yang tidak bisa melakukan ASI perah atau sarana yang tidak memadai, atau bayi yang terpisah dari ibunya maka bisa memberikan ASI perah, ASI donor, ibu susuan atau susu formula.

"Selalu dianjurkan untuk memberikan ASI karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi," jelas dokter Jully.

Kedua, klinis ibu sedang dan keluarga memilih mengurangi risiko penularan maka dianjurkan untuk memberikan ASI perah. Ketiga, ibu yang tanpa gejala atau gejala ringan atau sarana terbatas, tidak mungkin perawatan terpisah, keluarga menerima risiko bayi tertular dan menolak pemisahan ibu dan bayi maka bisa dilakukan menyusui langsung (dengan protokol kesehatan ketat). 
 

    5. Jangan asal mengonsumsi obat tanpa resep dokter untuk ibu menyusui

    5. Jangan asal mengonsumsi obat tanpa resep dokter ibu menyusui
    Freepik

    Sebagai catatan, untuk menangani Covid-19 masyarakat kadang membeli obat sendiri. Bagi ibu melahirkan yang positif Covid-19 ada beberapa obat yang aman dikonsumsi yaitu Azitromisin, Interferon, Tocilizumab dan Kortikosteroid. 

    Sementara itu, obat-obatan yang belum ada bukti atau keamanannya masih diragukan untuk ibu menyusui yakni Ritonavir, Lopinafir, Favipiravir: Avigan, Remdesivir dan N-asetilsistein.

    "Secara ilmiah kita tidak bisa menganjurkan memberikan ASI dari ibu yang mengonsumsi obat antivirus. Namun, apabila keluarga menghendaki maka keluarga juga harus menghendaki efek samping kepada ASI yang belum ada bukti ilmiahnya," jelas Dr. Jully.

    Itulah tadi tips dari dokter soal panduan isolasi mandiri untuk bayi. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Mama dan Papa yang membutuhkan. 

    Baca juga:

    The Latest