Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Desain tanpa judul(5).jpg
https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-fokus-selektif-dari-omelet-dengan-topping-1437268/

Intinya sih...

  • Telur dadar bukan pemicu stunting karena konsumsi telur mentah yang menghambat penyerapan biotin dapat dihindari dengan memasaknya.

  • Bayi boleh mulai makan telur pada usia 6 bulan untuk mencegah alergi dan mendapatkan manfaat nutrisinya.

  • Telur mengandung vitamin dan mineral penting serta bermanfaat untuk pertumbuhan otak dan kognitif bayi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Telur merupakan salah satu sumber protein yang mudah diperoleh dan harganya pun terjangkau. Bahkan, orangtua disarankan untuk menambahkan telur ke dalam menu MPASI si Kecil.

Telur bisa diolah menjadi aneka masakan, mulai dari telur rebus, telur tim, hingga telur dadar. Namun belakangan justru beredar kabar bahwa konsumsi telur dadar bisa memicu stunting karena kandungan putih telur dan kuning telur yang bercampur dapat menghambat penyerapan biotin.

Lantas, benark telur dadar bisa jadi pemicu stunting pada anak? Popmama.com sudah merangkum penjelasan dari dokter pada ulasan berikut ini, ya, Ma!

https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-memasak-kedalaman-lapangan-penggorengan-8055161/

Benarkah Telur Dadar Jadi Pemicu Stunting? Ini Kata Dokter

Mama mungkin belakangan mendengar kabar bahwa telur dadar dapat memicu stunting. alasannya adalah kandungan putih telur dan kuning telur yang bercampur dapat menghambat penyerapan biotin. Apakah benar demikian?

Putih telur mentah mengandung glikoprotein yang disebut avidin. Sedangkan kuning telur kaya akan biotin (vitamin B7), Ma.

Menurut penjelasan dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A (K) yang dikutip dari laman Instagram pribadinya @metahanindita, avidin dapat mengikat biotin sehingga menghambat penyerapannya. Meskipun demikian, avidin sangat sensitif terhadap suhu.

Bila dimasak, avidin akan mengalami denaturasi sehingga tidak aktif lagi dan tidak menghambat penyerapan biotin, menurut dr. Meta.

Selain dapat menghambat penyerapan biotin, konsumsi telur mentah tidak dianjurkan, ya, Ma. Karena adanya risiko infeksi salmonella.

Jadi, benarkah telur dadar adalah pemicu stunting?

Tidak benar, ya, Ma. Selain itu, stunting adalah pendek yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi berkepanjangan. dr. Meta menambahkan juga jika defisiensi biotin tidak berhubungan langsung dengan stunting pada anak, ya. Penelitian menunjukkan anak stunting memiliki kadar asam amino esensial (AAE) yang lebih rendah secara signifikan.

Jadi, Mama tetap bisa menambahkan telur dadar ke dalam menu MPASI si Kecil.

Estudio Gourmet/Pexels

Kapan Bayi Boleh Makan Telur?

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar bayi mulai makan makanan padat saat mencapai tonggak pertumbuhan tertentu, seperti mampu mengangkat kepala, berat badannya dua kali lipat dari berat lahirnya, membuka mulut saat melihat makanan di sendok, dan mampu menahan makanan di mulut serta menelannya. Namun biasanya, bayi mulai mengonsumsi MPASI di usia 6 bulan.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa memperkenalkan telur sebagai makanan pertama dapat bermanfaat untuk mencegah timbulnya alergi telur.

Pada usia 6 bulan, orangtua dapat dengan aman mulai memperkenalkan telur dalam porsi yang sangat kecil mirip dengan makanan padat lainnya.

Unsplash/Jimmy Conover

Apa Saja Manfaat Telur untuk si Kecil?

Konsumsi telur berkontribusi pada pola makan yang sehat. Satu studi terbaru dari National Institutes of Health (NIH) menyatakan bahwa telur bahkan dapat digunakan untuk mengimbangi kekurangan gizi pada anak-anak.

Beberapa vitamin dan mineral penting yang ditemukan dalam telur: vitamin A, B12, riboflavin, folat, dan zat besi. Selain itu, telur merupakan sumber kolin yang sangat baik, yang diperlukan untuk perkembangan otak, bersama dengan DHA, yang membantu perkembangan saraf.

Telur juga mengandung lemak sehat, asam lemak omega 3, dan asam amino penting yang membantu membangun otot.

Semua vitamin dan mineral ini berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat, terutama perkembangan otak dan kognitif.

Dokter memeriksa bayi-Pexels/CDC

Gejala Alergi Telur yang Perlu Diketahui Orangtua

Alergi telur merupakan alergi makanan yang umum, menurut AAP. Alergi ini terjadi pada 2% anak-anak berusia 1 hingga 2 tahun.

Gejala alergi makanan meliputi:

  • Gatal-gatal atau kulit merah dan gatal,

  • Hidung tersumbat atau gatal, bersin atau mata gatal dan berair,

  • Muntah, kram perut, atau diare,

  • Angioedema atau pembengkakan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, anafilaksis (pembengkakan tenggorokan dan lidah, kesulitan bernapas) dapat terjadi.

Jika Mama menduga bayi mungkin memiliki alergi telur, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan saran profesional.

Unsplash/wJ

Tips Menyiapkan Telur untuk Bayi dan Anak-Anak

Mama telah mempertimbangkan risiko dan manfaatnya serta berencana untuk memberikan telur kepada bayi sebagai salah satu makanan pertamanya. Tetapi bagaimana cara terbaik dan teraman untuk menyiapkannya?

Untuk mengurangi risiko penyakit bawaan makanan, telur harus dimasak hingga putih dan kuning telurnya benar-benar padat.

Telur orak-arik adalah cara paling aman untuk mengenalkan telur kepada bayi. Meskipun telur rebus juga bisa dibuat jika dihaluskan dengan garpu. Kuning telur juga dimasak hingga benar-benar matang, ya, Ma.

Apa olahan telur kesukaan si Kecil, Ma?

Editorial Team