5 Jenis Makanan Tinggi Serat untuk Bayi, Jaga Kesehatan Usus

Memilih makanan berserat tinggi yang sesuai dengan usia bayi sangatlah penting, Ma

8 Agustus 2024

5 Jenis Makanan Tinggi Serat Bayi, Jaga Kesehatan Usus

Serat merupakan salah satu nutrisi penting untuk bayi. Selain membantu melancarkan sistem pencernaan, serat berfungsi sebagai prebiotik alami yang mendorong pertumbuhan bakteri baik (probiotik) dan mendukung kesehatan usus. Oleh karena itu, memilih makanan berserat tinggi yang sesuai dengan usia bayi sangatlah penting, Ma.

Jesse Feder, ahli gizi terdaftar dari North Miami Beach, Florida, mengatakan, ketika bayi hanya mengonsumsi ASI atau susu formula hingga enam bulan, mereka tidak akan membutuhkan serat. Namun, setelah enam bulan, mereka akan membutuhkan sekitar lima gram per hari hingga berusia satu tahun.

Setelah berusia satu tahun, tidak ada standar pasti untuk asupan serat. Namun, aturan terbaik yang saya sampaikan kepada orang tua adalah dengan menambahkan lima hingga sepuluh gram sesuai usia anak untuk memperkirakan berapa banyak serat yang harus mereka dapatkan.

Di bawah ini Popmama.com telah merangkum makanan tinggi serat yang bisa Mama berikan untuk si Kecil. Apa saja?

1. Biji-bijian dan serealia

1. Biji-bijian serealia
Pexels/Mike

Mama dapat memasukkan serealia dan biji-bijian ke dalam menu makan bayi saat mereka mulai makan makanan padat. Serealia dan biji-bijian akan menambah variasi dalam menu dan memastikan asupan serat beserta nutrisi penting lainnya.

Beberapa pilihan yang dapat Mama coba adalah oatmeal, beras merah, barley, gandum utuh, dan jagung. Selain itu, Mama juga dapat mencoba menambahkan beberapa pseudocereal seperti quinoa, buckwheat, dan amaranth.

2. Sayur-sayuran

2. Sayur-sayuran
Pixabay/JerzyGorecki

Bayi dapat mengonsumsi semua jenis sayuran saat mulai makan makanan padat. Sayuran merupakan sumber zat gizi mikro dan serat makanan yang baik. Selain itu, sayuran tidak mengandung banyak karbohidrat sederhana.

Beberapa sayuran berserat tinggi yang dapat Mama coba untuk si Kecil adalah bayam, brokoli, buncis, wortel, dan labu siam. Berikan sayuran ini dalam bentuk yang dimasak dan dihaluskan karena bayi mungkin merasa sulit mencerna sayuran mentah.

Atau jika menggunakan pendekatan pemberian makanan pendamping ASI, berikan sayuran yang dimasak hingga lunak dan dipotong-potong seukuran irisan untuk bayi yang lebih kecil, atau potongan seukuran sekali suap untuk bayi yang lebih besar.

Editors' Pick

3. Buah-buahan

3. Buah-buahan
Pexels/Lisa Fotois

Buah-buahan mengandung serat makanan dan juga beberapa zat gizi mikro. Sebaiknya sertakan setidaknya satu buah dalam menu makanan bayi mama setiap hari. Beberapa buah berserat tinggi yang dapat Mama pertimbangkan adalah semangka, melon, apel, pisang, stroberi, alpukat, dan blackberry.

4. Buah kering

4. Buah kering
Freepik/freepik

Buah kering berpotensi menimbulkan bahaya tersedak bagi bayi berusia sekitar 6-12 bulan. Namun, Mama dapat menyajikannya dalam bentuk yang dimasak dan dihaluskan.

Setelah si Kecil mulai makan makanan ringan, Mama dapat memasak buah kering atau memotongnya menjadi potongan-potongan kecil untuk diberikan kepada bayi. Beberapa pilihan makanan berserat tinggi adalah buah prem, aprikot, kurma, dan buah ara.

5. Kacang-kacangan dan polong-polongan

5. Kacang-kacangan polong-polongan
Unsplash/Shelley Pauls

Kacang-kacangan dan polong-polongan dianggap sebagai sumber protein dan zat gizi mikro yang baik seperti zat besi, kalium, dan folat. Namun, kacang-kacangan dan polong-polongan juga merupakan sumber serat makanan yang baik.

Beberapa pilihan dari kelompok makanan ini yang dapat Mama sertakan dalam makanan si Kecil adalah kacang kuda, kacang bengal (utuh), kacang merah, kacang polong, lentil, dan buncis.

Risiko Terlalu Banyak Memberikan Makanan yang Berserat pada Bayi

Risiko Terlalu Banyak Memberikan Makanan Berserat Bayi
Freepik

Serat memang baik. Namun, memberikan makanan kaya serat pada bayi secara berlebihan juga tidak dianjurkan, Ma.

Bayi yang terlalu banyak mengonsumsi serat dapat menyebabkan sembelit. Makanan kaya serat membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan dapat bertahan lebih lama di saluran pencernaan. Hal ini dapat menyerap banyak air dan mulai menyebabkan sembelit.

Selain itu, sembelit dapat menyebabkan bayi merasa terlalu kenyang dan tidak ingin makan banyak. Ini bisa menyebabkan penurunan penyerapan mineral, yang dapat membahayakan kesehatan bayi.

Mengonsumsi serat yang berlebihan dapat menyebabkan perut kembung, kram perut, dan mual yang bisa menyebabkan penurunan nafsu makan dalam beberapa kasus dan dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan.

Itu tadi makanan tinggi serat yang bisa Mama berikan untuk si Kecil. Pastikan Mama juga telah berkonsultasi dengan dokter mengenai kebutuhan serat si Kecil.

Baca juga:

The Latest