Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pinterest.com/kevinmddotcom
Pinterest.com/kevinmddotcom

Setelah sesi menyusui selesai, salah satu rutinitas wajib yang sering dilakukan Mama adalah menyendawakan si Kecil. Entah dipangku, disandarkan ke dada, atau ditepuk-tepuk lembut punggungnya. Semua dilakukan untuk membantu bayi mengeluarkan udara dari perutnya agar terasa lebih nyaman.

Tapi seiring waktu, Mama mungkin mulai bertanya-tanya, masih perlu disendawakan nggak, ya? Atau Kapan bayi dapat sendawa sendiri tanpa bantuan Mama lagi? Tentunya pertanyaan ini wajar banget muncul, apalagi kalau si Kecil sudah mulai aktif bergerak atau kepalanya mulai bisa tegak dengan sendirinya. 

Nah, biar Mama nggak bingung, berikut Popmama.com rangkum soal sampai usia berapa bayi perlu disendawakan.

Sampai Usia Berapa Bayi Perlu Disendawakan? Ini Penjelasannya

Pinterest.com/langehair

Ma, umumnya bayi perlu disendawakan sejak baru lahir hingga usianya sekitar 4 bulan. Setelahnya, sekitar pada usia 4 sampai 6 bulan, bayi tidak lagi perlu disendawakan karena sistem pencernaannya sudah lebih matang, sehingga udara yang tertelan saat menyusu bisa dikeluarkan tanpa perlu bantuan. Apalagi jika si Kecil sudah bisa mulai duduk atau berguling, sendawa bisa terjadi secara alami saat ia mengubah posisi tubuhnya. 

Perkembangan motorik yang makin baik juga membantu bayi mengatur posisi tubuhnya sendiri untuk merasa lebih nyaman. Jadi, Mama nggak perlu khawatir kalau bayi tidak langsung sendawa seperti saat ia masih baru lahir. Selama si Kecil terlihat nyaman dan tidak rewel, biasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tanda Bayi Siap Sendawa Sendiri

Pinterest.com/makingofmom

Meskipun rata-rata bayi sudah tidak perlu disendawakan lagi saat memasuki usia 4-6 bulan, namun setiap anak memiliki perkembangan dengan ritmenya masing-masing. Jadi Mama jangan hanya terpaku pada usia, saja, tapi juga perlu memperhatikan sinyal atau perubahan dari si Kecil sebagai panduan.

Berikut beberapa tanda fisik dan perilaku ini bisa menunjukkan bahwa bayi sudah mulai mampu menyendawakan diri nya sendiri: 

  • Bayi sudah bisa menegakkan kepala atau duduk dengan bantuan: Ini menunjukkan otot leher dan punggungnya mulai kuat, sehingga tubuhnya bisa berpindah posisi untuk membantu udara keluar sendiri.

  • Lebih aktif bergerak, seperti berguling atau menekuk tubuh: Gerakan alami ini bisa membantu mendorong udara dari perut keluar, sehingga sendawa terjadi tanpa perlu bantuan Mama.

  • Setelah menyusu, bayi terlihat nyaman: Tidak rewel, tidak muntah, atau menunjukkan tanda-tanda kembung adalah sinyal bahwa udara tidak lagi mengganggu perutnya.

  • Sendawa kadang terjadi spontan saat bermain atau digendong: Kalau Mama mulai sering mendengar bayi sendawa sendiri tanpa dibantu, itu artinya tubuhnya sudah bisa menangani proses ini dengan baik.

Tips Aman Menyendawakan Bayi

Pinterest.com/poppyseedplay

Menyendawakan bayi memang kelihatan sederhana, tapi tetap butuh perhatian agar si Kecil merasa nyaman dan prosesnya aman, ya, Ma! Berikut beberapa tips yang bisa Mama terapkan saat ingin menyendawakan bayi: 

  • Lakukan setelah menyusu sebelum bayi tiduran

    Di momen ini, udara yang tertelan saat menyusu masih ada di perut bagian atas dan lebih mudah dikeluarkan. Kalau bayi langsung dibaringkan tanpa disendawakan, udara yang terperangkap bisa bikin si Kecil merasa nggak nyaman, kembung, atau bahkan memicu gumoh.

  • Pilih posisi yang nyaman dan aman

    Mama bisa menyandarkan bayi di dada atau pundak, dudukkan di pangkuan dengan posisi tegak, atau telungkup di lengan mama. Pastikan kepala dan leher bayi selalu tersanggah dengan baik.

  • Tepuk atau usap punggung dengan lembut

    Saat membantu bayi sendawa, cukup usap atau tepuk punggungnya perlahan dengan gerakan ritmis. Jangan terlalu keras, karena tujuan utamanya bukan memaksa udara keluar, tapi membantu prosesnya secara alami dan nyaman. Gerakan yang lembut justru lebih efektif dan membuat si Kecil tetap tenang di pelukan mama.

  • Siapkan kain atau lap kecil 

    Kadang sendawa datang bersamaan dengan sedikit gumoh, apalagi kalau perut bayi terlalu penuh atau banyak menelan udara saat menyusu. Nah, supaya Mama nggak kerepotan, sebaiknya selalu siapkan kain atau lap kecil di bahu, pangkuan, atau area sekitar tempat menyendawakan bayi. 

  • Sabar dan rileks

    Nggak semua bayi langsung sendawa dalam hitungan detik. Kadang butuh beberapa menit, percobaan posisi berbeda, atau bahkan jeda sebelum udara bisa keluar dari perutnya. Jadi, penting banget buat Mama tetap sabar dan rileks selama proses menyendawakan. Karena, bayi juga bisa merasakan emosi Mama, lho! Jadi kalau Mama tenang, si Kecil juga akan lebih nyaman.

Apa yang Harus Dilakukan jika Bayi Tidak Bisa Bersendawa?

Pinterest.com/luxlifeinc

Kalau sudah mencoba beberapa posisi dan menunggu beberapa menit tapi bayi belum juga bersendawa, Mama nggak perlu langsung panik, ya. Tidak semua bayi akan bersendawa setiap kali menyusu, apalagi kalau mereka menyusu dengan tenang dan tidak menelan banyak udara.

Yang bisa Mama lakukan: 

  • Pijat dengan lembut perut bayi 

    Jika si Kecil belum juga bersendawa tapi tampak tidak nyaman, Mama bisa coba bantu dengan memijat lembut area perutnya. Gerakan sederhana seperti mengurut perut bayi secara perlahan searah jarum jam dengan lotion atau essential oil bisa membantu menggerakkan gas di dalam saluran cerna agar lebih mudah keluar, baik lewat sendawa maupun kentut. 

  • Gerakan kaki bayi seperti sedang bersepeda

    Salah satu cara sederhana dan efektif untuk membantu bayi mengeluarkan gas adalah dengan menggerakkan kakinya perlahan seperti sedang bersepeda. Gerakan ini membantu merangsang otot-otot perut dan usus, sehingga gas yang terperangkap bisa terdorong keluar baik lewat sendawa maupun kentut.

    Mama bisa baringkan bayi di atas alas datar yang empuk, lalu pegang kedua kakinya dan gerakkan secara bergantian, maju mundur seperti mengayuh sepeda. Lakukan dengan lembut dan perlahan. 

  • Mengganti susu formula 

    Kalau bayi sering terlihat rewel, kembung, atau sulit bersendawa setelah menyusu menggunakan susu formula, bisa jadi jenis susunya kurang cocok untuk sistem pencernaannya, Ma. Beberapa bayi lebih sensitif terhadap kandungan tertentu dalam formula, seperti laktosa atau protein susu sapi, yang bisa memicu penumpukan gas berlebih di perut.

    Dalam kondisi seperti ini, Mama bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter anak guna mencari alternatif susu formula yang lebih mudah dicerna oleh si Kecil. Misalnya jenis formula rendah laktosa atau hypoallergenic.

Nah, itu tadi penjelasan soal sampai usia berapa bayi perlu disendawakan. Semoga penjelasan ini dapat menambah pemahaman Mama, ya!

Editorial Team