Ma, perjalanan menuju masa adolesens penuh dengan banyak gejolak, terutama secara emosional. Anak sedang belajar meregulasi hubungannya dengan orang lain, belajar untuk menyelesaikan masalah sendiri, juga belajar menerima bahwa mungkin ada beberapa hal yang tidak bisa ia ubah atau miliki.
Ia juga sedang memahami bahwa ada hal-hal di luar kendali, yang bagaimanapun usahanya, tidak bisa ia “menangkan”. Termasuk salah satunya adalah masalah pertemanan.
Manusia adalah individu yang kompleks. Kita tidak bisa dengan mudah berkata, “dia pasti baik” atau “dia pasti jahat”, karena setiap tindakan manusia memiliki sebab dan akibat.
Pada usia 10–12 tahun, menjelang masa remaja, anak-anak mungkin baru mulai menyadari kenyataan ini. Tak heran jika muncul rasa syok ketika apa yang mereka harapkan dari orang lain ternyata tidak sesuai kenyataan.
Yang perlu Mama ajarkan adalah rasa “tidak apa-apa”, rasa menerima. Orangtua tetap perlu hadir di samping remaja saat mereka mengalami naik-turun emosi yang belum sepenuhnya bisa mereka pahami sendiri ini.
Apa yang Mama bisa lakukan untuk menemaninya? Yuk, baca artikel Popmama.com berikut ini tentang 7 langkah menghibur remaja yang terluka karena pertemanan. Simak sampai tuntas ya, Ma, karena mungkin ini tidak sesederhana yang Mama bayangkan.
