5 Dampak Parental Favoritism atau Suka Pilih Kasih pada Anak

Berikan kasih sayang pada masing-masing anak dengan adil ya Ma!

5 Juni 2022

5 Dampak Parental Favoritism atau Suka Pilih Kasih Anak
Freepik/boggy

Parental favortism atau ketimpangan kasih sayang orangtua terhadap anak-anaknya saat ini menjadi topik yang hangat diperbincangan.

Topik ini mulai mencuat sejak sejumlah content creator di media sosial yang membuat video pendek memperlihatkan perbandingan kamar miliknya dan saudara mereka yang memiliki perbedaan mencolok.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan orangtua melakukan favoritism, seperti urutan kelahiran, jenis kelamin, kebutuhan khusus anak yang berbeda, atau karakter anak itu sendiri.

Meskipun cukup lazim, parental favoritism ini dapat berdampak signifikan pada anak dan hubungan keluarga secara keseluruhan. Kira-kira apa dampaknya bagi anak?

Berikut Popmama.com telah merangkum lima dampak parental favoritismatau suka pilih kasih pada anak, di bawah ini. Yuk simak informasinya Ma!

1. Memiliki harga diri yang tidak sehat

1. Memiliki harga diri tidak sehat
Freepik/DCStudio

Dilansir Healthline, orangtua yang cenderung memfavoritkan salah satu atau sebagian anaknya dapat berdampak pada self-esteem atau harga diri anak, terutama bagi mereka yang merasa dirinya di nomor duakan.

Hal ini akan menjadi lebih rumit ketika anak beranjak remaja, dimana self-esteem merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan sosial. Anak merasa di nomor duakan akan memiliki citra negatif terhadap dirinya sendiri sehingga dapat berujung pada kenakalan dan perilaku buruk.

Sebaliknya, anak yang difavoritkan oleh orangtuanya cenderung memiliki self-esteem yang tinggi. Meski terdengar baik, hal ini juga dapat mengakibatkan sang anak kesulitan untuk menerima setiap kegagalan yang menimpanya. 

Editors' Pick

2. Kepercayaan diri yang terlalu rendah dan terlalu tinggi

2. Kepercayaan diri terlalu rendah terlalu tinggi
Freepik/Master1305

Selain self-esteem yang rendah, anak yang bukan menjadi favorit orangtuanya juga cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah. Ia selalu merasa bahwa ia tidak memenuhi ekspektasi orangtuanya dan merasa terbelenggu oleh standar yang tidak adil. 

Sedangkan anak yang menjadi favorit biasanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi atau bahkan terlalu tinggi. Jika terus dibiarkan, anak akan memiliki sifat narsistik. Meski tidak selalu buruk, perilaku narsistik dapat berujung pada perilaku sombong, arogan, dan antipati.

3. Dapat memengaruhi peminatan anak hingga pilihan karir di masa depan

3. Dapat memengaruhi peminatan anak hingga pilihan karir masa depan
Freepik/prostooleh

Ketika anak yang merada di nomer duakan beranjak remaja menuju masa pendewasaan, ia akan mencari kenyamanan di tempat yang lain, seperti lingkungan pergaulan atau hobi yang ia minati.

Hal ini mengakibatkan sang anak untuk rajin mengeksplorasi jati dirinya sehingga ia mudah mengetahui apa yang ia sukai dan tidak sukai, serta apa yang ia ingin lakukan ketika dewasa.

Sedangkan anak yang terbiasa menjadi favorit orangtuanya biasanya akan mengalami kesulitan untuk menemukan jati dirinya.

Hal ini tidak lepas dari faktor kedua orangtua yang terlalu memerhatikan dan menuntunnya. Ketika remaja hingga dewasa, anak mungkinakan cenderung melakukan sesuatu yang familiar atau sesuatu yang orangtuanya sukai.

4. Parental favoritism juga memengaruhi kemandirian anak

4. Parental favoritism juga memengaruhi kemandirian anak
Freepik/Senivpetro

Jarang disadari jika parental favoritism juga berpengaruh kepada kemandirian anak. Anak yang bukan menjadi favorit orangtuanya umumnya akan melakukan banyak kegiatan sendiri, sehingga ia akan menjadi tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Ia juga merasa lebih bebas ketika ia berada di luar rumah.

Sedangkan anak yang difavoritkan biasanya akan menjadi anak yang manja dan kesulitan untuk melakukan banyak hal sendiri.

Tak hanya itu, ia juga lebih mudah takut dan segan untuk melakukan sesuatu yang baru dan asing baginya. Anak mungkin juga akan kesulitan untuk melepaskan atau pindah dari keluarganya ketika masuk ke perguruan tinggi atau telah memiliki keluarga sendiri..

5. Kedekatan antara orangtua dan anak yang terasa berbeda

5. Kedekatan antara orangtua anak terasa berbeda
Freepik/user11281918

Di saat remaja dan beranjak dewasa, anak yang merasa bukan favorit orangtuanya, akan menjaga jarak dengan keluarga. Hal ini akan menjadi lebih terasa ketika anak telah dewasa dan tidak lagi tinggal dengan orangtuanya.

Dan seperti yang disebutkan sebelumnya, anak yang menjadi favorit orangtua mungkin akan merasa kesulitan berpisah dari keluarganya. Tak hanya dengan orangtua, perilaku juga bisa merusak hubungan antar saudara. 

Tidak dapat dipungkiri, orangtua yang pilih-pilih dapat menimbulkan sifat kompetitif diantara saudara.

Nah itulah beberapa dampak parental favoritism atau suka pilih kasih pada anak. Meski lazim terjadi, hal ini dapat dihindari dengan orangtua yang bersikap adil pada kakak dan adik.

Memiliki waktu luang untuk berbicara dengan masing-masing anak juga bisa mencegah terjadinya pilih kasih pada anak. Jangan biarkan perilaku ini dapat merusak hubungan baik keluarga secara keseluruhan ya Ma!

Baca juga:

The Latest