Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
bullying anak.jpg
Dok. Internet

Intinya sih...

  • Anak SD di Riau jadi korban perundungan hingga tewas

  • Siswi SD di Garut jadi korban kekerasan dan pelecehan

  • Siswa SMPN Tangsel meninggal usai dirundung teman-temannya di sekolah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kasus bullying anak sekolah di tahun 2025 mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari lembaga seperti Pusiknas Polri, KPAI, dan JPPI, tercatat bahwa kasus perundungan mengalami lonjakan dibanding tahun sebelumnya. 

Penyebabnya diduga berkaitan dengan masa transisi sekolah, praktik junioritas atau senioritas, dan perundungan siber yang semakin marak. Mirisnya, beberapa kasus perundungan ada yang sampai memakan korban jiwa. 

Berikut Popmama.com siap membahas kumpulan kasus bullying anak sekolah 2025. 

1. Anak SD di Riau jadi korban perundungan hingga tewas

freepik

Seorang anak berusia 8 tahun di Riau menjadi korban perundungan oleh teman-teman sekolahnya. Mirisnya, aksi perundungan tersebut berujung pada korban yang meninggal dunia pada 26 Mei 2025 akibat luka pada ususnya. 

Sebelum menghembuskan napas terakhir, korban mengaku sempat dipukuli dan ditendang oleh 4 temannya. Berdasarkan hasil pemeriksaan luar dan dalam, ditemukan memar pada bagian perut dan paha, serta adanya resapan darah pada jaringan lemak di sisi kiri perut.

Luka-luka tersebut diduga kuat akibat benturan dengan benda tumpul. Kendati demikian, penyebab utama kematian KB disimpulkan sebagai infeksi sistemik akut akibat pecahnya usus buntu (appendiks).

2. Siswi SD di Garut jadi korban kekerasan dan pelecehan

freepik

Seorang anak perempuan berusia 12 tahun asal Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat menjadi korban perundungan dan pelecehan seksual.

Perbuatan tersebut lantas membuat korban trauma dan mengalami kerusakan pada bagian organ intim. Mirisnya, ternyata perundungan telah dialami korban sejak duduk di bangku TK.

Sedangkan, pelecehan yang dialaminya terjadi sejak duduk di kelas 4 SD. Pasca kejadian pilu itu, korban kabarnya mengalami trauma.

Keluarga pun memutuskan pindah ke Bandung dengan tujuan untuk menenangkan dirikarena keluarga telah mendapatkan pengucilan di lingkungannya di daerah Garut.

3. Siswa SMPN Tangsel meninggal usai dirundung teman-temannya di sekolah

Instagram.com/pilarsaga_official

Kasus perundungan yang terjadi di SMP Negeri 19 Tangerang Selatan (Tangsel), Banten sempat ramai jadi sorotan. Pasalnya, korbannya yang merupakan siswa berinisial MH (13) dinyatakan meninggal dunia. 

MH meninggal dunia setelah mengalami kritis akibat jadi korban bullying oleh teman-teman sekolahnya. Rizky selaku kakak korban mengungkapkan bahwa adiknya telah menjadi korban perundungan sejak MPLS.

Puncaknya terjadi pada Senin (20/10/2025) lalu. Saat itu, MH dipukul di bagian kepala oleh teman sekelasnya menggunakan kursi. MH mulanya dirawat di RS Swasta yang ada di Tangsel.

Namun, karena kondisinya semakin parah, MH berujung mendapat rujukan ke RS Fatmawati, Tangerang Selatan. Sayangnya, korban menghembuskan napas terakhir usai sepekan dirawat di RS.

4. Siswi SMP di Muratara bully temannya dengan motif akibat kirim stiker WA

Dok. Internet

Sempat tersebar di jagat maya video berdurasi tiga menit yang memerlihatkan aksi perundungan terhadap seorang siswi SMP di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.

Dalam video yang beredar, terlihat korban yang tidak melawan justru terus dipukul, dijambak, dan bahkan ditendang hingga tersungkur oleh teman sekolahnya sendiri.

Pelaku disebut-sebut merasa tersinggung dengan korban, yang merupakan adik kelasnya. Pemicunya adalah korban yang salah mengirimkan sebuah gambar stiker di WhatsApp kepada pelaku.

Korban kemudian menghapus stiker tersebut, namun hal ini justru membuat pelaku H merasa tersinggung dan akhirnya menyerang korban.

Karena emosi, keesokan harinya pelaku langsung melakukan aksi penganiayaan di jalan dengan disaksikan oleh teman-teman lain yang ikut merekam kejadian.

5. Siswa SMPN di Blitar dirundung teman-temannya saat MPLS

Dok. TikTok

Video perundungan yang melibatkan siswa SMP Negeri 3 Doko, Blitar, Jawa Timur, sempat viral dan menyita perhatian publik.

Korban berinisial WV (12), yang merupakan siswa baru kelas 7. Ia menjadi korban pengeroyokan oleh puluhan siswa lain saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Jumat (18/7/2025).

Peristiwa tersebut tidak hanya meninggalkan luka secara fisik, tetapi juga berdampak pada kondisi psikologis korban yang mengalami trauma.

6. Siswi pesantren di Lombok meninggal dunia usai jadi korban bully

Dok. Istimewa

Kasus perundungan di lingkungan sekolah juga terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan berujung duka mendalam.

Seorang pelajar berusia 13 tahun dilaporkan meninggal dunia setelah diduga menjadi korban kekerasan oleh teman sekolahnya di sebuah pondok pesantren yang berada di Kecamatan Janapria.

Insiden tragis tersebut bermula dari pertengkaran kecil akibat saling mengejek antar siswa. Situasi kemudian memanas hingga pelaku diduga menendang korban, yang menyebabkan kepala korban terbentur tembok.

Akibat benturan tersebut, korban dinyatakan meninggal dunia. Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Lombok Tengah, Ajun Inspektur Pipin Setyaningrum, menjelaskan bahwa kekerasan fisik itulah yang menjadi penyebab korban kehilangan nyawa.

7. Siswa SMPN 1 Genyer meninggal usai jadi korban bully

Dok. Istimewa

Kasus perundungan yang berujung pada meninggalnya seorang siswa juga terjadi di Jawa Tengah.

Angga Bagus Perwira, siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, dilaporkan meninggal dunia setelah diduga menjadi korban bullying oleh teman sekelasnya pada 11 Oktober 2025.

Angga diketahui merupakan warga Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan, dan kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga serta lingkungan sekolah.

8. Siswa SMKN di Cikarang Barat dibully kakak kelas hingga rahangnya patah

Dok. Istimewa

Kasus perundungan di SMKN Cikarang Barat 1 menimpa seorang siswa kelas 10 berinisial AAI (16). Remaja tersebut menjadi korban kekerasan fisik oleh sejumlah kakak kelas hingga mengalami patah rahang.

Papa korban, Indra Prahasta (41), mengungkapkan bahwa anaknya dipukul secara bergantian setelah dibawa ke sebuah lapangan, diminta berjongkok, lalu dipukul berulang kali pada bagian wajah.

Akibat penganiayaan yang terjadi, korban harus menjalani perawatan di rumah sakit karena kondisi rahangnya yang patah. Berkat perundungan tersebut, AAI belum dapat makan secara normal dan membutuhkan waktu pemulihan lebih lanjut.

9. Siswa SMPN 1 Subang alami kekerasan fisik sampai harus menjalani perawatan medis

Seorang siswa SMP 1 Belanakan, Subang jadi korban perundungan. Korban yang berusia 12 tahun dan merupakan seorang yatim piatu harus dilarikan ke rumah sakit akibat dugaan kekerasan fisik yang dilakukan oleh teman sekolahnya.

Peristiwa ini terungkap ke publik setelah kakak korban membeberkan kronologi kejadian dalam sebuah wawancara bersama Kang Dedi Mulyadi.

Berdasarkan penuturan kakak korban, insiden bermula saat korban tidak sengaja menyenggol kaki pelaku ketika sedang berbaring. Namun, pelaku justru merespons dengan tindakan brutal berupa pukulan dan tendangan berulang ke tubuh serta kepala korban.

Akibatnya, korban mengalami sesak napas, muntah, dan demam tinggi hingga harus menjalani perawatan medis. Mirisnya, keluarga korban terpaksa menanggung biaya rumah sakit lebih dari Rp5 juta karena BPJS tidak dapat menanggung biaya cedera akibat penganiayaan.

Sementara itu, pihak sekolah disebut hanya menyarankan pemindahan kelas, dan orang tua pelaku dinilai kurang menunjukkan tanggung jawab karena hanya menyampaikan permintaan maaf.

10. Bullying di kamar mandi SMP Blora

Dok. Istimewa

Sebuah video berdurasi sekitar 25 detik yang beredar luas di media sosial memperlihatkan aksi perundungan terhadap seorang siswa SMP di Blora.

Dalam rekaman tersebut, korban tampak dikeroyok oleh teman-temannya di dalam kamar mandi sekolah, dengan pemukulan dan tendangan yang dilakukan secara bergantian.

Sementara itu, beberapa siswa lain terlihat hanya menonton tanpa berusaha melerai, sehingga memicu keprihatinan publik.

Pihak kepolisian setempat telah memanggil sebanyak 33 siswa untuk menjalani pembinaan terkait insiden tersebut. Orangtua dari sejumlah siswa juga diminta hadir guna memberikan keterangan.

Kapolsek Blora menjelaskan bahwa penanganan kasus ini mengedepankan pendekatan edukatif dibandingkan tindakan represif, dengan tujuan memberikan pembinaan dan pendampingan agar anak-anak memahami dampak bullying serta mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari.

Itu dia beberapa kumpulan kasus bullying anak sekolah 2025. Deretan kasus ini menjadi pengingat bahwa perundungan di sekolah masih menjadi persoalan serius yang membutuhkan perhatian, pencegahan, dan penanganan tegas dari semua pihak demi melindungi anak-anak.

Editorial Team