Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Bullying, Dampak, dan Cara Mengatasinya Menurut Polri

bullying
Freepik

Kasus perundungan atau bullying masih menjadi hal yang begitu menakutkan dalam lingkungan sosial, baik di sekolah, dunia kerja, hingga ruang digital.

Dampaknya yang mendalam dan berkepanjangan pada korbannya membuat masalah ini tidak boleh lagi dipandang sebelah mata.

Sebagai bentuk kepedulian dan edukasi, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) secara aktif mengampanyekan bahaya bullying dan cara penanganannya.

Polri menegaskan bahwa bullying bukanlah masalah sepele atau sekadar "proses normal" anak-anak dalam bersosialisasi. Ini adalah persoalan serius yang dapat merusak masa depan, baik bagi korban maupun pelakunya.

Berikut Popmama.com rangkumkan 5 jenis bullying, dampak, dan cara mengatasinya menurut Polri.

1. Bullying verbal

bullying
Freepik/gpointstudio

Bullying verbal seringkali dianggap "ringan" karena tidak meninggalkan bekas fisik. Padahal, kata-kata yang tajam dan merendahkan dapat menyakiti hati anak dan bisa bertahan lama, Ma.

Menurut psikologi, korban bullying verbal rentan mengalami internalisasi masalah, yaitu menyimpan semua perkataan negatif tersebut dan mulai mempercayainya.

Dampak jangka panjangnya dapat berupa gangguan kecemasan sosial, depresi, dan kesulitan membangun hubungan yang sehat.

Untuk mengatasi jenis bullying satu ini, Polri menyarankan sebagai berikut:

  • Komunikasi asertif: Ajarkan anak atau diri sendiri untuk menanggapi dengan tegas namun tidak agresif, misalnya dengan mengatakan, "Saya nggak suka diperlakukan seperti itu, ya. Tolong stop!"
  • Hindari konfrontasi: Jangan membalas dengan kata-kata kasar yang sama, karena dapat memicu eskalasi kekerasan.
  • Laporkan: Ceritakan kepada orangtua, guru, atasan, atau pihak berwajib agar ada tindakan mediasi atau hukum.

2. Bullying fisik

bullying
Freepik

Ini adalah bentuk bullying yang paling terlihat dan mudah diidentifikasi. Selain menyebabkan cedera fisik yang langsung, bullying fisik menimbulkan trauma psikologis yang mendalam pada korbannya, Ma.

Jika anak mengalami bullying ini, mereka terus-menerus merasa waswas dan ketakutan, bahkan ketika tidak berada di dekat pelaku. Lingkungan yang seharusnya aman seperti sekolah atau rumah, bisa berubah menjadi tempat yang menyeramkan baginya.

Ketika mendapatkan perundungan jenis ini, berikut cara mengatasinya:

  • Segera minta bantuan: Jangan diam. Segera cari pertolongan dari orang dewasa terdekat atau pihak yang berwenang, seperti sekolah.
  • Catat kejadian: Dokumentasikan setiap insiden, termasuk tanggal, waktu, saksi, dan bentuk kekerasan yang terjadi. Ini akan menjadi bukti yang kuat dalam pelaporan.
  • Laporkan ke polri: Tindakan bullying fisik, apalagi yang menyebabkan luka, dapat dilaporkan ke pihak kepolisian karena termasuk dalam tindak pidana penganiayaan.

3. Bullying sosial

bullying
Freepik

Bullying sosial atau relational bullying adalah senjata yang halus, tapi justru mematikan. Biasanya bullying jenis ini dilakukan pelaku dengan sengaja untuk merusak reputasi dan hubungan sosial korban demi menguatkan posisinya dalam kelompok.

Korban akan merasa dikucilkan, diabaikan, dan tidak diterima. Dampaknya, korban bisa menarik diri dari pergaulan, kehilangan minat bersosialisasi, dan pada tingkat parah, mengalami depresi karena merasa tidak memiliki teman.

Cara mengatasi jenis bullying sosial ini adalah sebagai berikut:

  • Membangun sistem dukungan: Fokus apda energi positif untuk orang-ornag yang positif dan suportif, karena sistem dukungan yang kuat adalah obat terbaik.
  • Ikut aktivitas positif: cobalah untuk berganung dengan klub, ekstrakurikuler, atau komunitas berdasarkan minat yang bisa membantu membangun kepercayaan diri dan lingkaran pertemanan baru.
  • Cari konselor atau psikolog: Bantuan profesional sangat efektif untuk membantu korban memproses perasaan sedih, marah, dan terisolasi, serta membangun keterampilan sosialnya kembali.

4. Cyberbullying

bullying
Freepik

Di era digital, cyberbullying menjadi salah satu jenis bullying yang banyak dilakukan dan tak kalah membahayakan, karena bisa terjadi kapan saja, jejaknya abadi di internet, dan jangkauannya sangat luas.

Jenis bullying ini akan membuat korbannya merasa tidak ada tempat yang aman, karena bullying bisa menyusup lewat gadget pribadi. Dampak mentalnya pun sangat serius, mulai dari rasa malu yang mendalam, kecemasan, hingga pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

Untuk mengatasi cyberbullying, bisa melakukan hal berikut:

  • Simpan semua bukti: Bisa berupa screenshot percakapan, komentar, atau unggahan yang merendahkan. Ini sangat penting untuk proses pelaporan.
  • Blokir pelaku: Segera blokir akun pelaku untuk memutus akses mereka terhadap diri kita.
  • Atur privasi akun: Perketat pengaturan privasi di media sosial untuk membatasi siapa yang dapat melihat dan mengomentari profil lewat fitur keamanan.
  • Laporkan: Laporkan akun pelaku kepada platform media sosial. Untuk ancaman yang serius, laporkan ke pihak kepolisian, misalnya melalui Unit Cyber Crime Polri.

5. Bullying psikologis atau emosional

bullying
Freepik

Bullying satu ini menjadi jenis yang dinilai paling sulit dideteksi karena sering terjadi di balik pintu tertutup dan tanpa saksi. Pelaku menggunakan taktik psikologis untuk mengontrol, menakuti, dan merendahkan korbannya.

Dampak dari bullying ini sangat mematikan, Ma, karena bisa menghancurkan harga diri. Korban bisa merasa tidak berdaya, terus-menerus merasa bersalah, dan kehilangan identitas dirinya.

Agar tak terus terulang, berikut cara mengatasinya:

  • Bicara pada orang yang dipercaya: Mengungkapkan apa yang dialami kepada teman, keluarga, atau guru yang dipercaya adalah langkah pertama untuk melepaskan diri dari isolasi emosional.
  • Lakukan teknik relaksasi: Latihan pernapasan, meditasi, atau olahraga ringan dapat membantu mengelola stres dan kecemasan yang ditimbulkan.
  • Cari dukungan profesional: Konseling atau terapi psikologis sangat penting untuk menyembuhkan luka emosional, membangun kembali harga diri, dan mempelajari cara menghadapi manipulasi.

Seperti yang ditegaskan Polri dalam unggahannya, perundungan bukanlah hal sepele. Ini adalah persoalan serius yang merusak masa depan anak bangsa.

Untuk itu, kita sebagai orangtua perlu lebih komunikatif dalam menjelaskan perihal bullying pada anak. Dengan harapan, anak bisa lebih bersuara ketika melihat atau mengalami, serta mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.

Yuk, sama-sama kita ciptakan lingkungan yang lebih aman, bebas dari rasa takut, dan penuh dengan rasa hormat untuk sesama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Playtopia Adventure, Playground Terbesar di Pulau Jawa!

13 Des 2025, 08:30 WIBBig Kid