Gita Maizan Choir, Paduan Suara Asal Jogja yang Raih Juara Dunia di Singapura

Gita Maizan Choir berhasil meraih sejumlah pengharagaan dalam ajang yang digelar pada 23-27 Juli 2025 di Victoria Concert Hall, Singapura, berkat semangat berjuang semua pihak yang terlibat, termasuk seluruh anggota yang merupakan anak-anak mudah bangsa.

Sebanyak empat penghargaan sekaligus berhasil diraih oleh mereka, mulai dari kategori Champion and Gold Award Equal Voice 17 years old and below, kemudian Champion and Gold Award Folklore Category, lalu Special Jury Award: Outstanding Soloist in Folklore Category, dan yang paling membanggakan Grandprix Winner The 9th Singapore Internasional Choral Festival 2025.

Dengan semua penghargaan yang berhasil diraihnya, paduan suara asal Yogyakarta ini pun akan melanjutkan kompetisi yang lebih besar di Korea Selatan pada Februari 2026 mendatang.

Kepada media, Direktur Maizan Vocal Management, Odhi Pratama Maizan menjelaskan bahwa dalam ajang ini sebanyak total 36 anak mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA yang turut berpartisipasi.

Odhi juga menjelaskan bahwa kemenangan ini menjadi bayaran atas kerja keras seluruh anak-anak yang ikut berpartisipasi menjalani persiapan sekitar sembilan bulan lamanya.

Bukan sekadar memberikan penampilan yang apik sampai membuat para penonton dan dewan juri terkesima, tapi juga tentang membangun kekompakan antar anggota dalam menyelaraskan penampilannya.

Prestasi membanggakan yang berhasil diraih Gita Maizan Choir menjadi pelengkap dari pencapaian sebelumnya di tingkat internasional.

Sebelumnya, Gita Maizan Choir juga berhasil meraih berbagai juara dalam ajang internasional yang digelar di beberapa kota dan negara, seperti Bali, Bandung, Kuala Lumpur Malaysia, dan sejumlah ajang virtual.

Memiliki beragam budaya yang diwariskan, Gita Maizan Choir pun memberikan penampilan yang spektakuler yang berasal dari kekayaan budaya Indonesia.

Tim membawakan tiga lagu daerah, yaitu "Cikala Le Ponpong" dan "Butet" dari Sumatera Utara, serta "E Mambo Simbo" dari Papua.

Tak sekadar bernyanyi, setiap alunan lagu yang dibawakan mereka rupanya memberikan emosi mendalam kepada para penonton dan dewan juri yang berhasil membuat mereka menangis terharu.

Odhi menjelaskan bahwa para dewan juri menangis tersentuh berkat emosi yang dituangkan tim dalam membawakan lagu "Butet", yang mana lagu ini menceritakan anak perempuan ditinggal ayahnya perang.

Membawakan sejumlah lagu khas Indonesia dari beberapa daerah, penampilan mereka juga kian sempurna berkat kostum yang memadukan unsur dari berbagai daerah, seperti kain Papua, ornamen Sumatera Utara, dan ikat pinggang Jawa.

Namun, di balik kemenangan sesungguhnya dari lagu, pakaian, riasan wajah yang mereka tampilkan, kekompakan antar anggota menjadi kunci dari keberhasilan Gita Maizan Choir dalam meraih juara.

Meski terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, Odhi mengaku bahwa seluruh anggotanya saling merangkul satu sama lain sebagai pondasi utama kesuksesan mereka.

Kemenangan Gita Maizan Choir berkat kekompakan satu sama lain juga dibagikan dalam video TikTok milik @kafkavadanta yang menjelaskan bagaimana usaha dan semangat berjuang semua anak-anak yang terlibat dalam meraih juara di kancah internasional.

"Salah satu alasan kenapa aku masih bertahan memperjuangkan negara merah putih ini, Thank you Maizan Vocal," tulis pemilik akun yang dibuat terharu dengan perjuangan tim.

Prestasi Gita Maizan Choir adalah bukti nyata bahwa kerja keras, persiapan matang, dan cinta pada budaya sendiri dapat mengantarkan anak Indonesia ke puncak prestasi internasional.

Semoga pencapaian ini memotivasi generasi muda lainnya untuk terus berjuang, berani bersaing, dan senantiasa mengharumkan nama bangsa di mata dunia.

Selamat dan sukses untuk persiapan ke Korea Selatan, Gita Maizan Choir!