Curhat Seorang Mama Ditagih Rp 11 Juta Gara-gara Anak Main Game Online

Tagihan jebol lantaran anaknya main game online, Ma!

12 April 2019

Curhat Seorang Mama Ditagih Rp 11 Juta Gara-gara Anak Main Game Online
Commons Wikimedia/ Marielle Velander

Ada-ada saja ulah anak-anak yang bikin kaget orangtua. Pengalaman Ririn Ike Wulandari, mama asal Kediri bisa menjadi pelajaran buat semua orangtua. Ririn mendapat tagihan telepon seluler sampai Rp 11.000.000 lebih karena anaknya yang berusia 12 tahun main game online. 

Bagaimana ceritanya? Dari akun Facebook Ririn Ike Wulandari, Popmama.com meringkas kisahnya. Hmmm, jangan sampai kejadian ini menimpa keluarga mama ya!

1. Ririn kaget mendapat tagihan ponsel Rp 11.000.000

1. Ririn kaget mendapat tagihan ponsel Rp 11.000.000
Pxhere/ Mohamad Trilaksono

Ririn membuat 5 seri posting cerita tentang tagihan mengejutkan itu. Awal ceritanya ia hendak membayar tagihan ponsel pascabayar milik suaminya. Biasanya, ia hanya membayar tagihan Rp 40.000 saja. Saat hendak membayar lewat aplikasi online, Ririn tidak bisa melakukannya karena saldo di aplikasi tersebut dianggap kurang. 

Ririn bingung, menurut perhitungannya, saldo uangnya cukup untuk membayar tagihan ponsel. 

Karena penasaran Ririn mencoba membayarnya lewat ATM. Disitulah ia baru tahu jumlah tagihan yang tercantum Rp 6.108.000. Tentu, Ririn terkejut sebab jumlah tagihan itu sangat tidak biasa. 

Akhirnya, Ririn mengecek jumlah tagihan itu yang dikirimkan provider ponsel ke emailnya. Dan, Ririn tambah kaget karena tagihan sebesar itu adalah untuk pembelian diamond di game online. 

“Free Fire, Mobile Legend, dan Minecraft adalah game yang sering dimainkan anak saya. Untuk naik tingkat, mereka kadang perlu membeli diamond. Diamond itu bisa dibeli dengan kartu kredit, pulsa, dan bayar di supermarket,” jelas Ririn dalam postingannya. 

Semua pembelian itu terjadi pada periode 3-25 Maret 2019.

Kaget Ririn belum selesai karena begitu ia melakukan cek ke semua akun email, provider, dan akun game online, masih ada tagihan yang belum tercetak. Tagihan itu berupa pembelian diamond yang terjadi pada 1-2 April 2019. Tagihan baru itu mencapai Rp 4.803.000. Jadi total, Ririn harus membayar Rp 10.911.000 diluar pajak 10 persen. “Makanya, total semua tagihan Rp 11.000.000 lebih,” kata Ririn.

Editors' Pick

2. Menyelesaikan masalah dengan melaporkan ke Google dan provider

2. Menyelesaikan masalah melaporkan ke Google provider
Pxhere/CC0 Public Domain

Selidik punya selidik, ternyata settingan akun permainan dan data di ponsel yang memungkinkan semua itu terjadi. Settingan jumlah tagihan di ponsel memiliki limit Rp 10.000.000, jadi sebelum mencapai limit, pengguna tidak mendapat notifikasi apa pun. Kemudian, di akun permainan ternyata di-setting juga tagihan pembelian dilakukan melalui provider. 

Berdasarkan saran seorang teman, Ririn kemudian mencoba membatalkan pembelian diamond itu. Ia melakukan kontak ke customer service provider dan Google Play, tempat pembelian modul game itu. 

“Berhasil membatalkan beberapa pembelian jadi tagihan sudah bisa dikurangi. Tetapi tagihan yang lain yang sudah tercatat belum bisa dibatalkan,” cerita Ririn. 

Selain membatalkan pembelian, Ririn juga mengecek ulang semua akun dan menutup akun Google Play yang dipakai anaknya. 

“Ada batasan usia untuk memainkan game itu dan Google sebenarnya melakukan pengecekan. Tetapi karena akun email Google Mail yang dipakai adalah milik suami saya, makanya anak saya bisa main game dan melakukan transaksi,” kata Ririn.

3. Ririn mengajak orangtua lain waspada dan melek teknologi

3. Ririn mengajak orangtua lain waspada melek teknologi
rawpixel

Ririn mengaku, motivasinya berbagi di media sosial adalah agar orangtua lain menjadi waspada. Ketidaktahuan Ririn dan suaminya mengenai peraturan game online dan cara memainkannya menurutnya menjadi penyebab utama tagihan membeludak itu. 

Untuk menyelesaikan masalahnya, Ririn mencoba semua transaksi di game online itu. Setelah paham, ia bisa memberi peringatan ke para orangtua. 

“Salah satunya adalah posisi penawaran pembelian berupa pop up notification yang kemungkinan besar sangat mudah tidak sengaja ter-klik. Anak-anak mungkin tidak paham itu,” katanya. 

Jadi, Ririn merekomendasikan orangtua agar mengecek setting pemakaian ponsel jika anak sesekali diizinkan main game online. Semua bisa di-setting untuk menjadi lebih aman, termasuk anak-anak tidak bisa memainkan game yang tidak sesuai dengan umurnya.

Tips agar Anak Tidak Kecanduan Game Online

Tips agar Anak Tidak Kecanduan Game Online
Maxpixel/ CC0 Public Domain

Popmama.com seringkali membahas masalah game online ini. Tapi, tidak ada salahnya ya, jika diulang lagi. Berikut tips agar anak tidak kecanduan game online: 

1. Jangan langsung melarang 

Melarang total anak untuk bermain game tidak akan efektif hasilnya. Semakin keras Mama melarang, maka anak cenderung akan semakin penasaran. Jadi, sebaiknya Mama mengalihkan perhatian anak agar ia cukup sibuk selain hanya main game. 

2. Ajak anak bicara dan ungkapkan kekhawatiran Mama

Tidak perlu sampai sepeti Ririn yang pasti bikin anaknya kapok main game. Jika Mama telah melihat kecenderungan anak mulai kecanduan game maka Mama harus segera mengungkapkan kekhawatiran mama. Dengan membicarakan hal ini, anak akan mengerti bahwa ia sebaiknya tidak terlalu banyak main game. 

3. Minta bantuan ahli kejiwaan

Kecanduan adalah bentuk gangguan jiwa yang harus segera ditangani sebelum menjadi semakin parah. Jika Mama sudah melihat potensi masalah, sebaiknya segera mengajak anak konsultasi ke psikolog. Sebenarnya langkah pertama untuk konsultasi ini adalah sebelum anak yang diterapi, orangtua harus melakukan sesi konseling. 

Yuk Ma, mulai waspada!

Baca juga:

The Latest