- Kembung
- Perut bengkak
- Kram perut
- muntah
- Diare
- Sembelit
Waspadai, 7 Gejala Anak yang Memiliki Intoleransi Gluten
Intoleransi gluten merupakan gangguan pencernaan yang terjadi ketika tubuh tak mampu mencerna gluten. Kondisi ini menjadi keluhan yang dialami banyak orang, bahkan tak mengenal usia.
Kondisi ini kerap terjadi akibat ketidakpekaan seorang anak pada makanan mengandung gluten, protein utama dalam gandum, barley, dan rye.
Karena terdapat dalam gandum dan jelai, otomatis membuat gluten umumnya terdapat pada makanan yang terbuat dari biji-bijian tersebut. Contoh makanan yang seringkali dikonsumsi anak dan umumnya mengandung gluten adalah, roti, pasta, kue, dan sereal.
Untuk membantu Mama memerhatikan apakah anak memiliki intoleransi gluten atau tidak, ada beberapa gejala yang bisa dilihat.
Berikut Popmama.com telah merangkum 7 gejala anak yang memiliki intoleransi gluten. Waspadai tanda-tandanya ya, Ma!
1. Brain fog
Dilansir dari Rumah Sakit Anak Philadelphia atau Children's Hospital of Philadelphia (CHOP), brain fog atau kabut otak adalah tanda paling umum dari intoleransi gluten.
Dalam waktu dua jam setelah makan kue di mangkuk, anak mungkin terlihat dan merasa lelah, seolah-olah ia baru saja terbangun dari tempat tidur.
Mama mungkin juga akan melihat bahwa anak menjadi pelupa, canggung, dan terkadang sangat pemarah.
2. Kehilangan fungsi motorik
Anak mungkin mulai rewel dalam waktu setengah jam setelah makan gluten, dan bahkan kehilangan fungsi motorik. Dilansir dari I'm Aware, anak bahkan bisa merasakan bahwa tulang belakangnya berubah menjadi seperti "agar-agar".
Jika Mama memerhatikan bahwa anak tiba-tiba tidak bisa bergerak atau berdiri tegak setelah makan sepotong roti, ia mungkin sangat tidak toleran terhadap gluten.
3. Mengeluh sakit kepala yang berubah menjadi migrain
Seorang anak yang intoleransi gluten seringkali mengeluh bahwa kepalanya seperti akan meledak setelah makan gluten. Masih dilansir dari I'm Aware, seorang anak bahkan bisa merasa kepalanya dijepit hingga terasa panas.
Jika anak mama menjadi sangat rewel, mengeluh pusing, bahkan hingga membenturkan kepalanya ke tangan atau ke bantal, Mama mungkin harus segera memerhatikan pola makan anak.
4. Masalah pencernaan
Gas yang berlebihan dan kram perut dapat terjadi secara instan. Dilansir dari Parents, dengan intoleransi, anak umumnya akan mengalami muntah, diare, atau sakit perut.
Tak hanya itu, anak-anak yang intoleran gluten umumnya juga akan menunjukkan masalah pencernaan berikut:
Meskipun masalah seperti itu biasanya terjadi, seharusnya tidak terjadi setiap hari. Masalah pencernaan kronis perlu pemeriksaan lebih dekat.
5. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Sakit perut yang dialami anak juga dapat memperburuk perilaku makannya, yang menyebabkan penurunan berat badan.
Dilansir dari News 24, ini membuat anak mengaitkan makanan dengan rasa sakit, sehingga akan membuat anak menjadi makan lebih sedikit.
Kebiasaan makan yang buruk pada anak-anak, mungkin memiliki masalah jangka panjang lainnya, termasuk:
- Perawakan pendek
- Pubertas tertunda
- Anemia
6. Kotoran sangat bau atau berminyak
Meskipun tidak ada yang suka membicarakannya, kotoran anak dapat memberikan tanda-tanda intoleransi gluten.
Dilansir dari Parentology, kotoran yang terlihat berminyak atau sangat bau setelah anak mengonsumsi makanan dengan gluten, bisa mengindikasikan masalah.
Ini bisa jadi karena fakta bahwa tubuh anak yang tidak menyerap nutrisi dengan baik.
7. Mengalami masalah kulit
Kembali dilansir dari News 24, banyak orang dengan intoleransi gluten mengeluhkan masalah kulit seperti gatal, kulit kering, eksim, dan jerawat. Namun ini dapat melampaui jerawat yang mungkin dialami anak di masa praremaja dan remaja.
Ketika seorang anak memiliki introleransi gluten, Mama mungkin akan melihat ruam pada siku, bokong, lutut, atau kulit kepala anak.
Itulah beberapa ciri anak yang introleransi gluten. Ketika Mama melihat anak mengalami tanda-tanda di atas setelah mengonsumsi makanan dengan gluten, cari tahu beberapa hal yang bisa Mama lakukan.
Apa yang Perlu Dilakukan Jika Muncul Ciri-ciri Intoleransi Gluten pada Anak?
Jika anak mama menunjukkan gejala ketidakpekaan gluten yang disebutkan di atas, Mama harus berkonsultasi dengan ahli gastroenterologi yang akan menguji penyakit celiac.
Dilansir dari Children's Hospital of Philadelphia, mengatakan bahwa Mama tak boleh mengurangi asupan gluten sebelum tes. Jika tes penyakit celiac negatif, maka dokter akan menguji gangguan lain seperti masalah usus, parasit usus, intoleransi fruktosa, dan alergi gandum.
Jika semua tes menjadi negatif, Mama perlu mencoba metode eliminasi, yaitu dengan caraq menghilangkan makanan gluten dari pola makan anak dan mengamati setiap perubahan.
Jika gejalanya membaik, ada kemungkinan gluten adalah penyebabnya. Tetapi untuk memastikannya, Mama perlu memasukkan kembali gluten ke dalam makanan anak. Jika gejalanya muncul, maka anak dipastikan memiliki sensitivitas gluten.
Langkah selanjutnya adalah membatasi makanan gluten anak. Mama tak perlu khawatir karena Mama akan didampingi oleh ahli gizi untuk membantu Mama membuat diet bebas gluten anak. Mama juga perlu mendidik diri sendiri tentang gluten.
Nah itulah beberapa informasi seputar 7 gejala anak yang memiliki intoleransi gluten. Pastikan untuk memerhatikan gejala yang muncul setelah anak mengonsumsi makanan dengan gluten, dan segera konsultasikan dengan dokter, untuk mengetahui perawatan dan penanganan selanjutnya.
