Beragam Nama Lato-Lato di Dunia, Disebut Mainan Berbahaya di Amerika

Dari nama 'Nok-Nok' di Jawa Barat hingga nama 'Tiki-Tika' di Spanyol

11 Januari 2023

Beragam Nama Lato-Lato Dunia, Disebut Mainan Berbahaya Amerika
Pinterest.com

Permain Lato-lato kini kembali populer di kalangan anak-anak Indonesia. Saat mainan ini diayunkan akan menciptakan bunyi 'klak' yang khas. Pantulan kedua lato-lato pun bisa menghasilkan suara yang keras, bahkan menembus tembok.

Lato-Lato adalah mainan pendulum dengan dua bola pemberat serupa yang terikat tali dengan cincin di atasnya.

Dalam budaya Barat, dikutip dari The Guardian, mainan ini disebut sebagai Clackers Ball. Kembali populernya lato-lato ini menuai pro dan kontra.

Disebut jika permainan ini dinilai bisa meningkatkan konsentrasi pemainnya, tetapi di sisi lain juga dirasa terlalu mengganggu karena suaranya. Perlu diketahui kalau permainan ini viral di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1960-1970-an awal.

Perbedaan berada di bahan bola yang dipakai. Kini bahan mainan lato-lato terbuat dari plastik. Dulu mainan ini menggunakan material kaca yang pernah menumbalkan nyawa.

Di Indonesia, nama mainan ini disebut lato-lato. Di negara lain ada beragam nama untuk permainan tersebut. Misalnya di AS sebutannya adalah Klacker.

Penasaran nama lain permainan ini di berbagai negara? Berikut Popmama.com rangkum beragam nama Lato-Lato di dunia, sempat dilarang di Amerika Serikat!

1. 'Katto-Katto' adalah nama awal mainan Lato-Lato di Indonesia

1. 'Katto-Katto' adalah nama awal mainan Lato-Lato Indonesia
Pinterest.com

Sudah disebut kalau Lato-Lato ini bukan permainan yang berasal dari Indonesia. Permainan ini dikaitkan berasal dari AS yang terinspirasi oleh eskimo yo-yo, yakni mainan tradisional budaya asli Alaska. Versi lainnya, dikaitkan dengan terinspirasi dari senjata berburu di Amerika Selatan.

Di Indonesia, Lato-Lato ini diperkirakan pertama dimainkan di Makassar.

Awalnya bukan disebut sebagai lato-lato. Awal nama permainan ini diambil dari bahasa Bugis Makassar yang berarti bunyi benturan dan berubah menjadi Katto-Katto di sana.

2. Dikenal sebagai 'Nok-Nok' di Jawa Barat

2. Dikenal sebagai 'Nok-Nok' Jawa Barat
Instagram.com/ridwankamil

Meski satu negara, penyebutan nama lato-lato ini ternyata cukup beragam di setiap daerah di Indonesia.

Di daerah Jawa sendiri bernama 'Etek-Etek'. Namun, Ridwan Kamil saat memainkan permainan ini bersama Jokowi menyebut kalau lato-lato disebut 'Nok-Nok' oleh masyarakat Jawa Barat.

Berbeda lagi di daerah Kalimantan Timur mengenalnya dengan nama kletokan. Lalu masyarakat Betawi di Jakarta mengenalnya bernama tek-tek. Wah, di Indonesia saja sudah banyak nama Lato-Lato sejak dulu!

3. 'Clackers Balls' di Amerika Serikat, sempat dilarang

3. 'Clackers Balls' Amerika Serikat, sempat dilarang
Pexels/Element5

Amerika Serikat disebut sebagai negara yang pertama kali mengembangkan permainan ini. Dilihat dari sejarahnya, Katto-Katto atau lato-lato merupakan permainan dari AS. Salah seorang yang membuat mainan ini diproduksi banyak dan dijual masif adalah Marvin Glass asal Chicago, AS.

Dia adalah seorang pengusaha mainan terkenal dan tersukses pada masanya. Inilah yang membedakan lato-lato saat ini dari plastik, karena duku mainan tersebut dibuat dari nilon dan serat kaca anti pecah.

Saat itu orang-orang menyebutnya mulai dari clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers, dan clankers, penamaan ini kebanyakan berdasarkan dengan merek dan nama yang telah diberikan oleh pabrik pembuatnya masing-masing.

Namun peringatan pernah diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun 1971 atas keamanan produk permainan tersebut. Permainan ini mulai muncul pada era 1960-an hingga makin populer pada awal 1970-an.

Di negara asalnya ini, Departemen Sekolah New Bedford telah melarang penggunaan Clackers Balls karena anak-anak di sana memainkannya dengan keras hingga bola pecah dan pecahannya beterbangan.

FDA saat itu, juga melarang penjualan Lato-Lato di AS.

Permainan ini secara resmi dilarang pada tahun 1985 di Amerika Serikat dan masuk dalam daftar "10 Mainan Anak-Anak Terlarang Paling Berbahaya Amerika Serikat Sepanjang Masa".

Editors' Pick

4. 'Clackers knockers' di Inggris

4. 'Clackers knockers' Inggris
Pexels/javier gonzalez

Sama halnya dengan di AS, di Inggris permainan ini juga sempat ditinjau keamanannya karena sangat populer pada 1970-an di sana.

Tepatnya pada tahun 1971, Departemen Dalam Negeri Britania Raya meluncurkan penyelidikan apakah Clackers Knockers, sebutan Lato-Lato di sana harus dilarang sepenuhnya.

Karena berbagai alasan, salah satunya adalah efek terhadap anak-anak dan kebisingan yang mengganggu, pada tahun 1972 popularitas lato-lato itu berakhir dengan tiba-tiba.

Departemen Dalam Negeri Inggris kemudian mengumumkan larangan dan produsen permainan utama di sana, James of England untuk memberhentikan 170 pekerja saat itu dan menyisakan 400.000 Clackers Knockers di gudang mereka.

5. Di Spanyol Lato-Lato disebut sebagai 'Tiki-Taka'

5. Spanyol Lato-Lato disebut sebagai 'Tiki-Taka'
Pexels/Pixabay

Kepopuleran mainan ini di AS pada tahun 1960-1970an membuatnya dikenal di seluruh dunia. Namun, namanya mengadaptasi dari budaya dan pelafalan bahasa di negara tersebut.

Misalnya di Spanyol, nama permainan lato-lato berubah menjadi Tiki-Taka. Mirip dengan sebutan gerakan pemain yang handal menggocek bola di lapangan hijau.

Apakah ada hubungannya?

6. Kalau di Mesir Lato-Lato disebut 'Sisi', mirip nama anak perempuan!

6. Kalau Mesir Lato-Lato disebut 'Sisi', mirip nama anak perempuan
Pexels/David McEachan

Berbeda lagi di Mesir, nama Latto-Latto berubah menjadi nama Sisi. Namun, sejak tahun 2017 mainan ini dilarang di sana untuk anak-anak. Ternyata pelarangan tersebut berkaitan dengan nama Lato-Lato di negara tersebut.

Hal ini bermula ketika saat masyarakat di sana sering menyebut permainan dengan 'Sisi's Balls' atau 'bolanya Sisi', kata ini mengacu pada buah zakar milik Presiden Mesir saat itu Abdel Fattah el-Sisi.

Saat nama 'Sisi's Balls' menjadi populer, polisi di sana menangkap penjual dan menyita ribuan pasang mainan karena dianggap menyinggung pemerintah.

7. Sementara di Chili mainan Lato-Lato disebut sebagai 'Bolas'

7. Sementara Chili mainan Lato-Lato disebut sebagai 'Bolas'
Pexels/aboodi vesakaran

Berbeda lagi di negara Chili, permainan Latto-Latto biasa disebut sebagai Bolas. Selain di negara Chili, nama Bolas juga dipakai di beberapa negara lain untuk Lato-Lato ini.

Ada alasannya kenapa disebut Bolas, hal ini dikaitkan mirip dengan salah satu senjata berburu yang digunakan oleh para gaucho Amerika Selatan yang juga bernama Bolas. Senjata itu digunakan dengan cara dilempar dan akan mengikat pada kaki atau bagian yang diinginkan dari hewan buruan.

Negara yang menyebut Lato-Lato dengan nama Bolas yaitu Argentina, sebagian di Brasil, Uruguay, dan Paraguay.

8. Di Negara Prancis mainan Lato-Lato disebut sebagai 'Tac-Tac'

8. Negara Prancis mainan Lato-Lato disebut sebagai 'Tac-Tac'
Pexels/Pixabay

Negara Eropa juga demam permainan ini di tahun 1970-an. Prancis menjadi negara yang juga masyarakatnya hobi memainkan Lato-Lato saat itu. Namun, namanya di sana kerap disebut Tac-Tac.

Kemungkinan nama tersebut muncul karena berdasarkan onomatope (kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya) dari permainan ini. Karena bunyi yang dihasilkan oleh Lato-Lato seperti benturan 'tak'.

9. Permainan Lato-Lato disebut 'Bate-Bate' di Brasil

9. Permainan Lato-Lato disebut 'Bate-Bate' Brasil
Pexels/Anna Kapustina

Uniknya, meski sempat populer di Brasil pada zamannya Latto-Latto pernah dilarang dijual pada akhir 1980-an di sana karena terlalu berbahaya. Hal tersebut disebabkan banyaknya kejadian para pemainnya mengalami luka pada jarinya.

Di Brasil permainan ini memiliki beberapa nama, salah satu yang paling populer adalah 'Bate-Bate'. Tahun 2012, permainan ini kembali eksis dan populer di Brasil karena sebuah lagu dari grup musik Bahian LevaNóiz berjudul 'Bolimbolacho'.

Itulah tadi beragam sebutan nama Lato-Lato di dunia yang sempat dilarang di AS atau penjual Latto-Latto yang ditangkap di Mesir. Wah, di Indonesia kira-kira akan terus populer sampai kapan ya?

Baca juga:

The Latest