Ini Manfaat Puasa Ramadan untuk Anak yang Obesitas!

Anak yang mengalami obesitas punya risiko diabetes hingga penyakit jantung

25 Maret 2024

Ini Manfaat Puasa Ramadan Anak Obesitas
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Obesitas tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Melainkan anak-anak juga bisa mengalami hal ini. Ini membuktikan kalau tidak semua anak yang gemuk berarti sehat, lucu dan menarik.

Anak yang mengalami obesitas dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit metabolik seperti penyakit diabetes di kemudian hari. Maka dari itu, penting untuk memantau berat badan anak secara rutin dan melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter jika terjadi ketidakseimbangan antara berat badan dan usia atau tinggi badan anak.

Dokter Pritasa Muthia Ulfa dari Rumah Sakit Permata Bekasi di Youtube Popmama Talk mengatakan kalau puasa Ramadan bisa menjadi cara mengurangi obesitas pada anak. Memang hasilnya tidak akan menurunkan berat badan secara drastis dalam waktu satu bulan, tetapi lewat puasa Ramadan anak akan dilatih mengendalikan rasa laparnya.

Manfaatnya, meski nanti bulan Ramadan sudah lewat anak akan terbiasa dengan pola makan barunya. Tentukan akan menurunkan berat badan yang membuatnya terhindar dari risiko obesitas berkelanjutan.

Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya!

1. Terus meningkat, apa itu obesitas pada anak?

1. Terus meningkat, apa itu obesitas anak
freepik.com/macrovector

Obesitas pada masa anak adalah kondisi kronis (jangka panjang) yang kompleks yang terjadi ketika berat badan anak di atas rata-rata ukuran sehat untuk usia, tinggi badan, dan jenis kelaminnya.

Anak yang obesitas memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) setara atau di atas persentil ke-95 untuk usia dan jenis kelamin pada anak-anak berusia 2 tahun ke atas.

Untuk anak-anak, BMI diukur dari usia dan jenis kelamin tertentu karena komposisi tubuh mereka secara alami berubah seiring bertambahnya usia.

Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO lebih dari 390 juta anak-anak dan remaja berusia 5-19 tahun mengalami kelebihan berat badan pada tahun 2022. Prevalensi kelebihan berat badan (termasuk obesitas) di kalangan anak-anak dan remaja berusia 5-19 tahun telah meningkat secara dramatis dari hanya 8 persen pada tahun 1990 menjadi 20 persen pada tahun 2022.

Kenaikan ini terjadi serupa di antara anak laki-laki dan perempuan. Dimana pada tahun 2022 19 persen anak perempuan dan 21 persen anak laki-laki memiliki berat badan berlebih.

Editors' Pick

2. Faktor penyebab anak mengalami obesitas

2. Faktor penyebab anak mengalami obesitas
Freepik/Maophotostocker

Dikutip dari Journal of Family Medicine & Primary Care (2015 Apr-Jun; 4(2): 187–192) oleh Krushnapriya Sahoo dkk., mengatakan umumnya obesitas pada anak disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi.

Namun, saat ini semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa latar belakang genetik seseorang penting dalam menentukan risiko obesitas. Mengacu pada model ekologi yang dijelaskan oleh Davison dkk ., menunjukkan bahwa faktor risiko anak mengalami obesitas meliputi asupan makanan, aktivitas fisik, dan perilaku sehari-hari.

Jika dirangkum, berikut faktot-faktor penyebab anak mengalami obesitas:

  • Genetik (perannya hanya 5 persen), bukan faktor terbesar
  • Gaya hidup sehari-hari
  • Tingkat metabolisme basal
  • Lingkungan dan gaya hidup orangtua
  • Kebijakan pemerintah dan sosial
  • Konsumsi berlebihan makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan ringan

3. Komplikasi pada anak dengan obesitas saat dewasa

3. Komplikasi anak obesitas saat dewasa
Freepik/Rawpixel-com

Obesitas pada anak sering menyebabkan komplikasi pada kesejahteraan fisik, sosial dan emosional anak. Dikutip dari Mayo Clinic, anak bisa mengalami komplikasi fisik jika tidak segera ditangani saat dewasa kelak.

Berikut adalah komplikasi yang bisa terjadi pada anak dengan obesitas:

  • Diabetes tipe 2
  • Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi yang bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke di kemudian hari
  • Nyeri sendi, berat badan berlebih menyebabkan tekanan ekstra pada pinggul dan lutut
  • Masalah pernapasan
  • Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD), tumpukan lemak menumpuk di hati yang menyebabkan jaringan parut dan kerusakan hati

Selain secara fisik, ada pula risiko komplikasi sosial dan emosional yang bisa dialami anak. Karena anak-anak yang memiliki obesitas mungkin mengalami ejekan atau intimidasi oleh teman sebayanya. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya harga diri dan peningkatan risiko depresi dan kecemasan.

4. Manfaat puasa untuk anak untuk mengurangi obesitas

4. Manfaat puasa anak mengurangi obesitas
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Puasa Ramadan hukumnya wajib dijalankan oleh orang dewasa. Namun, untuk anak-anak apalagi yang belum akil baligh puasa Ramadan hukumnya tidak wajib. Tetapi, mereka tetap dianjurkan puasa semampunya sebagai ajang latihan, apalagi kalau sudah berumur 10 tahun.

Ditegaskan pula oleh Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep dr. H Slamet Riadi yang mengatakan rentang usia 3-5 tahun dianggap waktu yang ideal oleh sebagian orang tua untuk mengajari anak belajar puasa.

Dari pertimbangan fisik, beberapa ahli medis merekomendasikan, untuk mengajari anak memulai puasa di usia 7 tahun. Pertimbangan ini dikarenakan usia berpengaruh pada cadangan glikogen seseorang.

Meski belum wajib, sama halnya seperti orang dewasa yang mendapatkan manfaat dari puasa Ramadan untuk anak-anak pun demikian. Dampak positif puasa untuk anak terutama yang mengalami obesitas dibenarkan oleh dokter Pritasa lewat video Youtube Popmama Talk.

"Kalau kesehatan dari berat badan lebih ideal dengan sahur dan berbuka dengan nutrisi yang cukup. Apalagi untuk anak yang obesitas, membantu mengurangi berat badan di tubuh. ini juga mengatur pola makan untuk anak yang gemuk yang biasanya tidak ada batasan," jelasnya.

Untuk anak-anak dengan obesitas puasa Ramadan menjadi momen untuk melatih pola makan baru. Sisi baik lainnya bisa menjadi latihan untuk mengurangi konsumsi kalori harian anak tersebut.

5. Dorong anak olahraga ringan agar berat badan turun maksimal

5. Dorong anak olahraga ringan agar berat badan turun maksimal
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Anak yang mengalami obesitas selain pola makan lewat latihan puasa yang diatur, mama dan papa juga perlu mendorong mereka untuk melakukan olahraga ringan dengan waktu yang singkat setiap hari.

Aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan anak saat berpuasa, dokter Pritasa berpendapat maksimal dilakukan 30 menit saja setiap harinya.

"Untuk aktivitas fisik atau olahraga disarankan yang ringan, sebenarnya kalau bersepeda dan jogging itu boleh. Paling waktunya yang dibatasi selama 30 menit saja. Karena takutnya anaknya juga kecapean," pungkasnya.

Perlu diingat anak meski tidak puasa seharian, asupan cairannya berkurang. Sehingga harus disesuaikan dengan hal itu. Jangan sampai anak mengalami dehidrasi tanpa disadarinya karena akan berbahaya.

Meski baru latihan puasa Ramadan, ini bisa menjadi langkah baik agar anak terhindar dari risiko obesitas. Yuk, bentuk kebiasaan baik ini dimulai dari puasa Ramadan ya!

POPMAMA TALK EP.9 -  dr. Pritasa Muthia Ulfa, Dokter Umum dari RS Permata Bekasi

Editor in Chief - Sandra Ratnasari 
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Host - Wahyuni Sahara
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah, Sania Chandra Nurfitriana & Ninda Anisya 
Social Media - Irma Erdiyanti & Hashifah Dzati
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Krisnaji Iswandani
Videographer - Krisnaji Iswandani & Hari Firmanto
Stylist - Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist -  Putri Syifa Nurfadilah
Wardrobe - Pomelo Fashion

Baca juga:

Popmama Star

Popmama Talk: dr. Pritasa Muthia Ulfa, Dokter Umum - RS Permata Bekasi
Popmama Star

Popmama Talk: dr. Pritasa Muthia Ulfa, Dokter Umum - RS Permata Bekasi

Kiat Puasa Ramadan Lancar dan Bahagia

The Latest