Youtube.com/Anwar Romdloni
Di suatu hutan, kehidupan di sana awalnya berjalan dengan damai. Akan tetapi, situasi di hutan itu berbeda setelah ada tamu tak diundang yang datang. Kedatangannya bahkan membuat para penghuni hutan merasa ketakutan.
Lantaran merasa takut, satu binatang pun tak ada yang berani keluar dari sarangnya, meski merasa lapar sekalipun.
Jauh dari hutan itu, ada Kancil yang sudah tidak lama datang ke hutan. Muncullah keinginannya untuk datang ke sana dan bertemu dengan teman-teman binatang lainnya.
Setelah berjalan cukup lama, Kancil lalu sadar kalau situasi di hutan itu mendadak sepi. Kancil yang awalnya tidak tahu situasi yang terjadi di sana kemudian menjadi curiga dan penasaran dengan apa yang telah terjadi.
Tak lama kemudian, Kancil mendengar ada seruan dari Burung Balam yang gerakkannya cepat untuk menandakan bahwa harus waspada.
"Kancil! Segeralah bersembunyi sebelum kau dimangsanya! Hutan ini sudah tidak aman lagi! Anak-anak kami banyak yang mati dibuatnya," teriak si Balam kepada Kancil.
Selain Burung Balam, binatang lainnya yang mendengar percakapan itu juga membenarkan tanda peringatan tersebut. Alhasil, Kancil berusaha lari mencari tempat persembunyian untuk dirinya. Akan tetapi, binatang yang dibicarakan tadi sudah berdiri di depannya.
Binatang itu memiliki badan besar dan cakar yang tajam. Tak heran jika hewan-hewan kecil merasa ketakutan padanya. Melihat itu, Kancil lantas berusaha melarikan diri. Akan tetapi, gerakan hewan itu lebih cepat daripadanya.
Meski terancam, Kancil ternyata tidak mau menyerah. Dengan cerdik, Kancil langsung mendapatkan ide untuk bisa lepas dari binatang menyeramkan itu. Si Kancil ternyata membujuk binatang itu untuk ke pinggir sungai.
Binatang itu akhirnya setuju dan mengikuti Kancil dari belakang. Selama perjalanan, Kancil bertanya nama hewan tersebut. Binatang itu menyebut bahwa dirinya adalah Beruang, si raja hutan. Dengan sombong, dia pun mengatakan kalau semua hewan takut padanya.
"Jika kau beruang, tentulah kau suka dengan madu daripada memakanku yang kelezatannya masih diragukan," kata Kancil yang sedang berusaha mengelabui Beruang.
"Jelas aku lebih suka madu, tapi di hutan ini, aku belum menemukan madu itu," kata si Beruang.
Mendengar itu, Kancil langsung mengatakan kalau dia tahu tempat yang menyimpan madu lezat. Tak sadar dengan kecerdikan Kancil, Beruang itu langsung setujui tawaran si Kancil untuk mengantarkannya ke tempat madu yang lezat.
Ketika sampai di mulut gua, si Kancil mengatakan bahwa di dasar gua sana ada madu yang sangat lezat. Setelah berjalan ke dalam gua itu, Kancil mengatakan bahwa mereka sudah dekat dengan madu tersebut.
"Dengarkanlah suara lebah itu. Kita sudah sangat dekat dengan madunya, tapi kita kesulitan melihat di mana letak madu itu. Tunggulah di sini, aku akan keluar mengambil api dan akan segera kembali," kata Kancil.
Segera keluarlah Kancil dari gua itu untuk mengambil api. Namun, Kancil tidak membawa api itu ke dalam gua. Alih-alih begitu, Kancil justru menyulutkan api di mulut gua hingga tertutup. Alhasil, Beruang terjebak di dalam gua tersebut.
Ternyata, gua yang dimaksud si Kancil adalah mulut buaya yang sudah lama menunggu mangsa. Sementara suara lebah yang dimaksudnya adalah laron yang sudah bermain di mulut Buaya.
"Terima kasih Kancil. Kau telah menolongku dengan memberi makanan untukku. Sejujurnya, aku sudah sangat kelaparan karena sudah lama sekali aku tidak makan," kata Buaya yang sudah memangsa Beruang itu.
"Sama-sama Buaya. Aku memberikannya padamu karena dulu kau pernah membantuku menyebrangi sungai," balas Kancil.
Beruang tersebut akhirnya mati di mulut Buaya. Situasi hutan kini telah kembali seperti dulu, yaitu damai dan tenteram. Tak ada satupun hewan di hutan itu yang hidup dalam ketakutan.
Pesan moral:
- Melalui dongeng di atas, Mama bisa memberi tahu kepada anak untuk memahami kalau setiap masalah memiliki jalan keluar tersendiri. Ingatkan juga kepada anak, kalau dia bisa memakai kepintarannya untuk menyelesaikan masalah.