Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
5 Hal menarik tentang apa yang dirasakan anak usia 2 tahun
Freepik

Intinya sih...

  • Ukuran otak anak sudah 80% dari ukuran dewasa, perkembangan saraf aktif membentuk koneksi baru setiap hari.

  • Kemampuan mengingat si Kecil berkembang pesat, Mama bisa menanamkan kebiasaan positif sejak dini.

  • Si Kecil mempelajari banyak kata baru setiap hari, otaknya sedang aktif menyerap bahasa dari lingkungan sekitar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perkembangan otak anak di fase ini berlangsung dengan cepat, Ma. Berbagai kemampuan baru mulai muncul, mulai dari mengingat hal-hal sederhana, memahami sebab-akibat, hingga meniru perilaku orang di sekitarnya.

Di balik rasa ingin tahunya yang tampak tak ada habisnya, si Kecil sebenarnya sedang memproses banyak hal di pikirannya. Setiap permainan, kata baru, atau interaksi kecil membantu membentuk cara ia memahami dunia.

Nah, supaya Mama bisa lebih memahami apa yang sedang terjadi di balik pikiran si Kecil, berikut Popmama.com bagikan beberapa hal menarik tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan anak dua tahun. Yuk disimak, Ma!

1. Otak anak sudah 80 persen dari ukuran dewasa

Freepik

Di usia dua tahun, ukuran otak anak sudah mencapai sekitar 80 persen dari ukuran otak orang dewasa, Ma. Artinya, perkembangan saraf di dalam otaknya sedang sangat aktif membentuk koneksi baru setiap harinya. Proses ini menjadi dasar penting untuk kemampuan berpikir, berbicara, dan mengatur emosi.

Itulah mengapa stimulasi sederhana seperti mengajak berbicara, membaca buku bersama, atau bermain peran kecil bisa memberi dampak besar bagi tumbuh kembangnya. Melalui interaksi yang hangat, Mama turut membantu otak si Kecil tumbuh lebih kuat dan siap menghadapi tahapan belajar berikutnya.

2. Daya ingatnya semakin kuat

Freepik/gpointstudio

Di fase ini, kemampuan mengingat si Kecil berkembang pesat. Anak mulai mampu mengenali wajah, tempat, hingga rutinitas yang sering dilakukan setiap hari. Hal-hal kecil seperti lagu favorit, mainan kesayangan, atau kegiatan menjelang tidur pun mulai tersimpan dalam ingatannya.

Dengan daya ingat yang semakin baik, Mama bisa membantu menanamkan kebiasaan positif sejak dini. Coba buat rutinitas sederhana seperti waktu membaca buku sebelum tidur atau menyapa orang lain dengan sopan. Semakin sering diulang, semakin kuat pula memori anak terhadap hal-hal baik di sekitarnya.

3. Belajar banyak kata setiap hari

Freepik/javi_indy

Setiap harinya, si Kecil bisa mempelajari banyak kata baru, Ma. Si Kecil mulai meniru bunyi, menyebut nama benda, hingga mencoba menggabungkan kata sederhana untuk berkomunikasi. Proses ini terjadi karena otaknya sedang aktif menyerap bahasa dari lingkungan sekitar.

Mama bisa mendukungnya dengan sering berbicara pada anak menggunakan kalimat yang jelas dan penuh ekspresi. Tak perlu khawatir jika pengucapannya belum sempurna, yang terpenting adalah membangun interaksi yang membuat anak merasa didengar dan dipahami.

4. Imajinasi makin kaya

Freepik

Di fase ini, dunia si Kecil dipenuhi oleh imajinasi yang semakin hidup. Anak bisa berpura-pura menjadi dokter, koki, atau bahkan hewan kesayangannya. Permainan pura-pura ini bukan sekadar hiburan, tapi juga cara anak belajar memahami peran, emosi, dan situasi di sekitarnya.

Mama bisa mendukung imajinasinya dengan menyediakan mainan yang bisa digunakan secara kreatif, seperti boneka, balok, atau peralatan dapur mainan. Saat Mama ikut bermain dan menanggapi ceritanya, anak akan merasa dihargai dan makin percaya diri mengekspresikan ide-idenya.

5. Tertarik dengan konsep sebab-akibat

Freepik/user18526052

Si Kecil mulai memahami bahwa setiap tindakan memiliki akibat. Anak jadi penasaran dan sering bereksperimen, seperti menjatuhkan benda untuk melihat apa yang terjadi atau menuang air ke wadah berbeda. Ini adalah cara alami anak belajar tentang dunia melalui pengalaman langsung.

Daripada melarang, Mama bisa menyalurkan rasa ingin tahunya lewat permainan sederhana yang aman, seperti bermain air, pasir, atau balon sabun. Dengan begitu, anak bisa belajar konsep sebab-akibat sambil tetap merasa bebas bereksplorasi.

Itulah beberapa hal menarik tentang apa yang dirasakan dan dipikirkan anak usia dua tahu. Dengan memahami cara si Kecil belajar dan bereaksi terhadap dunia di sekitarnya, Mama bisa lebih sabar sekaligus mendukung setiap tahap perkembangannya dengan penuh kasih.

Editorial Team