Lagi-Lagi Dikritik Soal Pengasuhan Anak, Begini Reaksi Shandy Aulia

Hati-hati dalam berkomentar soal pengasuhan anak orang lain. Hal itu sensitif lho, Ma!

25 Juni 2021

Lagi-Lagi Dikritik Soal Pengasuhan Anak, Begini Reaksi Shandy Aulia
Instagram.com/shandyaulia

Gaya parenting setiap orangtua berbeda tergantung kondisi anak. Hal tersebut tentu tidak bisa menjadi sesuatu hal yang mutlak salah atau benar, apalagi jika orangtua tersebut sudah mendapat arahan langsung dari ahli atau dokter.

Tumbuh kembang anak selebriti yang dibagikan orangtuanya di media sosial sering kali mendapat berbagai reaksi. Dari pujian hingga kritik kepada anak atau orangtuanya.

Salah satu yang tengah ramai saat ini adalah sorotan untuk gaya parenting selebriti Shandy Aulia. Sejak hamil dan memiliki anak, Shandy kerap menjadi sorotan bagi para netizen. 

Setelah banyak kritikan yang masuk dalam kolom komentar instagram miliknya, Shandy akhirnya memposting opininya soal salah seorang netizen yang mengomentari tumbuh kembang anaknya. Shandy menganggapi pemberi komentar yang menganggap tumbuh kembang anak Shandy kurang progresif.

Dalam unggahannya pada Kamis (25/6/2021), Shandy sempat terluka dengan perkataan dari salah satu pengikutnya. Satu poin yang ingin disampaikan oleh Mama satu anak ini adalah setiap orangtua selalu menginginkan terbaik untuk anaknya.

Dan setiap anak memiliki step tumbuh kembangnya masing-masing.

"Saya tidak meminta Anda menyukai dan memuji anak saya itu mutlak hak Anda sebagai manusia. Tidak juga saya meminta Anda menyetujui cara mendidik dan merawat anak saya," ujar Shandy di Instagramnya.

Dari ungkapan Mama Shandy tersebut kita bisa melihat bahwa mengomentari tumbuh kembang anak tanpa mengetahui sebab dibaliknya bisa menjadi hal yang sangat sensitif.

Lagi-Lagi Dikritik Soal Pengasuhan Anak, Begini Reaksi Shandy Aulia
Instagram.com/shandyaulia

Tidak tanggung-tanggung komentar netizen di-screen capture oleh Shandy kemudian ia posting di intagramnya. Ada 3 postingan terjajar rapih dan semua ditujukan untuk netizen di sana. Shandy juga menuliskan caption sebagai berikut: 

"Biar kamu gak capek dan bisa membedakan pertumbuhan anak saya dan monyet kita ngobrol ya… dari hati ke hati… oh ya bu… sampai jumpa di Manado ☺️ 

Terima kasih untuk setiap info dan perhatiannya lewat DM yang sudah banyak sekali saya terima ??❤️
Ketika menjadi ibu memang saya akui kesabaran saya lebih panjang…

Tapi menjadi ibu juga bisa habis masa kesabarannya ketika ada waktunya darah dagingnya dilecehkan lewat perkataan dimuka umum. 

Salut buat anda berani tanpa akun palsu. Karena itu saya ingin bertemu anda untuk berbincang-bincang menambah wawasan dan belajar dari anda. Untuk mengapresiasi komentar anda terhadap anak saya.
Dan saya pastikan kita akan bertemu ☺️☺️"

Dari sini memang terbukti, mengomentari tumbuh kembang anak orang lain di muka umum adalah hal yang tidak semestinya dan ini sangat sensitif.

Dikutip dari Bringing Up Great Kids, orangtua kadang terus membandingkan pertumbuhan anak-anak mereka dengan anak orang lain. Ini memang bisa menjadi sumber kebanggaan yang besar, tetapi satu sisi juga bisa menjadi sumber kekhawatiran sampai merasa ada sesuatu yang salah dengan anak kita sendiri. 

Lebih parahnya lagi, hal itu bisa membuat kita sebagai orangtua merasa melakukan hal yang salah kepada anak.

Hingga akhirnya membuat orangtua menganggap anaknya kurang dari berbagai sisi dibandingkan dengan anak seusianya.

Berikut Popmama.com rangkum alasan mengapa mengomentari tumbuh kembang anak bisa menjadi hal yang sensitif bagi orangtua.

Editors' Pick

1. Setiap anak itu unik dan memiliki perjalanan tumbuh kembangnya masing-masing

1. Setiap anak itu unik memiliki perjalanan tumbuh kembang masing-masing
Heirloomkids

Setiap anak itu unik dan berkembang secara berbeda-beda, kepribadiannya pun berbeda, kekuatan yang berbeda dan membutuhkan jenis dukungan untuk memenuhi kebutuhan individu mereka secara berbeda-beda pula. 

Bringing Up Great Kids menyebut kalau anak-anak tumbuh dan berkembang dengan fase yang berbeda. Meski begitu tetap ada patokan perkembangan yang setidaknya mesti dilalui sepanjang ia tumbuh.

Sebagian besar melewati hal itu dengan mudah, tapi jika ada masalah atau keterlambatan di tengah-tengah bukan berarti Mama dan juga si Kecil gagal atau salah. 

Jika anak menunjukkan perkembangan yang seolah tertinggal pada usia tertentu hal itu masih normal. Oleh karenanya, peran ahli sangat penting disini.

Sebab, percepatan pertumbuhan itu masih bisa distimulasi untuk bisa mengejar ketinggalan tumbuh kembangnya.

2. Setiap orangtua punya gaya parentingnya sendiri

2. Setiap orangtua pu gaya parenting sendiri
Freepik/Shurkin_son

Gaya parenting seperti yang ditunjukkan Mama Shandy Aulia mungkin berbeda bagi beberapa ibu di Indonesia. Hal itu tentu saja wajar, mengingat kebutuhan setiap anak juga berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Pengasuhan adalah proses yang terus berubah karena kebutuhan dan kemampuan anak-anak juga berubah dari waktu ke waktu. Tidak ada 'one-size fits all' atau hal yang mutlak pasti berhasil untuk orangtua.

Sebab, apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak bisa diterapkan untuk anak lain. Apa yang berhasil ketika anak-anak berusia dua tahun mungkin tidak bisa lagi berhasil saat mereka berusia empat tahun.

Kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas adalah hal utama untuk mengasuh anak.

Dikutip dari Australian Chilhood Foundation, sebagai orangtua kita harus percaya bahwa kita mengenal anak lebih baik daripada orang lain. Dari sana kita bisa mencegah agar tidak membandingkan anak dengan anak lainnya.

Namun, jika Anda khawatir tentang kondisi anak atau membutuhkan dukungan, segeralah mencari bantuan. Dukungan dari keluarga dan ahli seperti dokter anak bisa membantu orangtua mengasuh anak lebih baik.

3. Dukungan ahli bisa menguatkan pola parenting yang diterapkan orangtua

3. Dukungan ahli bisa menguatkan pola parenting diterapkan orangtua
Freepik/Pressfoto

Tahun-tahun awal kehidupan anak sangat penting bagi kesehatan dan perkembangannya. Perkembangan yang sehat berarti anak-anak bisa memiliki kemampuan, termasuk dipenuhi kebutuhan perawatannya apabila ada kondisi kesehatan khusus.

Tumbuh kembang anak tidak hanya dilihat dari aspek berat dan tinggi badan, tapi juga perkembangan motorik dan sosialnya. Banyak faktor yang mendukung pertumbuhan anak hingga bisa disebut optimal.

Di Indonesia, tumbuh kembang anak bisa pantau melalui Kartu Menuju Sehat (KMS).

Lewat KMS ini seorang anak bisa dilihat perkembangannya normal atau tidak melalui grafik penilaian. Baik dilihat dari segi medis ketika sudah berkonsultasi rutin maupun statistik.

Dijelaskan di website Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur bahwa tumbuh kembang anak bisa saja mengalami berbagai masalah dari berat hingga tinggi badan.

Misalnya masalah besat berat badan anak di bawah garis merah (BGM) bukan serta merta menunjukkan anak mengalami gizi buruk.

Hal itu lebih kepada peringatan agar orangtua bisa megonfirmasi dan menindak lanjut pemantauan tumbuh kembang selanjutnya.

Berbeda lagi jika berat badan anak awalnya memang sudah dibawah garis merah. Maka perhitungan pertumbuhannya pun tidak selalu harus langsung meningkat normal dalam waktu singkat.

Jika anak berada di zona ini, konsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Biasanya dokter akan bertanya seputar kebiasaan makan dan mengubah jadwal makan si kecil.

Untuk masalah berat badan ini agar lebih jelas, orangtua bisa konsultasi pada dokter anak subspesialis metabolik yang fokus terhadap kasus gizi kurang, gizi buruk, obesitas, dan kasus kelainan metabolik. 

Dari penjelasan di atas kita sebagai orangtua bisa menerapkan parenting dengan cara masing-masing. Namun, dampingan dan konsultasi dari ahli tetap perlu. Apalagi jika dirasa anak kita memiliki kebutuhan khusus dari segi kesehatan atau aspek lain selama masa perkembangannya.

4. Orangtua harus memerhatikan tumbuh kembang anak dari waktu ke waktu

4. Orangtua harus memerhatikan tumbuh kembang anak dari waktu ke waktu
Freepik/senivpetro

Mengawasi grafik pertumbuhan bisa membantu ornagtua atau dokter anak menemukan masalah pertumbuhan yang potensial. 

Dr. Mary Choi, Pediatrik Seaview yang dikutip dari website organisasi CHOC (Children's Health Orange County), ada beberapa pola yang perlu diperhatikan antara lain: 

  • Ketika berat badan atau tinggi anak berubah dari pola yang telah mengikutinya. Misalnya: Jika tinggi dan berat badan keduanya berada di garis presentase ke-60 sampai seorang anak berusia 5 tahun, dan kemudian turun ke presentase ke-30 pada usia 6 tahun, bisa jadi menunjukkan masalah pertumbuhan karena anak tidak mengikuti pola pertumbuhannya biasanya. Namun, presentase yang berubah tidak selalu tanda masalah. Banyak anak mungkin menunjukkan perubahan pertumbuhan di beberapa titik dalam perkembangan, hal itu normal karena tingkat pertumbuhan bervariasi dari anak ke anak. Ini sangat umum selama masa bayi (di bawah 5 tahun) dan pubertas. 
  • Jika perkembangan tinggi badan anak sangat berbeda dari apa yang diharapkan oleh perhitungan rata-ratanya. 
  • Jika ada indeks massa tubuh rendah atau tinggi abnormal (BMI <5% atau >85%). 

Itulah tadi alasan mengapa komentari perkembangan anak orang lain adalah hal yang sangat sensitif. Setiap orangtua tentu ingin selalu memberi yang terbaik untuk anaknya.

Sehingga kita sebagai teman atau kerabat hendaknya mendukung dan memberikan saran dengan baik. Bukan menegur, mencibir atau menghakiminya.

Baca juga:

The Latest