4 Gaya Orangtua dalam Memberi Makan Anak, Mana yang Terbaik?

Gaya orangtua dalam memberi makan anak mempengaruhi hubungan anak dengan makanan hingga dewasa

17 Januari 2024

4 Gaya Orangtua dalam Memberi Makan Anak, Mana Terbaik
Freepik/Diana.grytsku

Bagi kita orang dewasa, kegiatan makan rasanya terjadi begitu saja secara alami. Padahal jika ditelisik lebih jauh, tanpa disadari pola asuh orangtua saat memberi makan ketika anak masih kecil dapat memberikan dampak pada anak hingga ia dewasa.

Termasuk menentukan hubungan yang sehat antara anak dengan makanan.

Berikut ini Popmama.com merangkum gaya orangtua dalam memberi makan anak yang perlu mama ketahui:
 

1. Otoritarian

1. Otoritarian
Freepik

Gaya otoritarian adalah gaya makan yang berpusat pada orangtua. Mama dan papa yang membuat semua aturan dengan harapan anak mematuhinya. Tidak peduli apakah anak kenyang atau mengalami keengganan makan terhadap salah satu makanan yang tersaji di hadapannya. 

Gaya ini membatasi pilihan anak terhadap apa yang mau dimakannya dan berapa banyak yang dimakannya. Orangtua memaksa anak makan semua makanan di atas piring dan tidak boleh berhenti sebelum makanan habis.

Editors' Pick

2. Permisif

2. Permisif
Freepik/Pvproduction

Gaya permisif lebih mengarah pada anak sebagai pusat. Orangtua mengizinkan anak makan apapun yang mereka inginkan, kapan pun mereka mau. Tidak ada batasan atau aturan. Anak dibiarkan memimpin.

Mungkin terdengar menyenangkan ya, Ma? Tetapi gaya permisif ini memanjakan sehingga anak cenderung dibiarkan makan sesuka hatinya, baik itu secara jadwal atau pun menu makanan.

Orangtua yang mengikuti gaya ini punya kecenderungan menghargai perilaku, kinerja, atau nilai yang baik dengan makanan sebagai hadiahnya.

3. Lalai

3. Lalai
Freepik/user17067123

Hampir serupa dengan gaya permisif, orangtua dengan gaya ini umumnya tidak menyediakan makanan secara aktif dan teratur untuk anak-anaknya. Bisa jadi karena orangtua tidak berbelanja secara rutin dan tidak sempat menyiapkan makan di waktu-waktu makan anak. 

Gaya makan ini dapat menyebabkan anak merasa tidak pasti apakah ada makanan yang tersedia untuknya. Ketika makanan tersaji, mereka mungkin sudah sangat lapar atau menginginkan makanan tertentu sehingga berisiko makan berlebihan.

4. Otoritatif

4. Otoritatif
Freepik/pch.vector

Otoritatif atau berwibawa adalah gaya makan yang memberikan anak pilihan makanan sebelum orangtua menyajikannya. Misalnya dengan menanyakan, "Kamu lebih suka roti isi telur atau bubur ayam untuk sarapan hari ini?"

Orangtua dengan gaya otoritatif ini mempertimbangkan preferensi makan anak. Begitu makanan tersaji sesuai dengan pilihan anak, itulah satu-satunya pilihan makanan yang disediakan. 

Gaya makan ini meminimalisir pertengkaran tentang menu makanan yang ingin dimakan anak dan seberapa banyak yang harus dimakan anak. Dengan menerapkan gaya otoritatif ini, anak juga jadi lebih disiplin makan dan tidak impulsif memilih makanan lain untuk sekadar menuruti rasa inginnya.

5. Mana yang terbaik?

5. Mana terbaik
Pexels/Alex Green

Ahli gizi anak Jill Castle mengungkapkan kepada Healthline bahwa gaya otoritatif adalah gaya yang terbaik karena dapat menumbuhkan hubungan yang baik antara anak dengan makanan. 

Dengan gaya ini, anak dididik untuk mendengarkan isyarat lapar dan kenyangnya. Anak diberi kemampuan membentuk preferensi selera makannya sendiri, tetapi masih diberikan batasan seputar waktu makan dan menunya. 

Orangtua bertanggungjawab terhadap waktu makan dan apa yang disajikan di dalam waktu yang sudah ditentukan. Anak bertanggungjawab atas apa yang akan mereka makan berdasarkan yang ditawarkan orangtua dan seberapa banyak mereka akan makan. 

Semoga menginspirasi, Ma.

Baca juga:

The Latest