Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
wni guru tk di jerman diluakai muridnya
Instagram.com/vicky_nastasha

Vicky Natasha, seorang WNI yang berkarir sebagai guru TK di Jerman, baru saja berbagi pengalaman mengejutkan melalui video viral terbarunya setelah mengalami sejumlah luka akibat ulah salah seorang muridnya di kelas.

Hal ini pun dilaporkan Vicky kepada orangtua murid. Namun, alih-alih marah kepada anaknya, reaksi orangtua tersebut justru membuatnya shock karena mereka menerapkan pola asuh khas Jerman.

Mulai dari mengajarkan empati sampai bertanggung jawab, berikut Popmama.com rangkumkan cerita WNI yang jadi guru TK di Jerman tentang pola asuh unik di Jerman.

1. Kenalan dengan Vicky Natasha, WNI yang jadi guru TK di Jerman

Instagram.com/vicky_nastasha

Sebelum membahas cerita 'babak belur' yang dialami Vicky karena ulah seorang muridnya. Yuk, kenalan dulu dengan Vicky Natasha, Ma.

Melalui Instagram pribadinya, ia pernah membagikan portofolionya sebagai seorang WNI yang kini menetap dan berkarier di Jerman.

Bukan hanya seorang guru TK, ia juga merupakan seorang mama dari anak yang mengidap ADHD dan autism. Memiliki buah hati berkebutuhan khusus justru yang membuatnya terus belajar parenting dari pengalaman yang penuh air mata, trial error, hingga akhirnya penuh cinta.

Ia juga belajar mengenal karakter anak tanpa kekerasan, tanpa drama, tapi dengan respek dan cinta, lewat tempat kerjanya sebagai seorang guru TK sejak tahun 2014 silam.

Dari semua pengalamannya tersebut, Vicky juga telah menerbitkan buku seputar gentle parenting dan ADHD. Sekarang, Mama sekaligus guru TK ini juga sedang proses pembuatan buku ketiga nya nih, Ma.

Ia juga menekankan kepada orangtua bagaimana seharusnya mendidik anak dengan karakter yang berbeda. Dengan begitu, anak pun tumbuh optimal dari cinta dan respek yang orangtua tanamkan.

2. Pola asuh anak di Jerman yang unik tapi ampuh ajarkan empati

Instagram.com/vicky_nastasha

Dalam video terbarunya yang ia unggah pada awal Agustus 2025 kemarin, Vicky menceritakan bagaimana tubuhnya yang mengalami banyak luka karena ulah salah seorang muridnya di kelas.

Hal ini pun langsung ia laporkan kepada orangtua murid tersebut. Begitu mendengar laporan bahwa anaknya telah menyakiti guru, orangtua nggak langsung marah atau memberikan hukuman lho, Ma.

Seperti yang diceritakan Vicky dari pengalamannya mengajar anak TK di Jerman, para guru mengajarkan anak-anak dengan bertanya pada mereka apa yang harus dilakukan supaya anak yang mereka sakiti menjadi lebih baik.

"Misalnya ngambil plaster, ngambil tisu, bersihin lukanya, bantu anak ini untuk berdiri lagi, atau mungkin peluk temannya. Karena dengan cara ini, bisa membuat anak lebih berempati dan bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukannya," jelas Vicky

Alih-alih marah, orangtua murid tersebut juga menerapkan pola asuh serupa dengan menanyakan kepada anaknya, “Kalau kamu sudah nyakitin guru kamu, apa yang harus kamu lakukan supaya dia merasa jadi lebih baik?”

Pertanyaan ini diberikan pada anak untuk mengalihkan fokus dari sekadar "perintah" menjadi "pemikiran", yang orangtua memberikan tanggung jawab dan kepercayaan kepada anak untuk memikirkan cara memperbaiki situasi yang ia ciptakan.

3. Sikap empati dan tanggung jawab anak yang bikin terharu

Nah, dari teguran yang diberikan orangtua untuk membuat anak merenungi kesalahannya, hal ii pun membuat anak murid Vicky langsung memerlihatkan sikap tanggung jawabnya atas apa yang telah ia perbuat.

Berdasarkan ceritanya, keesokkan harinya di kelas, muridnya yang telah melukainya itu datang ke sekolah dengan membawakannya sebuah gambar dengan bertuliskan "I'm sorry" dan beberapa bunga yang ia petik di jalan menuju ke sekolahan.

Hal ini tentu saja membuat Vicky sebagai seorang guru merasa tersentuh, karena muridnya bisa belajar berempati dan bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat untuk memperbaiki kesalahannya.

Dari pengalamannya ini, Vicky Natasha ingin mengingatkan kepada orangtua bahwa konsep utamanya adalah menghindari hukuman yang membuat anak takut, dan beralih ke metode yang membuat anak paham konsekuensi dari perbuatannya serta punya keinginan untuk memperbaikinya.

Jadi, alih-alih memarahi anak dan langsung memberikan hukuman, pola asuh unik di Jerman ini bisa jadi cara terbaik dalam membangun empati sejati nih, Ma. Dengan begitu, anak pun akan bertanggung jawab pada perbuatannya.

Semoga informasi di atas bermanfaat dan pengalaman yang dibagikan Vicky Natasha bisa jadi pelajaran untuk mendidik anak-anak kita di rumah ya, Ma.

Editorial Team