Dongeng ini merupakan dongeng yang termaktub dalam hadis riwayat dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id al-Khudri, serta Imam Ahmad. Pakar tafsir Ibnu Katsir menilai sanadnya sahih.
Diceritakan pada masa kenabian Muhammad SAW, hiduplah seorang pengembala kambing. Setiap harinya, pengembala ini mengurus ratusan kambing dan domba. Setiap pagi, ia membawa semua hewan ternaknya ke padang rumput dekat oasis. Ia telah melakukan pekerjaan ini selama bertahun-tahun lamanya.
Suatu ketika, pengembala mendapatkan nasib yang naas. Seekor serigala berhasil menerkam seekor domba yang lepas dari kerumunan. Dengan sigap, pengembala tersebut pun mengejar sang serigala dan menakut-nakutinya dengan ayunan tongkat. Sementara itu serigala kesulitan untuk kabur karena menangkap domba yang gemuk.
Sambil berlari, sang serigala berkata, "Wahai manusia, mengapa engkau begitu zalim? Allah telah menetapkan domba itu sebagai rezekiku untuk hari ini, mengapa engkau merebutnya dariku?"
Betapa terkejutnya pria ini ketika mendengar serigala itu bertutur kata layaknya manusia. "Kamu... Bisa berbicara?" kata sang pengembala takjub.
"Mengapa engkau melihatku terheran-heran? Harusnya engkau tahu, ada yang lebih mengherankan daripada seekor serigala bisa berbicara," kata hewan itu.
"Apa itu?" Tanya gembala kembali.
"Di Madinah, ada seorang nabi dan rasul yang Allah utus untuk sekalian alam. Namun, banyak orang yang justru membangkang dan enggan beriman kepadanya. Nama nabi itu, Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," papar serigala.
Mendengar perkataan serigala, keesokan harinya, lelaki pengembala itu pergi ke Madinah untuk menjumpai langsung sosok yang diceritakan serigala kemarin. Perjalanan yang ia tempuh tidaklah mudah, namun ia berhasil melalui semuanya hingga tiba di Madinah.
Setelah bertanya kepada warga setempat, lelaki itu kemudian tiba di depan Masjid Nabawi dan bertemu Nabi Muhammad SAW. Kepada beliau, ia pun menuturkan kisahnya hingga sampai di Madinah.
Kemudian Rasulullah membenarkan kisah sang gembala bahwa ada seekor binatang yang terang-terangan menunjukkan rasa imannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Lebih lanjut, hal itu ternyata termasuk tanda kian dekatnya hari akhir. "Yang demikian itu adalah salah satu tanda kiamat," sabda Muhammad SAW.