Cegah Diabetes Anak, Kemenkes Ingatkan Kental Manis Bukan Susu

Kemenkes menegaskan jika susu kental manis bukan minuman, tetapi pelengkap sajian

20 Februari 2023

Cegah Diabetes Anak, Kemenkes Ingatkan Kental Manis Bukan Susu
Freepik/stockking

Perlu diketahui, bahwa susu kental manis (SKM) bukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, melainkan hanya untuk sebagai pemanis, campuran dessert atau topping dalam makanan atau minuman.

Namun, sayangnya masih banyak orangtua yang menganggap SKM ini menjadi susu pokok yang bisa dikonsumsi anak. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menekankan bahwa jika susu kental manis bukan minuman, tetapi hanya sebagai pelengkap sajian. 

Nadia pun mengungkapkan, Kemenkes bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah berulang kali melakukan sosialisasi terkait hal ini.

"Sudah ada beberapa kali sosialisasi dari BPOM bersama Kemenkes, jadi susu kental manis bukan suatu bentuk minuman tetapi pelengkap sajian," jelasnya pada keterangan resmi, Kamis (16/2/2023).

Berdasarkan salah satu studi terkait penyebab stunting yang diungkap oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), kata Nadia, menyampaikan bahwa penyebab stunting bisa terjadi karena pola makan yang tidak seimbang terutama dalam pemenuhan asupan gizi. 

"Salah satu studi yang dilakukan oleh FKUI terhadap anak balita yang diberi makan nasi, dengan lauk kentang goreng, mie instan, kuah bakso, dan susunya kental manis," ucapnya. 

Oleh sebab itu, perlu diketahui oleh Mama dan Papa untuk mencegah diabetes anaksedini mungkin, dengan tidak memberikan anak susu kental manis, Kemenkes ingatkan kental manis bukan susu. Berikut Popmama.com telah rangkum informasinya, yuk simak penjelasannya!

1. Kemenkes menegaskan SKM bukan pengganti ASI pada anak

1. Kemenkes menegaskan SKM bukan pengganti ASI anak
Freepik/jcomp

Tak hanya itu saja, Nadia juga menegaskan bahwa jika susu kental manis (SKM) tidak dapat menggantikan ASI pada anak. 

"Susu kental manis tidak dapat menggantikan ASI dan tidak cocok untuk diberikan pada bayi kurang dari usia 12 bulan," tegasnya. 

Seperti kita ketahui, bahwa produk kental manis memiliki kandungan gula yang lebih tinggi daripada kandungan proteinnya.

Oleh karena itu, para orangtua harus lebih memperhatikan produk susu kental manis ini tidak dikategorikan sebagai produk susu bernutrisi untuk menambah asupan gizi anak. 

Susu kental manis sendiri, kata Nadia merupakan produk yang memiliki karakteristik kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen. Selain itu, susu kental manis juga hanya memiliki kandungan kadar protein tidak kurang dari 6,5 persen.

Diketahui, bahwa jika produk SKM ini disebut memiliki kadar gula yang cukup tinggi sehingga perlu menjadi fokus perhatian para orangtua apabila anak-anak ingin mengonsumsinya.

"Kadar gula yang cukup tinggi juga harus menjadi perhatian masyarakat, khususnya orangtua, karena sesuai aturan permenkes maksimum 50 gram ya," tambahnya lagi. 

Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan dan Codex Standard for Sweetened Condensed Milk (CXS 282-1971 Rev.2018).

2. Faktor yang dapat memicu stunting pada anak

2. Faktor dapat memicu stunting anak
Freepik

Adapun faktor lain yang dapat menimbulkan kejadian stunting pada anak dikarenakan biasanya sang mama tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi seperti makanan yang mengandung protein tinggi.

Sehingga banyak anak yang mengalami kekurangan konsumsi nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi Mama juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi pada janin di dalam kandungan. 

Serta, buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Hal lainnya yang juga dialami oleh sang Mama pada masa remajanya kurang terpenuhi asupan nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat memengaruhi pertumbuhan tubuh dan otak anak. 

Melansir dari Yankes Kemenkes, adapun faktor lainnya yang dapat menyebabkan stunting adalah terjadinya infeksi pada mama, kehamilan remaja, gangguan mental pada mama, dan hipertensi. 

Stunting juga dapat disebabkan oleh masalah asupan gizi yang dikonsumsi selama kandungan maupun masa balita. Multi faktor yang sangat beragam tersebut memerlukan intervensi lanjutan yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu pada masa 1000 HPK (hari pertama kehidupan).

Adapun masalah kesehatan lainnya yang menyebabkan imunitas tubuh anak mengalami penurunan, yang paling sering terjadi seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas, kecacingan dan penyakit lain yang berhubungan dengan gangguan kesehatan kronis. 

3. Cara mengantisipasi anak stunting

3. Cara mengantisipasi anak stunting
Freepik/pressfoto

Terdapat beragam cara untuk mengantisipasi anak stunting, di antaranya dengan memberikan pola asuh yang tepat sesuai dengan perkembangan usia si Kecil, memberikan MPASI yang optimal didukung dengan asupan protein hewani yang mencukupi.

Serta, mengobati penyakit yang dialami oleh anak dengan memeriksanya ke dokter agar bisa diintervensi lebih lanjut terkait gejala penyakit lainnya sehingga bisa mencegah risiko timbulnya penyakit yang dapat disadari sejak awal. 

Dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan khususnya di dalam rumah, perlu adanya perbaikan kebersihan lingkungan sekitar dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat oleh keluarga. 

Nah itulah penjelasan lengkapnya terkait cegah diabetes anak, Kemenkes ingatkan kental manis bukan susu. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk membantu mengingatkan Mama dan Papa bahwa susu kental manis bukan suatu minuman yang dijadikan asupan nutrisi, melainkan hanya dikonsumsi sebagai pelengkap sajian.

Baca juga:

The Latest