Waspadai 9 Gangguan pada Hidung yang Bisa Memengaruhi Indra Penciuman

Jangan abaikan gangguan pada hidung ya Ma, karena dapat memengaruhi kinerja sistem yang lainnya

6 Januari 2022

Waspadai 9 Gangguan Hidung Bisa Memengaruhi Indra Penciuman
Freepik/olly

Hidung merupakan organ pernapasan yang berfungsi menangkap udara berupa oksigen, mengenali berbagai macam aroma, hingga membersihkan udara luar yang masuk. Seperti organ lainnya, hidung juga bisa terkena gangguan atau penyakit dan tidak boleh diabaikan mengingat perannya yang sangat penting.

Sebagian besar orang, gangguan yang terjadi pada hidung adalah flu dan sinusitis. Padahal, tidak hanya itu. Ada beberapa gangguan hidung lainnya yang perlu diwaspadai.

Nah, agar Mama tetap bisa menjaga indra penciuman hidung, yuk simak informasi mengenai 9 gangguan pada hidung yang memengaruhi indra penciuman yang perlu diwaspadai yang telah Popmama.com rangkum!

1. Hidung tersumbat atau pilek

1. Hidung tersumbat atau pilek
Pexels/cottonbro

Hidung tersumbat atau pilek adalah satu jenis gangguan pada hidung yang kerap kali terjadi. Kondisi tersebut membuat udara tidak dapat masuk ke dalam hidung, sehingga menghambat proses pernapasan.

Hidung tersumbat biasanya disertai dengan keluarnya lendir dan terjadi ketika lapisan saluran dalam hidung mengalami pembengkakan akibat iritasi atau peradangan. Penyebab pembengkakan tersebut bisa bervariasi, misalnya flu atau alergi.

2. Mimisan

2. Mimisan
lecturio.com

Salah gangguan pada hidung yang biasa terjadi ialah mimisan. Hal tersebut terjadi akibat kondisi pembuluh darah permukaan hidung berdarah. Pembuluh darah ini sangat rapuh, sehingga sangat mudah menguarkan darah.

Sebagian orang menganggap mimisan merupakan gangguan ringan. Padahal kenyataannya, mimisan juga bisa mengancam jiwa apabila kasusnya semakin parah.

Penyebab terjadinya mimisan bisa dipicu oleh beberapa hal, seperti suhu dingin, benturan, trauma lokal, dan penyakit tertentu yang membuat pembuluh darah permukaan hidung mengeluarkan darah.

3. Selesma

3. Selesma
Freepik/prostooleh

Selesma disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung dan tenggrokan. Infeksi virus ini bisa menyebabkan batuk, pilek, dan sakit di daerah sekitar leher. Bahkan terkadang, selesma disertai dengan demam dan nyeri di kepala.

Jenis virus yang menyebabkan selesma beragam, tetapi yang paling sering adalah rhinovirus. Rhinovirus sendiri ditularkan melalui cairan yang keluar saat penderita batuk, bersih, atau berbicara.

Oleh sebab itu, selesma tergolong penyakit menular. Siapa pun bisa terkena selesma, terutama anak-anak karena daya tahan tubuhnya belum sempurna.

Editors' Pick

4. Polip hidung

4. Polip hidung
Freepik

Gangguan pada hidung yang perlu diwaspadai selanjutnya adalah polip hidung. Penyakit ini ditandai dengan adanya tonjolan lunak yang tidak menimbulkan rasa sakit dan bukan termasuk kanker.

Benjolan tersebut tumbuh dalam saluran atau rongga pernapasan dan bisa disembuhkan.

Awalnya, seseorang yang mengalami polip hidung ini tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi, seiring perkembangan ukuran polip atau benjolan, nantinya akan menghalangi saluran hidung dan menyebabkan masalah pernapasan lainnya.

5. Rhinitis

5. Rhinitis
daydaynews.cc

Gangguan yang satu ini terjadi akibat radang dan iritasi pada membran mukosa di dalam hidung. Hal tersebut terjadi karena masuknya benda asing ke dalam saluran tenggorokan, yang membuat hidung secara otomatis memberikan penolakan.

Rhinitis terbagi menjadi dua jenis, yaitu rhinitis alergi dan rhinitis non alergi. Rhinitis alergi disebabkan oleh alergi dari debu, sedangkan rhinitis non alergi disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.

Ada beberapa faktor lainnya yang menyebabkan rhinitis non alergi, di antaranya ketidakseimbangan hormon dalam pembesaran pembuluh darah rongga hidung, faktor lingkungan, stres, mengonsumsi obat-obatan dan minuman beralkohol, tidak berfungsinya lapisan jaringan di dalam hidung, hingga penggunaan dekongestan rongga hidung yang berlebih.

6. Sinusitis

6. Sinusitis
everydayhealth.com

Gangguan pada hidung yang umum terjadi lainnya adalah sinusitis. Sinusitis terjadi karena peradangan pada dinding sinus yang merupakan rongga kecil berisi udara dan terletak pada struktur tulang wajah, yang berhubungan dengan hidung. Penyebabnya bisa diakibatkan oleh bakteri dan virus.

Apabila Mama atau anggota keluarga menderita penyakit ini, hidung akan lebih mudah mengeluarkan air karena lendir hidung akibat peradangan tersebut diproduksi secara berlebihan. Kondisi tersebut dapat berlangsung cepat, dalam hitungan mingguan atau bulanan, atau berlangsung lama, dalam hitungan tahunan.

7. Anosmia

7. Anosmia
Freepik/mdjaff

Hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau atau anosmia merupakan salah satu kelainan pada hidung. Selain tidak dapat mencium bau, anosmia juga dapat menghilangkan kemampuan untuk merasakan makanan.

Saat mengalami kondisi tersebut, penderita akan disertai dengan hilangnya nafsu makan yang menyebabkan penurunan berat badan, malnutrisi, hingga depresi. Dalam banyak kasus, anosmia umumnya disebabkan oleh pilek atau alergi dan bersifat sementara.

Akan tetapi, ada pula anosmia yang bersifat jangka panjang, sehingga perlu diwaspadai karena hal tersebut menjadi tanda penyakit serius. Anosmia juga sering kali dialami oleh penderita Covid-19.

8. Dinosmia

8. Dinosmia
Freepik

Dinosmia merupakan kondisi terjadinya persepsi indra penciuman yang terganggu. Hal tersebut terjadi karena adanya kelainan dalam rongga hidung, infeksi sinus, dan kerusakan sebagian pada saraf penciuman.

Dinosmia biasanya ditandai dengan gejala selalu mencium bau yang tidak sedap. Padahal, tidak ada sumber bau yang dimaksudkan.

Ada berbagai faktor penyebab terjadinya dinosmia, misalnya gangguan saluran pernapasan atas, hidung tersumbat, infeksi sinus, hingga paparan terhadap zat kimia tertentu.

9. Kelainan dinding pemisah hidung atau deviasi septum

9. Kelainan dinding pemisah hidung atau deviasi septum
Freepik/8photo

Terakhir, gangguan pada hidung yang dapat terjadi adalah terdapat kelainan dinding pemisah hidung atau deviasi septum. Kondisi tersebut ditandai dengan gangguan atau penyimpangan dari letak septum hidung, yakni dinding pemisah rongga hidung kanan dan kiri yang terbuat dari tulang keras dan tulang rawan. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidakseimbangan aliran udara pada saluran pernapasan.

Deviasi septum ini tidak tampak mengganggu dan sering kali tidak disadari. Namun, akan ada sejumlah gangguan yang mungkin ditimbulkannya. Penyebab utama kelainan dinding pemisah hidung atau deviasi septum biasanya akibat bawaan dari lahir atau cedera pada hidung.

Itu dia 9 gangguan pada hidung yang perlu diwaspadai. Apabila gangguan pada hidung tersebut terus berlanjut hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut ya, Ma.

Baca juga:

The Latest