Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Koleksi Mel Ahyar Lewat Kultulibrasi Wastra Nusantara

Dok. MRA Media
Dok. MRA Media

Annual Show Mel Ahyar kembali menghadirkan sesuatu yang istimewa bertajuk “KULTULIBRASI” dan menjadi manifestasi Mel Ahyar dalam merayakan tangan terampil nusantara. 

Mel Ahyar merupakan seorang Perancang Busana brand Mel Ahyar yang telah dikenal sebagai salah satu desainer di kancah mode Indonesia. 

Tepat beberapa hari lalu, 10 Agustus 2023, diselenggarakan pergelaran bertajuk Mel Ahyar Annual Show 2023: KULTULIBRASI, di City Hall, PIM 3, Jakarta.

Mel Ahyar meluncurkan koleksi hasil interpretasi atas dinamika akulturasi budaya dan regenerasi berimbang antara pelaku dan konsumen budaya. Kultulibrasi is about finding a sweet spot, the equilibrium of our cultural continuum. 

Penasaran seperti apa keseruan dari koleksi Kultulibrasi Mel Ahyar?Yuk, simak informasi Popmama.com di bawah ini!

1. HAPPA dan XY jadi koleksi ready to wear

Dok. MRA Media
Dok. MRA Media

HAPPA dan XY, dua merek Ready to Wear dikelola oleh MMAC, muncul sebagai pembuka. Selain itu, ada juga koleksi RIKURIKU, yang terinspirasi dari cerita dibalik ukiran Suku Asmat. 

RIKURIKU tampil membawa passion maskulinitas laki-laki Asmat yang memahat kayu to leave their mark on earth, as a legacy and tribute to the ancestors. 

Koleksi ini terlihat dalam motif kerangka garis-garis floral yang rimbun maupun fauna, seperti lekuk ukiran kayu. Palet warna earthy diambil dari lukisan wajah khas Asmat yang menggunakan pewarna alami, seperti merah tanah, putih bubuk cangkang kerang, dan hitam arang tumbuk.

2. Koleksi ARCHIPELAGO mengusung wastra Nusantara

Dok. MRA Media
Dok. MRA Media

Koleksi Mel Ahya, ARCHIPELAGO mengusung pada wastra Nusantara: Batik Gedog Tuban ‘Onomatope’, Tapis Lampung ‘Mulang Tiuh’, dan Medan as The Melting Pot. 

Ketiganya menghadirkan angle regenerasi budaya yang berbeda. Gedog Tuban merupakan batik tulis di atas kain tenun sebagai bahan baku utama. 

Sedangkan, ‘Mulang Tiuh’ jadi kain dan motif modern yang mengambil craftsmanship tapis dan sulam usus Lampung. Terakhir, Medan diangkat sebagai melting pot berbagai wastra khas Sumatera Utara, seperti songket Melayu, Ulos Batak, dan lain-lain.

Salah satu koleksi Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024, mencerminkan kejelian mata Mel Ahyar saat memotret fenomena dua dimensi.

Pertama, dimensi horizontal merupakan medan pertemuan dari segi aspek teknologi, geografi hingga sosio-ekonomi. Kedua, dimensi vertikal merupakan lintas generasi, mulai dari Baby Boomers, X, Y/Milenial dan Z. 

3. Koleksi ini dipengaruhi mode 1940-2000an

Dok. MRA Media
Dok. MRA Media

Koleksi ini dipengaruhi mode 1940-2000an dengan potongan volume yang tegas, geometris, dan asimetris. Detail yang digunakan merupakan detail bunga 3D dari mika, sulaman tangan, sulam usus, tapis, serta efek dari bunga yang diawetkan.

Lewat show ini, Mel Ahyar berinisiatif untuk mengembangkan wastra Nusantara sebagai sumber daya kreativitas terbarukan. 

CEO MMAC, Arie Panca menambahkan, agar proses regenerasi ini berjalan mulus, dibutuhkan keterampilan tersendiri. 

"Budaya yang punah menurut kami adalah budaya yang gagal beregenerasi. Yang survive adalah yang berhasil menemukan titik keseimbangan dengan mengakomodasi aspirasi lintas generasi,” ucapnya

“Memang butuh kepekaan dalam mengenal wastra, mengolah, kemudian memodifikasinya secara respectful as a piece of art terhadap wastra itu sendiri, dan kejelian melihat momentum taste dan market masa kini,” lanjutnya.

Kesuksesan koleksi KULTULIBRASI akan terus memotivasi Mel untuk terus menggali harta wastra Nusantara. Mari terus dukung wastra Nusantara Indonesia lewat koleksi yang telah diluncurkan oleh Mel Ahyar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Life

See More

Muzakki Ramdhan dan Chicco Jerikho Jadi Bonding di Film OZORA

05 Des 2025, 16:18 WIBLife