Profil Didiet Maulana, Sang Maestro Tenun Ikat

Nama: Didiet Maulana
Tanggal lahir: 18 Januari 1981
Pendidikan: S1 Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan
Pekerjaan: Perancang busana, creativepreneur
Kebangsaan: Indonesia

Didiet menjadi salah satu desainer yang membuktikan kalau passion bisa membantu untuk mewujudkan mimpinya. Berbekal pendidikan arsitektur, Didiet malah berlabuh di dunia fashion.

Namun jauh sebelum menjadi desainer, Didiet juga pernah menjajal beberapa jenis pekerjaan. Awal kariernya ada di dunia radio, kemudian menjadi staf talent untuk MTV Indonesia, dan menjadi Kepala Marketing di PT Gilang Agung Perkasa selama 7 tahun.

Barulah di tahun 2011, ia mencoba untuk membangun brandnya sendiri.

Setelah bekerja selama 7 tahun di korporat, Didiet mencoba banting setir dan menjadi entrepreneur.

Ia membangun brand lokal IKAT Indonesia by Didiet Maulana. Kala itu, ia belum menemukan desainer muda yang berani mengolah tenun ikat menjadi baju yang siap pakai.

Setelah usahanya berjalan lancar, ia kemudian meluncurkan SVARNA by Ikat Indonesia. Inilah brand premium yang tetap mengutamakan keindahan kain tenun.

Selain itu, ia juga meluncurkan brand Sarupa by IKAT Indonesia. Brand ini khusus bergerak di bidang pembuatan seragam dengan wastra Indonesia.

Didiet dikenal sebagai sosok yang aktif dan gigih. Ia selalu fokus dalam belajar tentang banyak hal. Ia juga mengikuti beberapa komunitas dan organisasi.

Didiet merupakan anggota KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia), anggota AMIN (Asosiasi Merek Indonesia), dan konsultan untuk perusahaan. Super aktif!

Tak hanya untuk menyibukkan diri sendiri, namun ia juga aktif bergerak bersama komunitas lokal berbasis budaya dan menjadi pembicara sebagai entrepreneur untuk berbagi ilmu.

Saat pandemi, Didiet menggagas kelas online agar para entrepreneur bisa tetap berkarya dan produktif. Ia juga diketahui telah melakukan roadshow workshop di Jepara, Lasem, hingga Tanimbar.

Besarnya ketertarikannya pada kain tradisional Indonesia membuatnya menyusun buku yang berjudul Kisah Kebaya. Buku itu merupakan bentuk cintanya pada kebaya. Ia menyusunnya dalam kurun waktu 6 tahun untuk melakukan riset dan 1,5 tahun untuk menulisnya.

Inspirasinya berasal dari neneknya yang akrab disapa dengan panggilan Eyang Uti dan ibunya. Karena dua sosok tersebut, Didiet jatuh cinta pada kebaya, karena keduanya mengenakan kebaya dalam keseharian mereka.

Lihainya tangan Didiet dalam mengolah tenun dan wastra Indonesia membuat dirinya dikenal banyak orang, termasuk para artis dan pejabat.

Akhirnya, banyak seleb yang memercayakan busana padanya, seperti Maudy Ayunda, BCL, Naysila Mirdad, dan Nikita Willy. Tak hanya matanya yang detail, namun sentuhan personal dari Didiet membuat banyak orang kerap jatuh cinta pada karyanya.

Dengan riset dan uji coba yang matang, Didiet berhasil membawa kain tenun menjadi tren di kalangan muda dan pasar global. Bahkan, kainnya sudah diekspor ke Amerika, Eropa, Singapura, dan Malaysia dengan platform daring.

Tak hanya itu, ia juga berhasil memberdayakan lebih dari 200 perajin tenun dari berbagai daerah seperti Klaten, Palembang, Kediri, hingga Bali. Untuk memastikan kualitasnya, ia mengatur sistem pengawasan langsung di tiap wilayah untuk menjamin mutu.

Menarik, ya!

Itu dia profil mengenai Didiet Maulana, semoga menginspirasi, ya!