Apa Itu Duck Syndrome? Terlihat Tenang padahal Tertekan
- Duck Syndrome adalah kondisi dimana seseorang terlihat bahagia di luar, padahal sedang berjuang keras di baliknya.
- Gejala Duck Syndrome mirip dengan gangguan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, sulit tidur, dan perasaan kurang baik.
- Cara mengatasi Duck Syndrome antara lain belajar menerima diri sendiri dan mengurangi penggunaan media sosial yang bikin tertekan.
Kamu pasti pernah melihat seekor bebek yang berenang di permukaan danau. Dari kejauhan, pemandangan itu terlihat damai, seolah aktivitas sang bebek terlihat effortless hanya mengikuti arus air.
Namun, jika kita mengintip di bawah permukaan, kakinya bekerja keras agar tubuhnya tetap mengapung. Gambaran ini ternyata punya makna mendalam di kehidupan manusia, yaitu duck syndrome.
Bareng Popmama.com kita simak penjelasan lebih lanjut tentang apa itu duck syndrome di bawah ini!
1. Apa itu Duck Syndrome dan penyebabnya?
Mengutip laman The Stanford Daily, Duck syndrome pertama kali diperkenalkan di Stanford University, Amerika Serikat, untuk menggambarkan mahasiswa yang terlihat tentang di segala kesibukan, tetapi sebenarnya sedang berjuang keras di baliknya.
Meski dihadapkan pada tekanan dan stres, banyak penderita sindrom ini tetap berusaha produktif dan tampak baik-baik saja. Namun, kondisi ini bisa memicu masalah mental seperti kecemasan dan depresi jika dibiarkan tanpa penanganan.
Ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya duck syndrome, seperti tuntutan akademik yang berat, ekspektasi tinggi dari keluarga, pola asuh yang toxic, dan pengaruh media sosial.
Faktor lain yang turut berperan meliputi sifat perfeksionis, pengalaman traumatis seperti kekerasan atau kehilangan orang tercinta, serta rasa percaya diri yang rendah.
2. Gejala Duck Syndrome yang wajib kamu kenali
Menurut Psych Central, gejala duck syndrome sering kali mirip dengan gangguan mental lainnya. Penderita biasanya merasa cemas, tertekan, susah tidur, sulit fokus, dan kerap pusing.
Mereka cenderung membandingkan diri dengan orang lain dan merasa hidupnya kurang baik. Bahkan, ada perasaan seolah sedang diawasi atau dinilai sehingga mereka berusaha keras tampil sempurna di hadapan orang lain.
3. Cara mengatasi Duck Syndrome
Apabila kamu mengalami duck syndrome, segera cari bantuan dan mulai antisipasi untuk menjaga kesehatan mental. Konsultasikan masalahmu ke konselor ahli, pahami batas kemampuan, dan belajar menerima serta menghargai diri sendiri.
Luangkan waktu untuk bersantai atau me time agar pikiran lebih rileks. Latih diri berpikir positif, berhenti membandingkan hidupmu dengan orang lain, dan kurangi penggunaan media sosial jika membuatmu tertekan.
Ingat, persaingan hidup itu wajar, tapi jangan sampai mengorbankan kesehatan mental. Tidak ada yang sempurna dan setiap orang punya perjuangan masing-masing.
Itu dia penjelasan singkat tentang duck syndrome. Semoga informasi ini membantu kamu untuk lebih mengenal diri sendiri dan memahami kondisi yang mungkin selama ini tersembunyi.
