- Ketergantungan pada orang lain, perasaan yang terlarut begitu dalam sehingga seringkali mereka melupakan kehidupannya sendiri dan berujung pada kekecewaan dan rasa sakit.
- Sulit diajak komunikasi.
- Tidak mau bersosialisi
- Mengalami gangguan tidur
- Emosi yang tidak terkontrol
- Malas untuk menjalani kehidupa sehari-hari
- Tidak nafsu makan
- Makan berlebihan
- Sulit berkonsentrasi
- Perasaan hampa atu kosong secara emosional
- Mudah tersinggung
Apa Itu Hypophrenia? Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

- Hypophrenia berasal dari bahasa Yunani yang berarti penurunan tingkat kespadaan, perhatian, dan fungsi kognitif seseorang.
- Gejala hypophrenia meliputi ketergantungan pada orang lain, emosi tidak terkontrol, kesulitan berkonsentrasi, dan perasaan hampa secara emosional.
- Penyebab hypophrenia meliputi faktor neurologis, psikologis, perubahan hormon, dan pengaruh lingkungan serta sosial.
Pernahkah kamu tiba-tiba merasa sedih, hampa, atau bahkan menangis tanpa tahu alasannya?
Mungkin kamu berpikir itu hanya kelelahan sesaat, efek hormon, atau "lagi sensitif aja." Tapi jika perasaan ini muncul berulang kali, tanpa penyebab jelas, bisa jadi kamu sedang mengalami hypophrenia.
Perasaan sedih dan menangis tanpa sebab dikenal dengan sebutan hypophrenia atau hipofrenia. Meskipun belum sering dibicarakan di masyarakat umum, istilah ini mulai sering menjadi perbincangan terutama di forum-forum psikologi dan media sosial.
Lantas, sebenarnya apa itu hypophrenia dan apakah ini tanda stress atau gangguan mental?
Untuk mengenal lebih dalam terkait hypophrenia, Popmama.com sudah merangkum melalui artikel ini.
1. Apa itu Hypophrenia?

Hypophrenia, berasal dari bahasa Yunani “hypo” yang berarti kurang dan “phrenia” berarti pikiran atau mental. Dilansir melalui christianwebsite.com, kondisi tersebut merujuk pada penurunan tingkat kespadaan, perhatian, dan fungsi kognitif seseorang.
Awalnya, istilah ini sering digunakan dalam konteks gangguan neurologis, cedera otak, atau kondisi kejiwaan yang dapat menggangu proses mental.
Namun seiring berkembangnya pemahaman psikologis, istilah ini juga dipakai untuk menggambarkan kesedihan mendalam atau tangisan mendadak tanpa sebab yang jelas.
2. Gejala Hypophrenia

Diketahui, kondisi hypophrenia mempunyai sejumlah gejala. Berbagai pengalaman yang melibatkan kesedihan sangat individual.
Beberapa gejalanya adalah sebagai berikut:
3. Penyebab umum hypophrenia

Memahami penyebab-penyebab mendasar ini sangat penting dalam menangani kondsi yang cukup kompleks ini.
- Faktor neurologis
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Frontiers in Neurosciene, seseorang dengan cedera otak traumatis seringkali menunjukkan gangguan pengenalan dan ekspresi emosi.
Cedera otak atau trauma, terutama pada area yang bertanggung jawab atas pemrosesan emosi dan kognisi sosial, seperti lobus frontal dan amigdala, dapat menyebabkan hypophrenia.
- Faktor Psikologis
Stres kronis dapat menyebabkan perubahan pada area otak yang berperan dalam regulasi emosi, sebagaimana dilaporkan dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Molecular Psychiatry.
Paparan stres, trauma, ataupun peristiwa buruk dalam hidup yang berkepanjangan dapat menjadi penyebab pada perkembangan hypophrenia.
- Perubahan hormon
Perubahan hormon biasanya terjadi pada perempuan, hal ini sering terjadi ketika sedang menstruasi, pubertas, kehamilan dan menopause.
Hormon-hormon esterogen dan progesteron memegang peran penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk mengendalikan emosi.
- Pengaruh lingkungan dan sosial
pengalaman masa kecil, seperti sering merasa diabaikan atau kurangnya dukungan emosional dari keluarga atau orang lain, juga dapat mrnjadi penyebab hypophrenia.
Menurut studi yang diterbitkan oleh Development and Psychopathology menunjukkan, bahwa perlakuan buruk emosional di masa kecil dapat menyebabkan defisit dalam pemrosesan dan pengaturan emosi.
4. Hypophrenia bukan bagian dari depresi

Seringkali Hypophrenia disamakan dengan depresi, namun kedua kasus ini cukup berbeda.
Depresi merupakan gangguan mental yang bisa merubah perilaku orang lain, dari cara seseorang makan, tidur, dan melakukan berbagai aktivitas lain.
Sedangkan, hypophrenia merujuk pada kondisi penurunan aktivitas mental yang lebih kronis dan menyeabkan perasaan sedih yang muncul secara tiba-tiba dan tanpa sebab.
5. Dampak pada kehidupan sehari-hari

Perubahan emosional dan perilaku yang berkaitan dengan hypophrenia dapat berdampak signifikan terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Dalam jJournal of Neurology, Neurosurgery, Psychiatry, individu dengan hipofrenia mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas instrumental sehari-hari (IADL), seperti mengelola keuangan, minum obat, atau menggunakan transportasi.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi gangguan mental yang lebih serius, termasuk depresi mayor atau gangguan kecemasan umum.
6. Cara mengatasi hypophrenia

Hypophrenia dapat diatasi melalui penanganan sederhana. Dilansir dari healthline.com, adapun cara mengatasinya adalah dengan meluapkan perasaan secara sehat, misalnya dengan menulis jurnal, mendengar musik, ataupun menangis.
Selain itu aktivitas seperti meditasi, berjalan kaki, atau mandi air hangat juga bisa membantu menstabilkan susasana hati.
Penting juga untuk membatasi penggunaan media sosial karena studi Journal of Social and Clinical Psychologist (2018) menunjukkan bahwa media sosial bisa berdampak buruk bagi perasaan negatif.
7. Mengapa hypophrenia sering diabaikan?

Seringkali hypophrenia tidak mendapatkan perhatian yang pas karena belum diakui secara resmi. Banyak orang mengira bahwa hypophrenia hanyalah kesedihan biasa, bahkan dikalangan psikologi.
Sebuah artikel di medium menyebutkan bahwa sampai sekarang belum ada istilah resmi yang benar-benar disepakati untuk menggambarkan rasa sedih yang datang tanpa alasan jelas.
Padahal, banyak orang dari segala usia dan jenis kelamin pernah merasakannya. Nah, salah satu istilah yang bisa menggambarkan perasaan ini adalah hypophrenia.
Selain itu, banyak yang takut terlihat lemah jika menangis tanpa alasan atau merasa sedih tanpa sebab. Akibatnya perasaan ini sering disembunyikan bahkan dari orang terdekat. Beberapa khawatir dianggap terlalu berlebihan dan terlalu sensitif.
Hypophrenia mungkin terdengar asing, tapi sebenarnya cukup umum terjadi di era modern yang penuh tekanan ini. Jika kamu merasa sering menangis tanpa sebab, merasa kosong, atau emosional tanpa tahu kenapa, bisa jadi kamu sedang mengalami hypophrenia.
Nah itu tadi beberapa penjelasan apa itu hypophrenia yang sudah Popmama.com rangkum. Semoga bermanfaat ya.



















