Penyebab Pusing setelah Gempa Bumi, Bisa Pengaruhi Mental, Lho!

Biasanya, pusing akan hilang setelah beberapa jam atau beberapa hari

22 November 2022

Penyebab Pusing setelah Gempa Bumi, Bisa Pengaruhi Mental,
Freepik/benzoix

Baru-baru ini, terjadi gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/202) pukul 13.21 WIB. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bekasi. Banyak potret di media sosial yang menunjukan puluhan hingga ratusan karyawan keluar gedung akibat getaran ini. 

Bagi Mama yang sempat merasakan getarannya mungkin akan merasa sedikit pusing. Tapi, itu ada penjelasan ilmiahmya, lho!

Untuk itu, simak artikel Popmama.com berikut ini tentang penyebab pusing setelah gempa bumi.

Penyebab Pusing Setelah Gempa Terjadi

Penyebab Pusing Setelah Gempa Terjadi
Pexels/AndreaPiacquadio

Gejala yang terjadi setelah gempa bumi, seperti pusing, mual, muntah, dan panik, disebut sebagai "earthquake sickness". Biasanya gejala ini muncul pada orang yang baru saja mengalami gempa bumi besar atau berulang kali.

Karena semakin besar guncangannya, semakin besar pula potensi gempa susulan setelah terjadi gempa. Salah satu penjelasan yang mungkin, apabila kamu pusing setelah gempa bumi adalah adanya stres psikologis yang menyebabkan gangguan keseimbangan.

Namun, masih ada hipotesis yang masuk akal bahwa gangguan keseimbangan disebabkan oleh paparan gempa susulan yang berulang; guncangan fisik yang sering dapat secara langsung mengganggu fungsi sistem saluran setengah lingkaran di telinga.

Pusing yang Disebabkan oleh Gempa akan Cepat Mereda

Pusing Disebabkan oleh Gempa akan Cepat Mereda
Pixabay/RobinHiggins

Bagi kebanyakan orang, rasa tidak seimbang bersifat sementara dan akan menghilang dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Kondisi ini terjadi ketika ada "ketidaksesuaian" neurologis antara mekanisme keseimbangan pada sistem vestibular telinga bagian dalam dan sinyal sensorik dari saraf di mata dan kaki.

"Masalahnya sering kali dapat diredakan, seperti mabuk perjalanan, dengan melatih mata seseorang pada objek yang jauh, berbaring atau menghirup cairan dingin atau panas," kata Dr. Munetaka Ushio dari departemen otolaringologi Rumah Sakit Universitas Tokyo (spesialisasi telinga, hidung dan tenggorokan).

Dalam kasus yang lebih parah, pasien mungkin disarankan untuk menggunakan antihistamin yang dijual bebas, alias pil mabuk perjalanan, katanya.

Gangguan Serius Akibat Gempa Menyebabkan Pascatrauma

Gangguan Serius Akibat Gempa Menyebabkan Pascatrauma
Freepik/kues1

Mengalami atau merasakan getaran gempa dapat menyebabkan seseorang menjadi “parno” berlebihan atau selalu merasakan gempa meskipun tidak ada gempa. Kondisi ini disebut phantom quakes.

Keadaan ini dapat terjadi meskipun tidak ada gempa bumi, sehingga berbeda dengan earthquake sickness. Kondisi ini cukup umum terjadi di daerah rawan gempa.

Orang-orang yang mengalami phantom quake mungkin tiba-tiba merasakan kursi atau tempat tidur mereka bergetar hebat, mengira itu berasal dari gempa bumi. Dengan kata lain, phantom quake dapat  menyebabkan "earthquake sickness" meskipun tidak ada gempa yang terjadi.

Kasus yang lebih serius dapat dipicu oleh bentuk gangguan stres pascatrauma setelah gempa besar dan dapat bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Untuk mengatasinya, pasien dapat diberikan resep obat anti-kecemasan atau anti-depresan.

Dr. Ushio juga menambahkan bahwa mereka harus segera mencari konseling medis termasuk orang-orang dengan gejala seperti mudah jatuh, demam dan muntah. Semua itu adalah efek potensial dari jenis mabuk yang lebih umum, tetapi tidak terkait dengan mabuk pascagempa.

Demikian informasi mengenai penyebab pusing setelah gempa bumi. Semoga cepat mereda, apabila Mama mengalaminya.

Baca Juga:

The Latest