Apa Itu Butterfly Era? Fase Berbunga-bunga dalam Sebuah Hubungan

- Butterfly Era adalah fase awal hubungan yang penuh dengan perasaan berbunga-bunga.
- Fase ini identik dengan masa PDKT atau awal pacaran, krap membuat pasangan lupa realita.
- Bukan satu-satunya indikator cinta yang sehat, hubungan yang langgeng membutuhkan pondasi kuat di luar rasa deg-degan semata.
Dalam dunia percintaan, istilah baru kerap muncul dari media sosial dan menjadi bahan perbincangan hangat, salah satunya adalah Butterfly Era. Istilah ini belakangan ramai digunakan oleh pengguna TikTok dan Instagram untuk menggambarkan fase tertentu dalam sebuah hubungan.
Bagi sebagian orang, Butterfly Era terdengar manis, tetapi sebenarnya konsepnya cukup unik dan punya makna yang lebih dalam.
Lantas, apa itu Butterfly Era dalam hubungan dan bagaimana cara mengenalinya?
Jika ingin mengetahui lebih lanjut, kali ini Popmama.com telah merangkum penjelasannya secara lebih lengkap.
Yuk, disimak!
Asal dan Pengertian Butterfly Era
1. Berasal dari perasaan “butterflies in your stomach”

Ungkapan butterflies in your stomach sudah lama dikenal sebagai metafora rasa gugup bercampur bahagia saat jatuh cinta.
Nah, Butterfly Era adalah fase di mana perasaan ini sedang berada di puncaknya dan biasanya di awal hubungan.
Kamu akan merasa deg-degan setiap kali melihat pasangan, sering tersenyum sendiri saat memikirkan dia, bahkan selalu menantikan momen bertemu. Fase ini seperti momen di film romansa di mana dunia seakan hanya milik berdua.
2. Identik dengan masa-masa PDKT atau awal pacaran

Mayoritas pasangan mengalami Butterfly Era pada masa pendekatan atau awal pacaran. Semuanya terasa serba baru, penuh kejutan, dan menyenangkan. Chat dibalas cepat, telepon bisa berjam-jam, bahkan setiap kencan terasa istimewa.
Bahkan hal sederhana seperti jalan sore atau makan di warung pinggir jalan pun terasa romantis. Namun, fase ini biasanya tidak berlangsung selamanya dan akan bergeser ke tahap hubungan yang lebih stabil.
3. Rentan membuat pasangan lupa realita

Meski indah, Butterfly Era juga bisa membuat pasangan terlena. Karena fokus pada perasaan berbunga-bunga, kadang masalah atau perbedaan yang ada tidak terlalu diperhatikan. Misalnya, perbedaan prinsip atau kebiasaan yang sebenarnya cukup besar, tetapi diabaikan karena rasa sayang yang masih menggebu.
Hal ini bisa jadi tantangan saat hubungan memasuki fase serius, karena baru menyadari adanya hal-hal yang perlu dihadapi bersama.
4. Bisa kembali muncul di hubungan lama

Tidak hanya terjadi di awal hubungan, Butterfly Era juga bisa dirasakan kembali oleh pasangan yang sudah lama bersama. Biasanya terjadi ketika mereka mencoba hal-hal baru bersama, seperti pergi liburan berdua, membuat proyek bersama, atau mencoba kencan seperti pertama kali bertemu.
Momen-momen ini bisa menjadi “penyegar” yang membangkitkan kembali rasa deg-degan dan romantisme yang sempat meredup karena rutinitas sehari-hari.
5. Bukan satu-satunya indikator cinta yang sehat

Penting untuk diingat, perasaan seperti Butterfly Era bukan satu-satunya tanda hubungan yang sehat. Cinta yang matang juga melibatkan rasa nyaman, saling percaya, dan komitmen yang kuat. Hubungan yang langgeng akan tetap berjalan meski perasaan deg-degan itu mulai berkurang, karena yang tersisa adalah rasa aman dan keyakinan bahwa pasangan akan selalu ada di sisi kita.
Jadi apa Itu Butterfly Era dalam Hubungan? Butterfly Era adalah fase penuh rasa berbunga-bunga yang sering terjadi di awal hubungan, namun bisa juga hadir kembali jika pasangan tahu cara menjaga romantisme. Indahnya memang membuat hati berbunga, tapi hubungan yang sehat tetap butuh fondasi yang kuat di luar rasa deg-degan semata.
Fase ini bisa menjadi salah satu momen paling manis dalam perjalanan cinta, namun penting untuk tidak terjebak hanya di dalamnya. Setelah perasaan menggebu mulai mereda, hubungan yang bertahan adalah hubungan yang dibangun atas rasa saling memahami, komunikasi yang baik, dan komitmen yang konsisten.
Jadi, nikmati setiap momen dalam Butterfly Era, tetapi jangan lupa memupuk hubungan dengan hal-hal yang membuatnya bertahan untuk jangka panjang. Pada akhirnya, cinta yang paling indah bukan hanya yang membuat jantung berdebar, tetapi juga yang memberikan rasa tenang dan aman saat kita bersamanya.



















