Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Duduk Terlalu Lama Bisa Meningkatkan Risiko Saraf Terjepit

Freepik.com/freepik
Freepik.com/freepik

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau yang lebih sering dikenal dengan saraf terjepit, jadi satu gangguan kesehatan yang cukup meresahkan masyarakat. Kondisi ini terjadi ketika tulang belakang menerima tekanan berlebih, sehingga bantalan yang ada di antara tulang belakang mengalami kerusakan.

Saraf terjepit bisa dialami oleh siapa saja, salah satunya para pekerja kantoran. Hal ini terjadi karena, mereka yang bekerja di kantor umumnya menghabiskan sebagian waktunya untuk duduk di kursi. Di mana ini bisa menaruh lebih banyak kompresi pada tulang belakang, sehingga risiko saraf terjepit semakin meningkat.

Dalam acara Health Talk yang diselenggarakan oleh Eka Hospital BSD pada Rabu (20/12/2023) di Jakarta Selatan, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang, dr. Asrafi Rizki Gatam ingatkan risiko saraf terjepit terutama bagi para pekerja yang sehari-harinya duduk terlalu lama.

Di bawah ini Popmama.com rangkum informasi duduk terlalu lama bisa menyebabkan saraf terjepit.

1. Apa itu saraf terjepit?

dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine (Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang
Eka Hospital BSD) - Popmama.com/Rahayu LS
dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine (Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD) - Popmama.com/Rahayu LS

Dokter Rizki menyebut kalau hingga kini, masih banyak orang yang belum memahami tentang saraf terjepit dan bahayanya.  

Menurutnya, saraf terjepit merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan karena keluarnya bantalan tulang belakang dari posisi aslinya, sehingga memegaruhi tekanan pada saraf di sekitarnya. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami nyeri yang berlangsung lama.

"Saraf terjepit disebabkan karena keluarnya bantalan tulang belakang dari posisi aslinya, sehingga menaruh tekanan pada saraf di sekitarnya dan menyebabkan rasa nyeri yang bisa berlangsung lama," kata dr. Rizki.

Saraf kejeit bisa terjadi hampir di seluruh bagian tulang seperti kaki hingga leher. Namun, yang paling sering terjadi yakni di tulang punggung bagian bawah.

"Terlepas dari di mana letak saraf kejepit, hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, bahkan bisa menyebabkan terjadinya kelemahan atau kelumpuhan pada satu atau kedua kaki," tambahnya.

2. Gejala saraf terjepit

Freepik.com/azerbaijan_stockers
Freepik.com/azerbaijan_stockers

Gejala saraf terjepit atau HNP adalah memiliki ciri dan gejala yang cukup khas, yakni muncul rasa nyeri yang menjalar dari leher sampai ke tangan. Rasa nyeri ini bisa disertai dengan kesemutan, rasa kebas, rasa terbakar, hingga sensasi kesetrum. Kondisi ini bisa berlangsung secara terus menerus, dan tidak hilang dalam jangka waktu yang panjang.

Dokter Rizki menyebut bahwa, setiap orang berisiko mengalami saraf terjepit. Namun ada beberapa faktor yang membuat risiko saraf terjepit meningkat seperti usia, berat badan, serta kondisi kesehatan seseorang.

"Namun secara umum ya, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena saraf kejepit, seperti usia yang semakin tua, berat badan, dan adanya riwayat saraf kejepit," tuturnya.

3. Duduk lama saat bekerja bisa tingkatkan risiko saraf terjepit

Freepik.com/freepik
Freepik.com/freepik

Dalam penuturannya, dokter Rizki mengingatkan kalau saraf terjepit bisa menyerang orang yang memiliki risiko tinggi, salah satunya yakni para pekerja. Misalnya saja, pekerja kuli bangunan, pengantar galon air, pekerja pabrik, dan logistik.

Tapi bukan hanya pekerja lapangan, para pekerja kantoran juga memiliki risiko yang sama. Ini karena, pekerja kantoran lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk, sehingga tubuh kurang bergerak. Risiko ini bisa meningkat, terutama pada pekerja yang berusia lanjut atau memiliki berat badan berlebih.

"Pekerja kantoran menghabiskan sebagian waktunya untuk duduk di kursi. Di mana ini bisa menaruh lebih banyak kompresi pada tulang belakang dibandingkan pada saat berdiri," ungkapnya.

Sekitar 70-80% saraf terjepit terjadi akibat dari kelemahan otot. Ini disebabkan karena seseorang jarang melatih ototnya dengan berolahraga.

Setiap bantalan yang ada di tulang belakang, sebenarnya dapat menampung tulang belakang dengan baik. Ketika bantalan tersebut menerima kompresi yang berlebih, maka otot dapat membantu menahan agar bantalan tersebut tetap berada dalam posisinya.

Namun, ketika otot seseorang juga ikut lemah, maka tidak ada lagi support yang bisa menahan bantalan tulang belakang ketika menerima kompresi berlebih.

4. Bagaimana cara menghindari risiko saraf terjepit?

Freepik.com/jcomp
Freepik.com/jcomp

Dokter Rizki menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan para pekerja untuk menghindari risiko saraf terjepit:

  • Perhatikan sikap saat bekerja, duduk, dan berdiri.
  • Gunakan kursi yang ergonomi, memiliki lumbar support dan arm rest.
  • Membagi waktu secara seimbang antara duduk dan bergerak. Jika sudah duduk selama 1,5 jam, disarankan untuk menggerakkan tubuh selama 15 menit.
  • Lakukan olahraga, terutama yang bisa melatih otot perut, otot sekitar tulang belakang, serta otot lain yang men-support tulang belakang.
  • Lakukan latihan kardio, agar proses metabolisme tubuh berjalan dengan optimal.

5. Cara mengatasi saraf terjepit

Dok. Eka Hospital
Dok. Eka Hospital

Cara mengatasi saraf terjepit, Mama dan Papa tak perlu khawatir. Sebab menurut dr. Rizki, saraf terjepit masih bisa sembuh.

Penanganan saraf terjepit bisa dilakukan secara konservatif atau operatif. Pada kasus yang tidak terlalu parah, saraf terjepit bisa diatasi dengan pemberian obat pereda nyeri, obat antiinflamasi, serta fisioterapi untuk membantu pemulihan.

Saat ini, untuk mengatasi saraf terjepit semakin dimudahkan lagi dengan adanya kemajuan metode dan teknologi khusus yakni endoskopi tulang belakang. Endoskopi merupakan teknologi berbentuk selang kecil yang dilengkapi dengan kamera dan lampu sorot di ujung, untuk melakukan inspeksi ke bagian dalam tubuh, tanpa harus melakukan pembedahan besar.

"Penggunaan endoskopi hanya memerlukan luka sayatan kecil sebesar 1-2 cm, sehingga proses operasi serta pemulihan pasca operasi juga menjadi lebih efisien dan cepat. Endoskopi biasa digunakan untuk pemeriksaan organ tubuh dalam seperti saluran pencernaan, namun juga bisa dan sering digunakan untuk mengatasi permasalahan tulang belakang, salah satunya yaitu saraf terjepit," ungkap dr. Rizki. 

Ada banyak jenis endoskopi tulang belakang dengan metode penanganan yang berbeda-beda, seperti Biportal Endoscopic Spinal Surgery (BESS), Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD), dan masih banyak lagi. Terkait ini, hanya dokter yang dapat menentukan metode mana yang tepat bagi setiap pasien, karena tiap kasus saraf terjepit memiliki permasalahannya tersendiri.

Itulah informasi mengenai saraf terjepit, salah satu gangguan kesehatan yang berisiko dialami oleh para pekerja. Semoga informasi ini bisa menambah kesadaran kita akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, ya!

Share
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Life

See More

Resep Rica-Rica Ayam Sederhana, dengan Rempah Tradisional

15 Des 2025, 21:37 WIBLife