5 Perangkat Penting untuk Kondisi Darurat Saat Terjadi Bencana Alam

Gunakanlah lentera tenaga surya sebagai sumber cahaya di malam hari, ya!

7 Maret 2021

5 Perangkat Penting Kondisi Darurat Saat Terjadi Bencana Alam
Pixabay/kazac-maksim

Faktanya, gempa bumi bisa terjadi kapan pun dan di mana pun tanpa mengenal waktu dan tempat. 

Terlebih lagi lokasi Indonesia berada dalam garis Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire yang dinilai rawan bencana alam seperti gempa bumi. Gejala alam seperti itu memang tidak bisa diprediksi kedatangannya.

Namun ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan ketika gempa bumi terjadi. Salah satunya dengan menyiapkan sejumlah alat yang bisa digunakan pada situasi tersebut.

Berikut Popmama.com informasikan 5 perangkat penting saat menghadapi kondisi darurat. Yuk, simak ulasannya!

1. Telepon satelit yang mempunyai ketahanan luar biasa

1. Telepon satelit mempunyai ketahanan luar biasa
blueskynetwork.com

Saat terjadi gempa bumi, secara tiba-tiba mungkin jaringan komunikasi jadi terputus atau kehilangan transmisinya.

Oleh sebab itu, penting bagi kamu menyiapkan telepon satelit untuk menjembatani komunikasi di kondisi darurat.

Telepon atau handphone yang satu ini menggunakan base transceiver station (BTS) yang ada di udara.

Dengan demikian, koneksi telepon satelit tidak akan terganggu. Bahkan telepon satelit memiliki baterai yang bisa bertahan sampai 80 jam dengan ketahanan luar biasa.

Editors' Pick

2. Handy talkie untuk komunikasi dua arah

2. Handy talkie komunikasi dua arah
dontwasteyourmoney.com

Saat terjadi kondisi darurat seperti bencana alam, perangkat alat komunikasi seperti Handy Talkie (HT) sangatlah penting.

HT yang berbasis radio frekuensi yang serbaguna ini akan sangat membantu kamu berkomunikasi dua arah.

Handy talkie sendiri menggunakan teknologi Push To Talk(PTT), yaitu pengguna handy talky harus menekan tombol untuk berkomunikasi dengan lainnya.

Tidak hanya itu saja, HT juga biasanya sudah dibekali dengan radio FM dan kapasitas baterai yang cukup besar.

3. Lentera tenaga surya untuk sumber cahaya di malam hari

3. Lentera tenaga surya sumber cahaya malam hari
amazon.com

Dalam kondisi darurat saat bencana alam terjadi, biasanya sering kali mengalami keterbatasan sumber listrik.

Nah, satu-satunya suplai daya yang bisa dimanfaatkan adalah menyiapkan lentera multifungsi disertai teknologi panel tenaga surya.

Dengan memanfaatkan tenaga matahari pada siang hari, kamu bisa menggunakan lentera tenaga surya sebagai sumber cahaya di malam harinya.

Lampu jenis ini pun memiliki ukuran cukup simpel untuk dibawa. Bahkan beberapa produk hadir sebagai powerbank, yakni terdapat port USB.

4. Emergency headlamp sebagai penerangan seperti senter

4. Emergency headlamp sebagai penerangan seperti senter
tokopedia.com

Bencana alam merupakan suatu hal yang kemunculannya tidak dapat diprediksi.

Jika terjadi bencana yang mengakibatkan listrik padam pada malam hari, menyediakan emergency headlamp adalah langkah tepat.

Emergency headlamp yang digunakan di kepala ini pun dapat dijadikan sebagai penerangan seperti senter atau lampu emergency. 

Apalagi kini sudah banyak perusahaan lampu besar yang telah memproduksi emergency headlamp dan dilengkapi tenaga surya sebagai sumber dayanya. Maka kebutuhan pencahayaan akan terlengkapi.

5. Water purifier portable untuk menetralisir air

5. Water purifier portable menetralisir air
themanual.com

Saat terjadi kondisi darurat seprti bencana alam, menghadirkan water purifier portable adalah langkah terbaik untuk menetralisir air.

Pasalnya, air bersih menjadi salah satu kebutuhan yang paling sulit dipenuhi dalam kondisi darurat.

Pada umumnya, water purifier portable memiliki sistem teknologi pemurnian air yang dipakai di dalam setiap produk ini, yaitu distilasi, deionisasi dan reverse-osmosis. 

Fungsi ketiganya untuk menyingkirkan sekitar 90%-95% zat berbahaya dan bakteri maupun kuman di dalam air.

Demikianlah kelima perangkat di atas. Semuanya bisa berperan penting dan akan sangat berguna dalam menghadapi situasi darurat yang terjadi kapan saja.

Baca juga:

The Latest